.
.
.Aku sudah lama berpacaran dengannya. Ya, lelaki itu
Namanya Jeon Jungkook.
Lelaki berparas tampan yang memiliki kulit yang putih nan mulus, serta gigi kelincinya yang khas di ukiran wajahnya.
Um... Sudah 5 tahun aku menjalani hubungan ini dengannya. Sekarang, kami berdua sedang menuju proses serius. Tinggal menunggu beberapa bulan lagi, kami akan memiliki seutuhnya.
Siang ini, aku pergi ke rumahnya. Ya, itu memang rutin aku lakukan, walaupun hanya sekedar melihat dan mengetahui keadaannya.
"Oppa..." Rengekku padanya, uh... Aku sangat tak suka sikapnya belakangan ini. Selalu fokus dengan ponsel genggamnya. "Kau sedang apa, sih, sampai ke asyikkan begitu? Bisakah kau berhenti? Ada aku, lho, disini..."
Ia menoleh padaku lalu menyungging senyumnya. "Ah, oke, oke. Aku minta maaf."
Ia langsung menghampiriku. Mendekapku dengan erat. Inilah adegan yang aku suka ketika sedang bersamanya.
"Aku tak sabar..." Ucapku seraya menenggelamkan kepalaku sendiri pada dada bidangnya.
"Untuk apa?" Tanya nya.
"Eh? Kau lupa? Tentu saja dengan pernikahan kita nanti..." Balasku antusias.
Ia menggaruk tengkuknya yang bahkan tidak gatal itu. "Astaga, aku hampir melupakannya..."
Kami berdua terkekeh kecil.
"Kau tahu, ada satu yang aku takutkan sekarang." Ujarku padanya, "Aku takut, kau menyembunyikan sesuatu dariku..."
Seketika ia mengerutkan keningnya, "Hah? Maksudmu?"
Aku menghela nafas panjang, "Ya... Contohnya kau akan meninggalkanku karena wanita lain."
"Astaga, mengapa kau bicara seperti itu? Aku tak mungkin seperti itu, (y/n)... Kau tahu itu, kan?"
Aku hanya mengangguk. Lalu makin mengeratkan dekapannya.
Perlahan, ia mengecup dahiku dengan sangat lama. Sepertinya yang ia katakan memang benar... Tanpa bukti pun aku mempercayainya. Ia akan mencintaiku selamanya.
.
.
.
Esok paginya, aku kembali pergi ke rumahnya. Namun ini sedikit berbeda, karena kehadiran orang asing bagiku yang tiba-tiba saja datang ke rumahnya.
"Kau... Siapa?" Aku mulai memberanikan diri untuk bertanya agar tak ada kesalah pahaman.
"Oh, aku Nam Sohee. Rekan kerja Jungkook." Ia mengangkat tangannya, "Salam kenal..." Lanjutnya ketika kami berjabat tangan.
"Eh, (y/n)... Kenapa kau datang?"
'Kenapa'? Sungguh pertanyaan yang cukup membuatku heran.
"Ah, soal ini, jangam salah paham, ya. Ia hanya rekan kerjaku."
"Ah, iya. Aku mengerti. Tapi... Apa Oppa sibuk sekarang? Kalau memang sibuk, aku akan pulang. Aku tak ingin kau terganggu dalam menjalankan pekerjaanmu."
Namun bukan ini yang aku harapkan. Tak seperti biasanya,
"Kalau ingin pulang, silahkan saja. Lagipula aku benar-benar sibuk sekarang, kan, Sohee?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day With You
FanfictionGak jago bikin deskripsi, makasih -,- Just imagine with Bangtan, tidak dengan yang lain :v Rated? I don't know intinya bukan rated M. 👌 Happy reading~ All part as you POV ;)