Kuntilanak

111 10 0
                                    

Kuntilanak, pasti yang pertama kali terlewat dipikiran kalian adalah sosok hantu wanita bergaun putih dan berambut panjang, muka seram dan suara tawa melengking yang khas menjadi ikon baginya.
Kuntilanak sendiri berasal dari kata "Pontianak" yang artinya Perempuan Mati Beranak. Menurut mitos setempat, hantu ini suka menetap disuatu pohon yang rindang dan suka menculik atau mengganggu bayi yang baru lahir. Namun tahukah kalian bahwa Kuntilanak tidak seburuk itu ?

Dikisahku, akan kuceritakan tentang "Dia", teman kuntilanakku.

Dimulai ketika aku berumur 16 tahun dan aku masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Kejuruan, masa ketika hidupku penuh gangguan dari "Mereka yang tak terlihat". Ya, dari kecil aku memang sudah sensitif, tapi entah kenapa ketika menginjak usia remaja kesensitifan itu berkembang sehingga mulai terjadi hal-hal aneh dalam diriku, bahkan aku sampai sakit dan harus cuti 1 semester dari sekolah. Aku jadi sering melamun, sering kesurupan, dan yang paling aku benci adalah ketika harus melihat wujud tak beraturan mereka waktu malam sampai aku jadi insomnia karenanya.
Beberapa waktu sudah kulewati, walaupun gangguan-gangguan itu masih ada, tapi aku sudah mulai terbiasa dengan itu hingga suatu saat mulai ada teror dari sosok tak kasat mata yang terus-terusan datang menggangguku.
Entah darimana dia datang, yang kutahu dia selalu memunculkan diri disekitarku, menimbulkan suara, bahkan dia mampu menggerakkan benda walau itu jarang terjadi. Dari situ aku mulai merasa risih. Setelah aku telusuri berhari-hari, ternyata aku sedang diikuti sosok wanita bergaun putih, berambut panjang dan berwajah pucat. Satu hal yang khas darinya, setiap dia hadir pasti akan tercium bau harum bunga. Aku berusaha tak merespon keberadaannya, tapi terornya membuatku tak bisa mengacuhkannya.

Hari demi hari sudah terlewati, namun dia tak kunjung pergi dan tetap menerorku, kata temanku yang juga seorang "indigo", kuntilanak itu menyukaiku, hingga akhirnya karena aku kesal pada sosok itu, akupun mengajaknya berkomunikasi.

Satu kali percobaan berkomunikasi aku gagal, hingga beberapa percobaan akhirnya akupun berhasil berkomunikasi dengannya, dan dari komunikasi batin itu kuketahui bahwa tidak ada aura negatif didalam dirinya, hanya ada rasa kesepian, kecewa, dan kesedihan mendalam. Serta satu hal yang kuketahui, dia bernama "Arum".

#Bersambung

#Hanya jika kalian suka cerita ini, vote, coment, dan share !

#Terimakasih

Diary Kuntilanak ArumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang