Part 1

34 3 1
                                    

Jangan lupa vote & comment ya

Happy reading..




Seorang gadis berambut panjang berseragam putih abu abu berjalan dengan santai di trotoar. Padahal gerbang sekolah akan ditutup 3 menit lagi, dan perjalanannya ke sekolah masih membutuhkan waktu 10 menit.

Saat sampai di depan gerbang, wajahnya masih tetap santai walau gerbang sekolah sudah ditutup 7 menit yang lalu. Berbeda dengan siswi di sebelahnya yang juga terlambat seperti dirinya, wajahnya terlihat panik. Takut amat kena hukuman batin gadis itu.

***

"Kamu lagi, kamu lagi. Ga bosen kamu dapet hukuman terus?!" marah Pak Ibnu –guru kesiswaan- dengan matanya yang tajam setajam silet.

"Enggalah pak. Dengan saya terlambat saya jadi ga masuk jam pertama karena dapet hukuman terus. Selagi ada kesempatan, saya gunain kesempatan itu sebaik-baiknya" jelas gadis itu.

Pak Ibnu memijat pelipisnya karena lelah terus berurusan dengan gadis itu. "Udah sekarang kamu ke lapangan, bersihkan lapangan sampai bersih!" perintah Pak Ibnu

"Njehhh" selalu kata itu yang terucap dari mulutnya.

Gadis itupun berjalan ke tengah lapangan, sesuai intruksi dari guru tersebut. Saat ingin mengambil sampah, ada yang memanggil namanya, membuat gadis berambut panjang itu menghentikan kegiatannya.

"Woi leya" panggil temannya. Yap, nama gadis berambut panjang yang sedang menjalani hukuman itu adalah Aleya .Lebih tepatnya Devina Maleya. Dan teman yang memanggilnya tadi adalah Merliah Siregar. Bersekolah di SMA Dewana. Sekolah elite yang berada di Jakarta.

Devina Maleya, seorang anak broken home dari sebuah keluarga yang cukup terpandang. Memiliki sebuah kelompok beranggotakan 5 orang. Pastoer, merupakan nama kelompok tersebut.

Dulunya, Leya adalah anak baik – baik dengan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Tetapi semua itu musnah karena sebuah insiden di masa lalu yang merenggut satu korban jiwa dikeluarganya.

Ditambah saat Pak Hendrik –ayahnya- menikah dengan Bu Marie, ibu tirinya itu selalu kasar pada dirinya dan adiknya. Semenjak itu, Leya menjadi nakal. Meskipun begitu, Leya masih memiliki sisi baik dalam dirinya.

Cukup terkenal di SMA Dewana, bukan tanpa sebab dia dikenal banyak siswa dan guru di sana. Dia sudah menjadi langganan BK, hingga sampai sekarang.

"Apaan si, ganggu orang lagi clean clean lapangan ae" jawab Leya dengan muka datar sedatar tembok kelas.

"Heh bule amatir, gue ke sini mau nyelametin lo dari raja rimba. Nih sekalian gue bawain minum. Kasian gue ma lo, takutnya ntar mati keausan kan galucu malah ngakak" balas Liah seraya menyerahkan sebotol minuman soda.

Leya pun menerima dengan wajah kesalnya. "Definisi temen jahanam gini nih. Btw thanks minumnya." Leya tersenyum lalu meminumnya dan pergi ke kelasnya.

"Esedbu tu bocah main ngacir ae guenya ditinggal. Untung anak orang, kalo anak jin udah gue masukin botol kali ya." gumam Liah kemudian mengikuti Leya yang sudah berjalan cukup jauh.

***

Leya dan Liah menyusuri koridor lantai 2. Saat melewati toilet, perjalanan mereka terhenti karena mendengar sebuah suara dari dalam toilet laki laki. Seharusnya koridor sepi karena sekarang masih jam pelajaran kedua.

Karena penasaran, Leya pun masuk ke toilet laki laki karena ia mendengar suara itu dari dalam sana. Leya tercengang mendengar suara laknat yang tak asing di salah satu bilik toilet. Leya berpikiran bahwa yang ada dalam toilet itu adalah Farrel.

Farrel atau lebih lengkapnya Farrelion Alamsyah, teman sebangku sekaligus teman satu gengnya itu sangat mesum. Seringkali Leya menciduk Farrel yang sedang melakukan cabang olah raga lima jari di lab kimia.

"Woe rel kereta, kalo mau skidipapap jangan di sekolah. Kegap orang lain mampus lo." Ucap Liah sambil menggebrak bilik toilet tempat Farrel berada.

"Iya bacot." Farrel pun keluar dari dalam bilik dengan tangan yang sedang menaikan retsleting celananya. "Ngapain lo bedua di sini, ini kan toilet cowo. Ntar pada nyangka lo lagi ngintipin cowo mampus lo"

"Bacot gue ke kelas" ucap Leya yang berlalu pergi dari toilet melanjutkan perjalan ke kelasnya yang sempat tertunda, yang kemudiannya diikuti oleh Farrel dan Liah.

Kelas mereka bertiga sama kecuali Ara dan Riko. Adiva Arafah dan Riko Saputra, dua orang temannya yang juga merupakan anggota Pastoer .Kelas Leya, Liah, dan Farrel 11 IPA 1. Sementara Ara dan Riko di kelas 11 IPA 3.

***

Bel berbunyi tanda pulang sekolah. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing masing. Saat semua siswa sudah keluar, hanya ada satu siswi yang masih di dalam kelas 11 IPA 1. Ya, gadis itu adalah Leya.

Di saat semua orang paling senang ketika saatnya pulang ke rumah, Leya malah malas dan tidak suka. Kalau menurut orang, rumah itu tempat yang paling nyaman. Berbeda dengan Leya yang menurutnya rumah itu seperti neraka baginya.

Dimana keluarganya mengasingkan dirinya dan adiknya. Menganggap dirinya itu seperti orang asing dan selalu disiksa oleh ibu tirinya yang kejam. Selalu menggangapnya seperti sampah yang tidak berguna.

Saat ia sedang berjalan di parkiran samping sekolah, ia merasa seperti ada yang mengikutinya dari belakang. Leya pun menengok ke belakang, tetapi tidak ada siapapun di sana. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya ke luar gerbang.

Belum sempat langkahnya mencapai luar gerbang, ada seseorang yang menarik tangannya.

***

TBC

Nahloh siapa yang narik Leya

Maaf kalo banyak kata yang salah. Maklum, baru pertama kali bikin cerita gini

Sekian terima gaji

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Battle AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang