Chapter 1

6 0 0
                                    

"Anak – anak kita kedatangan murid baru hari ini, silahkan perkenalkan diri" kata ibu guru.."baik bu, halo... selamat pagi teman – teman nama saya Tasya Gita Sasmitro, saya pindahan dari Surabaya" kataku memeperkenalkan diri, "Kenalan dong, gue Fiko anak paling ganteng sekelas hahaha, udah punya pacar belom caaannntik" katanya keras "ahahhahahahahaa" yang di sambut tawa teman – teman yang lain, kemudian deri belakang Vian memukul Fiko dengan buku.. ya merekan berdua bukan lah seorang yang asing bagiku mereka adalah sahabatt kecilku dulu saat aku masih tinggal di Tangerang dan itu alasan mengapa aku memutuskan untuk masuk ke SMA Bina Mulia. Aku sangat dekat dengan mereka atau mungkin hanya aku yang mau berteman dengan dua bocah itu. Pertama Vian Randika alias monyon karena dulu dia sangat pendiam sehingga banyak anak-anak yang jahil kepadanya, dia gak pernah ngebales atau marah dan yang dia lakuin kalo di jailin cuma monyong – monyongin bibir, yang kedua Fiko Wijaya alias cilok karena dulu kepalanya licin kaya cilok mateng ha..ha.. alias gundul, sewaktu SD dia suka njambakin rambut anak cewe sampe nangis katanya biar ikutan gundul juga memang badung banget si anak satu itu.

Oya aku di Tangerang tinggal ber dua sama kakak laki – lakiku namanya mas Tio dia salah satu dokter di rumah sakit di Tangerang, alasanku pindah kesini sebenarnya sedikit ada paksaan dari kakakku itu dia bilang ke orangtua kalau aku harus pindah, agar terpantau dan pergaulan jaman sekarang membahayaka katanya.. ya walaupun aku di Surabaya ngekos memang dia fikir aku macam – macam? tentu saja iya ha..ha.. tapi bukan yang aneh – aneh paling hanya jalan dengan teman sampe jam 10 malam itu aja. Perlu kalian tahu di rumahku itu ada peraturan hanya kakakku yang boleh keluar malam dan anak perempuan tidak boleh dengan alasan apapun kecuali dengan keluarga, bayangkan ketidak adilan macam apa yang terjadi denganku dan sekarang aku kembali dalam pelukan kakakku yang protektif itu. "Berangkatnya bareng Vian, Fiko kan?" kata kakakku "njeh mas njeh, aku kan dah besar lho kenapa to kalo aku brangkat sendiri? monyon cilok juga kasian kan tiap hari harus mampir kesini" kataku kesal, kakakku sangat sibuk tapi harus aku akui dia sangat baik dan perhatian sekali.

Hari-hariku berjalan dengan lancar sesuai rencana hingga suatu hari masalah itu datang. "Lo tuh sok kecakepan banget si jadi anak!!" kata siswa cewek yang gak aku kenali muka dan namanya, "Aku??.... cantik? maksudnya?" sahutku bingung.. "Ya elo.. awas lo sampe macem-macem" timpal mereka lagi, aku hanya mengangguk dan bertambah bingung sebenarnya mereka itu siapa? dan kenpa bilang aku cantik ya walupun tanpa mereka bilang aku juga sadar bahwa aku cantik ha..ha.. rasa percaya diriku meningkat derastis. Aku terus berfikir apa mereka pacar monyon atau cilok? apa mereka merasa tersaingi? Hah... rasa pedeku kembali melonjak ha..ha..ha..nanti kalau sudah di rumah aku akan bercermin untuk memastikan pikirku hingga tertawa sendiri tanpa sadar. "Hei, kamu gak papa?" kata seorang cowok yang menurutku lebih ganteng di bandingkan dua sahabatku ya.. cowok ini lebih mirip oppa-oppa korea kulitnya putih mulus jauh jika di bandingkan dua sahabatku yang buluk itu. "Enggak.." aku jawab ketus sambil ber lari meninggalkannya. "Lama banget si lo.. " kata Vian protes, "Tau nih dugong, lu jalan apa ngesot si lama amat... kliling bumi dulu lo! Hah!!!" timpal Fiko, yap.. perlu kalian tau aku di panggil dugong oleh dua sahabatku ini alasanya kerna dulu sewaktu kecil aku gemuk dan gerakku agak lelet ituu dulu ya sekarang aku sudah langsing tapi apa daya panggilan itu sudah terlanjur melekat dan mendarah daging.

Hari ini sepulang sekolah kita berencana untuk nongkrong di kafe milik mas Allan sekaligus merayakan kepindahanku, kafenya tidk terlalu jauh jadi kami memutuskan untuk naik taksi online saja. Sesampainya di sana kami di sambut mas Allan "Hey... dugongku cantik makin cantik aja dah lama banget gak ketemu, brapa tahun ya trakhir waktu kamu kelas 6 SD ya?? Aku tersenyum dan membalas pujiannya "ha..ha..ha.. makasih mas bisa aja ngegombalnya" kemudian aku lihat monyon dan cilok saling lihat – lihatan "wait.. maksudnye ape ye dugongku?? Kakak lo ngajak perang ni nyon kayaknya!!, dugong ini hanya milik kita udah ada hak paten nya tauukkk" kata Fiko protes, yang di balas ketawa terbahak – bahak oleh mas Allan. "Dah... duduk sana" kata mas Allan sambil menggiring kami duduk lalu pergi. Tiba tiba dari luar jendela aku melihat cowok ganteng yang tadi menyapaku di sekolah bersama cewek yang mungkin pacarnya, mereka menuju kafe tempatku berada. "Kay... " panggil Vian ke cowok itu, apa? Cilok dan monyon kenal dia? tanyaku dalam hati dia siapa?


Apakah Aku?Where stories live. Discover now