Wishes

20 5 0
                                    

Suatu hari di bulan Agustus, dimana saat-saat mulainya tahun baru pelajaran. Aku kembali melakukan aktifitas sekolahan ku seperti biasanya, setelah selesai waktu pembelajaran aku pun mendatangi bangku sahabat lamaku lalu aku menyapa dengan salah satu kepribadian ku yang nampak ceria.

"HAAII!! pakabs cOOY?! gimana gimana nih liburannya? asik gak? kemana aja? bawain aku oleh oleh ga nih? heeeuhh kangen suasana sekolaahh astagaaaa!" ucap ku sesambil menepuk pundaknya lalu duduk di sampingnya.

"Astaga, kamu tuh ya ga berubah-ubah dari dulu hyper mulu napadah! kalem dikit astaga sans dong anj*ng." ucap Lauren sontak membuat dirinya kaget karna ulahku yang menurutnya cukup mengganggu dan menyebalkan.

Ya aku dan Lauren memang sudah berteman cukup lama, bahkan ibu kami sudah saling kenal juga sewaktu mereka remaja. Lauren adalah salah satu murid baru di sekolah ku saat memulai smester 2 tahun lalu ,ia lansung mudah mendapatkan teman karna dia murid baru ,cantik, dan dia juga cukup pintar, ia juga mendapatkan rank 1 di sekolah lamanya dan sempat mendapatkan juara harapan 1 di olimpiade ipa 2 tahun lalu. Namun, semenjak ia sekolah lama di sekolah ku hubungan kami mulai sedikit demi sedikit renggang karna dia dekat dengan salah satu teman sekelas kami yang bernama Ratu, sikapnya juga mulai berubah terhadapku dari yang dulu dia adalah seorang anak polos, sopan, nan ramah namun sekarang menjadi kasar, judes, dan cenderung bermuka masam ketika ku hampiri. Aku merasa cukup sakit hati akan hal itu, padahal dulu jika ia memiliki masalah.. dia selalu curhat kepadaku, selalu ku lindungi jika ada yang menyakitinya, selalu menjadi kawan setianya. Semenjak kehadiran sesosok Ratu di hidupnya, dia pun berubah menjadi orang yang dahulu ia tak suka.

"yaudah sih.. maap deh..." ucap ku tunduk di hadapannya.

"ya, emang ada paan si?" ucap Lauren sambil mendecak lalu menatapku tajam.

"yaa gaadaa siihhh, nyapa doang elah masa gaboleh ke sahabat ndiri? ya kali dah. Eh ren kamu tau ga si katanya ada anak baru lagi di sekolah ini?? kamu tau ga orangnya siapa? biasanya kan kamu uptodate noh sama Ratu/?"  ucap ku sambil memainkan handphone ku sambil sesekali menatapnya yang nampak tak terlalu meng acuhkan kehadiran ku.

"cerewet amat si? bawel bener su panas kuping aku dengerin ocehan kamu nuh kayak burung, bacot tau ga?" ucap nya sambil semakin terasa terganggu akan kehadiran ku.

"yeeee! ni anak yak, di tanyain malah nanya balik dihhh WAAHAHA" ucap ku sambil menybunyikan rasa sakit hati karna omongannya yang berbeda dari biasanya.

"ya, tau. Ngapa? pengen ngegaet? (gebet)" ucapnya sambil kembali melanjutkan membaca buku novel favoritnya.

"yaaa engga jugaaaa.. cuma pengen tau aja ehehee, siapa tau kan? lagi pula aku udah lama ngejomblo sama gapunya gebetan semenjak 3 setengah tahun yang lalu.. yaa mau coba coba ajaaa, kali aja nyantol/? (pas)" ucapku sambil memainkan kuku ku.

"serah dah, noh anak kelas B. Klo mau cari, cari aja namanya Christan" ucap Lauren sambil meregangkan badannya.

"Hah Christian? Maksudnya?? hah ah masa si Christian yang itu??" tanya ku dalam hati.

Aku memiliki sahabat dekat bernama Christian, kami bertemu lewat game online. Karna itulah kami bisa bersahabat, sudah hampir 2 tahun kita bersahabat. Aku cukup menyukainya sebagai "Lebih dari seorang teman" ntah mengapa bisa begitu, terkadang cinta itu buta.. tak memandang siapa orang itu,  tak memandang bagaimana ia bersikap, tak memandang bagaimana mereka menganggap kita sebagai apa. Aku melanggar janji diriku sendiri, dahulu aku berjanji untuk tidak akan pernah mau menyukai bahkan mencintai seseorang lebih dari teman. Namun apa daya, cinta tak bisa di larang secara paksa. 

"aSHIYAAAP BOSSQ TENKSSS yhAa!" ucapku dengan senyum lebar lalu pergi menghampiri kelas B.

*sesampainya di kelas B*

Trapped Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang