Ketika semua telah menjadi silam, aku tak percaya.
Karena detakan raga tak kan pernah mati.Pada awalnya semua terasa manis.
Ketika kalian tertawa memperlihatkan gigi, aku tak sanggup menatap terlalu lama.
Sebab aku punya gejolak rasa, bahwa dalam sekejab mata semua akan sirna.Paginya matahari begitu berani memperlihatkan diri.
Tapi ketika langit perlahan muram, ia sudah tak sanggup berlama-lama di istana udara.
Gemetar, dan memilih menyingkir dari singgasananya.Saat itu lah aku tahu.
Segalanya sudah tiada.
Dan tentunya, tak ada kalimat baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHILEIN
PoetryUntuk siapa saja yang berada dibumi. Menapak atau tidak aku tak peduli. Ingin berhenti atau menetap terserah padamu. Karena tak ada bedanya, toh, kalian juga akan pergi. Publish 21 Mei 2019 ©by akupadi