50 - Maaf

10.4K 1K 149
                                    

Sudah 3 hari Lena mengunci dirinya di kamar.

Ia tidak mau keluar dari kamar, apalagi keluar dari rumah.

Setiap pagi Lino selalu datang ke rumah Lena. Tapi tetap sama, Lino menunggu sampai larut malam di depan pintu kamar Lena, Lena tetap tidak mau bertemu dengan Lino. Berbicara pun tidak mau.

Jika ada kalimat 'Aku bisa gila bila tanpamu', mungkin itu yang sekarang Lino rasakan.

Dia merasa gila karena sudah sepuluh hari ia tidak bertemu dengan istrinya semenjak ia kecelakaan itu.

Lena sendiri pun tidak tahu bahwa suaminya mengalami kecelakaan.

Di dalam kamar Lena hanya bisa menangis. Dan terus menolak panggilan suaminya dari luar.

••••

Jeongin berjalan memasuki rumah sakit sambil menjinjing sekantung plastik berisikan buah-buahan segar.

Ia akan menjenguk Shuhua.

Ia tahu, Shuhua sangat kejam karena sudah merusak rumah tangga kakak sepupunya dan Lena. Tapi mau bagaimana pun, Shuhua tetaplah gurunya di sekolah.

Kini ia sudah berdiri di depan pintu ruangan Shuhua.

Pintu ruangan Shuhua sedikit terbuka. Jeongin dapat melihat ada Shuhua yang sedang duduk di atas bangsal bersama Ibunya.

Saat Jeongin mau mengetuk pintu, ia mengurungkan niatnya saat di dalam ruangan itu Shuhua sedang menangis.

Jeongin memdekatkan telinganya ke celah pintu, ia penasaran apa yang sedang mereka bicarakan sampai Shuhua menangis seperti itu.

"Aku pengen ketemu Lino, Bu..."

"Tapi peletnya udah hilang semenjak dia kecelakaan. Gimana dong?"

Jeongin membulatkan kedua matanya. "Pelet?"

"Gak mau tau pokoknya Lino harus dikasih pelet lagi. Shuhua pengen nikah sama Lino, Bu!"

"Udahlah Shuhua. Mendingan kamu cari cowok lain yang lebih ganteng, lebih tajir daripada si Lino itu. Cari yang masih bujangan aja. Kalo udah beristri ribet jadinya."

"Nggak Bu! Shuhua cinta sama Lino!"

Jeongin menjauhkan dirinya dari pintu ruangan Shuhua.

"Ternyata ini, jawaban kenapa Bang Lino jadi berubah."

Jeongin langsung berlari keluar dari rumah sakit.

••••

Jeongin keluar dari mobil grab setelah dia selesai membayar ongkosnya.

Saat ini ia sedang berdiri di gerbang rumah Lena.

Ia memencet bel gerbang rumah Lena, dan saat itu juga security rumah Lena datang menghampiri Jeongin lalu membuka gerbangnya.

"Siapa ya?"

"Saya Jeongin, Pak, sepupunya Bang Lino."

"Oh Pak Lino beserta orang tuanya ada di dalam, silahkan masuk Dek."

"Terima kasih Pak."

MTMH | Lee Know [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang