Yeah ini tulisan kedua_
Terinspirasi oleh ulah mulut para goblin yang memberi ide untuk menjadikan author tokoh utamanya sekaligus saran naskah yang menjengkelkan it's okay.
So,...Cerita ini terpublis untuk memuaskan para goblinku dan,
Kuharap kalian suka dan silahkan beri komentarnya i'm wait stay_
*
*
*
Prak..._
Ditengah sunyinya malam sebuah vas berukir flora hijau kecil berisi beberapa tangkai mawar melayang membentur dinding yang dingin.
"SIALAN KAU."Maki seorang wanita dengan beringas menghempas dan membanting kasar objek apapun yang terlihat dan mampu diraih tangan kecilnya.
Kamar yang menjadi pusat puncak amarahnya seketika berubah menjelma gudang tak terawat.
Krek..._
Prang..._
Kaca rias utuh yang menampakkan bayangan penuh amarah terlihat hancur seketika dengan satu hantaman klise foto dua sejoli yang tergambar tengah merona bahagia.Klise berukiran kayu itu retak mengeluarkan foto sumber keganasannya saat ini.
Diambilnya foto itu lalu dengan nada frustasi keluarlah tawa miris wanita itu.
"Lihatlah hasil dari perjuanganmu ini." Tekadnya bulat lalu seketika menyambar pemantik dan mulai membuat foto itu sedikit demi sedikit berwarna abu.
Seperti pepatah siapa yang menuai dia pula yang memetik,jiwanya telah haus.Haus yang akan tuntas jika segala dendam dibenaknya terbasuh.Jangan harap akan ada tawa bahagia lagi karena kaca yang telah retak takkan utuh kembali.
Wanita itu tersenyum,senyum licik yang akan membuat siapapun yang melihat akan merasakan hawa yang cukup membuat nyali siapapun yang bermain dengannya memilih jalur damai sebagai pengecut.
Dia yang telah berani membangunkan jiwa iblis yang sempat tertidur hingga kembali terjaga.Segala rancangan skenario telah tersusun rapi menunggu tanggal cantiknya dimulai.
*
*
*
Partnya pendek dulu karena masih pemanasan antara jari dan keyboard.
Cerita ini mengandung unsur dewasa, saya harap untuk yang masih dibawah umur cermat dalam membaca
dan memilih tepat sumber bacaan yang dibaca.
Terima kasih
By.Octlia
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose
General Fictionbrengsek?silahkan hina aku. Aku tak perduli karena ini hidupku,kalian hanya penonton banyak komentar yang takkan pernah ku dengar. Jangan salahkan rasa benciku ini datang karena rasa muakku yang akan sangat menyiksa jika ku tidurkan.
