Sesosok itu adalah Lauren dan aku sangat kaget melihat kejadian ini, sontak membuatku lansung bertanya pada Chris.
"Kamu kenal Lauren?" tanya ku padanya.
"iya, dia mantan ku dulu. Jujur, masih gamon liatnya. Aku sangat menyesali keputusan kami dulu, aku masih sangat mencintainya namun... ah sudah lah tak usah hiraukan." jawabannya pun membuat hati ku cukup merasa teriris, rasanya sangat sakit mendengar kenyataan ini, namun apa daya..
*esok harinya*
"EHHH LAUREENNN, pakabss? dah tugas blom???" sapa ku pada Lauren sekaligus menanyakan tugasnya.
"paan? mo nyontek? ogah." jawabnya ketus.
"IDIH. Geer bener astagaa, nanya doang gilak lagi pms kaliya?" canda ku padanya.
"bacot gobl*k." aku hanya bisa terdiam karna merasa sakit hati atas perkataannya padaku. Mengapa cara berbicaranya pada ku dan Ratu sangat berbeda? Mengapa dia harus mengatai ku seperti itu? rasanya sangat menyakitkan bagiku. Akhirnya suasana di antara diriku dan Lauren hanya bisa terhening.
"Ada apaan sih lex? lu dateng-dateng gajelas cuma ngeliatin doang." celetuk Ratu di tengah-tengah keheningan itu.
"ya.. gapapa kali.. kan Lauren sahabat aku juga toh? kok ngatur sih.." ucapku tunduk pada mereka.
Lalu omongan ku hanya di abaikan, aku di anggap tidak ada. Jujur disitu aku sangat merasa tersakiti akam tingkah laku mereka yang semakin menjadi, aku juga merasa sakit hati atas perilaku Lauren padaku. Apa salah ku? mengapa dirimu berubah? dimana janji-janji yang kau tanamkan dulu bersama ku ren? mana? sungguh ku sangat sakit hati dan kecewa padanya.
"emm.. ren.. emang bener klo Christian mantanmu?" tanya ku padanya, sontak yang awalnya Lauren dan Ratu asik berbicara tiba-tiba Lauren terdiam dan menatapku kesal.
"tau dari mana?" tanya nya dengan nada ketus.
"Asal lo tau ya Alexandra, Christian sama Lauren tuh emang mantanan tapi mereka masih saling suka. Ngerti? jadi jangan harap lo-" ucap Ratu yang lansung memotong pembicaraanku dengan Lauren.
Kata-Kata yang disampaikan oleh Ratu sangat membuatku terluka, aku sangat merasa tersakiti di waktu itu. Aku merasa benci, sakit, emosi, dan terbakar api cemburu. Akhirnya aku lansung berdiri dari kursi bangku dan menggebrak bangku mereka.
"EH LO DIEM DEH GADA URUSAN SAMA LO. GUA NANYA KE SI LAUREN BUKAN LO! KENAPA SIH TIAP GUE DEKET SAMA SI LAUREN LU KELIATANNYA GA SUKA BANGET?! GUA UDAH DARI LAMA MENDEM RASA SAKIT HATI GUE SAMA LO YA RA!" Ucap ku dengan nada membentak Ratu sambil menunjuk dirinya di kelas, nada emosi ku membuat seluruh anak kelas memperhatikan ku dan mereka. Akhirnya karna merasa tak berdaya ku hanya bisa menenangkan diri lalu kembali duduk di kursi yang kududuki tadi. Semenjak hal itu aku, Lauren, dan Ratu tidak pernah saling berbicara sekitar 4 bulanan.
3 Bulan lagi sekolah akan mengadakan Study Tour berbarengan dengan hari ulang tahunku, hubungan ku dengan Christian semakin dekat. Seiring waktu berjalan aku semakin menemukan fakta fakta baru bahwa selama ini Christian dan Lauren saling memendam rasa aku bukan siapa siapa bagi mereka, namun pepatah mengatakan "Jika kau tak mau mencoba, maka kau tak akan tau apa yang akan terjadi." karna itu aku mau menyatakan perasaan ku pada Christian secepatnya.
Suatu saat sebelum study tour pada akhirnya aku menekatkan diri untuk menyatakan perasaan ku pada Christian. Aku berencana menyatakannya sesaat pulang sekolah, aku terus berdoa kepada tuhan bahwa aku dan Christian memiliki perasaan yang sama.
*bel pulang sekolah* mendatangi kelas Christian*
"em.. ada Christiannya?" tanya ku pada salah satu teman sekelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Teen FictionAlexandra hanyalah seorang remaja wanita biasa, berasal dari keluarga yang sangat mampu, cantik, juga baik. Keluarganya adalah orang-orang bisnis, kedua orangtuanya sibuk bekerja sampai-sampai harus meninggalkan putri sulungnya. Alexandra seharusnya...