"Tap tap tap"
Dengan pelan aku melangkahkan kaki menuju kelasku, sudah banyak teman-temanku yang datang, aku mengganggap mereka semua adalah teman, ntah kalau mereka?
"Hei! Palu mimpi apa lagi yang kau punya hari ini!"
Aku hanya membisu tak ku masukkan dalam hati apa yang mereka katakan. Aku berlalu menghampiri tempat dudukku, pelan-pelan ku rapikan kursi dan meja ku. Aku tak heran melihat tempat untuk belajarku berantakan. Ucapan mereka tadi dan pemandangan saat ini sering ku dapati setiap hari.
Tak ada yang membelaku karna memang aku tak mempunyai teman sekalipun itu satu. Oh iya aku mempunyai teman yang hampir aku lupakan, temanku adalah pensil, teman yang ku perlukan saat keluar main tiba seperti biasa aku menggambar lagi. Aku menghabiskan waktu dengan cara seperti ini, walaupun caraku sama sekali tak mengganggu mereka, tetap saja mereka terus menggangguku.
"Hei palu! Halusinasi apa yang kau buat!"
Dengan paksaan mereka mengambil kertas yang sudah ku gambar tadi.
"Seorang wanita tua lagi? Kenapa kau sering menggambar wanita ini? Apakah dia ibumu ha?"
Tanpa adanya berpikir dosa mereka mengoyakkan hasil gambarku lagi dan lagi dan pergi begitu saja tanpa rasa bersalah.
Aku tak kuasa menahan kesedihan ini mengeluarkan air mata sembari memungut bagian-bagian yang tersisa. Karna gambar itu tak lain dan tak bukan adalah ibuku. Ibu yang sudah meninggalkanku 10 tahun yang lalu, aku terus menggambar sosok ibu dengan begitu aku tak akan pernah lupa dengannya. Aku juga terkadang bingung dan sedih, bagaimana tidak? Aku selalu dibully seperti ini.
Sepulang sekolah aku kembali kerumahku yang tak seberapa luas itu. Hanya aku dan ayah, ayah yang bekerja sebagai wartawan menjadikan ia sibuk akan pekerjaan.Sudah terbayang bukan betapa sepinya rumahku ini?
Dirumahku aku juga sering menggambar atau sekedar menulis ungkapkan rindu buat ibu. Selain pensil temanku ada juga obat tidur yang temani saat aku terlelap karna tanpa obat tidur bisa-bisa aku tidak tidur semalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
PALU [END]
Teen FictionIni tentang mimpi, dimana aku merasa bahwa mimpiku lebih indah dari kenyataan. Namaku Kimi tapi mereka sering menyebutku "palu" karna mereka menganggapku perempuan halu. Aku tak menyangkal sebutan itu sebab aku sering berhalusinasi dengan menggambar...