Part 1

4 2 0
                                    

Mencoba mengenalmu adalah langkah utama ku

*
*
*

Pukul 05:00 seorang gadis masih setia dengan selimutnya, dia mengeliat mendengar mamahnya yang kini sedang menggoncangkan badannya.
"Ra bangun ra !!!".

Namun tak ada respon dari si pemilik selimut, hingga Reffana merasa gondok dengan anak perempuannya ini, dia kembali memekikan suaranya
"Ra bangun ini udah jam 07:00 kamu gamau berangkat sekolah ya? "

Zahra tiba-tiba membuka matanya dengan tergesa gesa dia ngacir menuju kamar mandi yang ada di kamarnya, Reffana tersenyum melihat kelakuan anaknya yang masih seperti anak TK yang susah jika di suruh bangun.

Setelah mandi dan merias tubuhnya Zahra turun dari kamarnya dengan raut muka sebel karena mamahnya telah menipunya.
"Mah ini masih pukul 05:40 kenapa tadi mamah bangunin aku bilang kalo udah pukul 07:00 sih ?." Dengan langkah kaki yang di hentak hentakan Zahra mengomel tanpa henti.

Reffana yang mendengar gerutu sang anak perempuannya hanya tersenyum dan berkata
"Habisnya tadi mamah bangunin adek ngga di respon kan mamah sebel yaudah mamah kibulin, eh kamu malah ngacir ngga liat jam dulu. "
Arzal sang Ayah yang menonton perdebatan antara istri dan anaknya hanya tersenyum dan sesekali menyeruput kopi nya.

Zahra yang baru sadar keberadaan sang Ayah hanya nyengir kuda sambil menyapa sang Ayah.
"Selamat pagi Ayahnya Rara. "

"Pagi juga dek, abang kok belum kesini ya mah ?. " Tanya Arzal pada sang istri.

"Paling masih mandi yah, tau sendiri Arka kalo mandi berjam jam." Saut Reffana yang tak habis fikir dengan Arka kalo mandi melebihi lamanya anak perempuan.

Tak lama kemudian orang yang sedang di bicarakan melangkah menuju meja makan.
"Halo selamat pagi semua, ra kamu geser sana ini kan tempat abang. " Rara tak menyaut dia hanya mendengus kesal setelah itu dia bergeser dan melanjutkan sarapan yang tertunda karena ulah sang abang.

.

Di lain tempat di rumah yang mewah nan megah seorang pria sedang menatap cermin sambil mengubah ubah gaya rambutnya dan di luar kamar terdengar teriakan Airin sang Bunda.
"Fan ini udah siang cepet turun di bawah sudah di tunggu Ayah !!!. "

Dengan secepat kilat Naufan menyambar tas sekolahnya dan turun kebawah untuk melakukan ritual sarapan paginya.

"Selamat pagi Ayah, Bunda. Maaf Naufan lama. " Sambil nyengir tak berdosa dia, Marta sang Ayah hanya berdeham sambil melirik anak semata wayangnya yang kini telah tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dan gagah.

"Sudah buruan di makan nanti kamu telat kesekolah, " Ucap Airin sang Bunda.

Hari ini adalah hari Senin di mana pada hari tersebut di adakan acara rutinan yaitu Upacara bendera, di saat amanat sang pembina upacara, terdengar kemarahan sang pembina upacara pada 3 siswa yang tak lain dan tidak bukan yaitu Naufan, Axel, dan Radit sebenarnya masih ada 1 anak dalam cs Naufan entah berantah mengapa hanya ada 3 anak saja.

Pak Dito selaku pembina upacara dia sangat marah dengan 3 siswa yang ada di depan.
"Kalian ini mau jadi apa ? Sudah datang terlambat baju seragam di keluarkan main nongkrong di kantin, apa kalian ngga malu sama anak-anak yang lain !!!. "

Ocehan Pak Dito tak di hiraukan oleh Naufan, kini matanya menatap cewek yang sedang berdiri di antara barisan OSIS yang tengah menahan rasa gerahnya keringatnya yang menetes di usapnya dengan punggung tangan entah mengapa tiba-tiba Naufan bergumam "Cantik".
Axel dan Radit kini menatap Naufan sambil menuju arah pandang Naufan yang tengah memperhatikan gadis yang sedang kepanasan yang berada di barisan Osis.

"Bos lo naksir sama antek-antek nya Alvaro, si Osis belagu yang udah nyeret kita ketengah lapangan ini? " Tanya Axel dengan bingung. Dengan cepat Naufan menyanggah
"Nggak." Yah sesingkat itulah.

Pak Dito yang geram dengan ulah 3 siswa yang kini malah asik mengobrol pun tak habis fikir harus gimana lagi dengan lantang Pak Dito memberi hukuman.
"Naufan, Axel dan kamu Radit sekarang pergi ke Toilet bersihkan setelah selesai kalian kembali kelapangan hormat di bawah tiang bendera sampai jam istirahat nanti !!!"

Suara tawa dari para siswa siswi SMA Angkasa terdengar riuh dan Radit kini memprotes.
"Yah pak masak udah cakep gini suruh bersihin toilet kan mending kita ke kantin"

Pak Dito tak menghiraukan ucapan Radit dan menyuruh Alvaro untuk menyeret 3 siswa tersebut ke toilet.

Setelah acara membersihkan toilet selesai kini Naufan, Axel dan Radit tengah berdiri di bawah teriknya sinar matahari sambil berhormat kepada sang merah putih. Entah mengapa Naufan merasa ada yang menatapnya di samping lapangan diapun tersenyum melihat gadis itu, gadis yang manis batin Naufan.

Kini Dika menghampiri 3 teman nya yang tengah duduk di kantin sambil ngibas-ngibas kan tangannya karena gerah setelah melaksanakan hukuman tadi.
"Woy bro kalian dari mana sih? Gua tunggu tadi di gerbang lama amat ga nongol-nongol" Tanya Dika penasaran

"Biasa nunggu si Axel yang kebelet boker." Jawab Radit sambil di selingi tawa, Axel yang namanya di sangkut - sangkut kan pun tak Terima dia menonyor kepala Radit.
"Enak aja lu nuduh gua, gara-gara si Radit tadi ban motornya bocor jadi gua sama Naufan njemput dia dulu. "

Radit yang mendengarnya pun hanya nyengir sambil memamerkan gigi putihnya tanpa dosa.
"Yah maap kan itu musibah bro, iyakan fan?. "
Naufan yang merasa namanya di sebut hanya mendeham sambil mengaduk-aduk segelas es tehnya.

Fikirannya kini sedang memikirkan gadis yang dari tadi ia pandang, wajahnya yang mirip dengan mantannya yang telah meninggal, iya dia Seylin Hardinata. Kenapa dia baru menyadari kalo di SMA Angkasa ini ada cewek seperti Seylin. Naufan hanya tersenyum dan dalam hatinya berkata
"Tak lama lagi aku pasti mengenalmu. "

Axel, Radit dan Radika kini menatap aneh Naufan yang dari tadi asik dengan lamunannya.
"Woy Fan lu kesambet setan ya? " Axel angkat bicara karena merasa ada yang aneh dengan Naufan.

Naufan sadar kini dia bingung harus menjawab apa namun karena dia tergolong pria dingin jadi tidak begitu terlihat salting di mata teman - teman nya
"Nggak, gua ngga papa, udah ayok ke kelas. "

Saat sampai di lorong menuju kelas Naufan tak sengaja menabrak seseorang dan kini dia menatap gadis yang tengah mengambil berkas-berkas yang berjatuhan, Naufan ikut berjongkok dan membantu gadis itu sambil mengucapkan.
" Maaf. "

"Hmm oh ya gapapa kok. " Gadis itu buru-buru berdiri dan saat dia melangkahkan kakinya terdengar teriakan pria yang tadi menabraknya.

"Gua Naufan, kalo gua boleh tau nama lo siapa? "
Gadis itu tak menengok namun dia mengucap lirih namanya.

"Zahra." Setelah itu dia pergi meninggalkan Naufan yang tengah tersenyum.

Axel, Radit dan Radika kini cengo melihat bos nya yang kini mau menyapa seorang gadis dan lebih parahnya gadis itukan anek-anteknya si Alvaro.
"Bos lu udah Move On ya? " Goda Dika.

"Paansih, sok tau " Setelah itu Naufan pergi lebih dahulu.










Happy Reading 😊
Maaf yah kalo part 1 nya sedikit
Yuk follow biar bisa terus ikutin postingan part baru aku 😊
Tinggalin Komenan dong
Jangan lupa vote ya hehehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bidder MissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang