Pembukaan.

12 2 0
                                    

Sudah saatnya ku bangun dari ilusi yang aku bangun sendiri. Waktuku telah habis sampai disini. Sang pemeran utama telah kembali, mengisi tempat yang sempat kusinggahi.

Ini adanya ku sungguh bahagia. Kunikmati setiap inci sakit mencinta. Tugas ku hanya menemani di sela waktu.

Karena pemeran pengganti hanya datang saat butuhmu.

🎈

"Kamu bilang kisah cintanya sangat menyedihkan," kataku ketika kaki kami berhenti melengkah tepat dihalte bus.

Kamu diam tak menjawab. Malah dengan asik mengikatkan jaketmu di pinggulku.

"Iya, cinta mereka hanya sesaat. Bahkan aku pikir itu bukan cinta. Itu hanya sebuah perasaan ingin mencoba," Walaupun tak digubris, aku tetap berceloteh. "Aku kasihan."

Setelah selesai, kamu berdiri tegap dihadapanku. Menatap ku dengan dalam. Aku mencoba membaca pikirannya, tapi tidak bisa. Aku bukan paranormal.

Kamu melangkah mendekat. Mengikis jarak kita dan memegang bahuku ringan. Dia menarik nafas sebelum berkata, "kita pun sama menyedihkannya. Kita saling suka tapi tak bisa bersama. Bahkan ketika kita putuskan untuk pergi dari planet ini pun kita tetap tak bisa. Takdir kita menentang."

Aku menahan nafas mendengarnya. Aku terlalu sibuk menilai kisah cinta orang lain hingga tak sadar kisah cinta ku tak seindah itu.

"Kita sama. Sama-sama ingin bersama tapi tak bisa."

🎈

Kedua insan itu pun berpelukan. Menyadari betapa sulitnya mereka hanya untuk berbagi cerita. Bahkan lebih sederhana dari itu. Mereka hanya ingin duduk berdampingan, tidak. Mereka hanya ingin saling menatap. Sangat sederhana. Tapi mengapa sangat sulit?

Mereka benci itu. Tapi, apa boleh buat? Suka tak suka duka yang dihadapi, mereka berdua harus tetap hidup. Saling mencintai dalam diam. Tak ada yang tau, seberapa besar rasa mereka.


*To be continue*

Retno,
29 Maret 2019

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang