"Ya! Park Jimin. Mwohago?"
Senyum secerah Mentari di ufuk Timur.
"Berjanjilah satu hal kepadaku, ini adalah janji terakhir dari semua janji. Tetaplah jadi dirimu sendiri. Ingatlah bahwa dirimu sudah melakukan yang terbaik."
Kalimat terakhir yang kudengar.
"Janji pertamaku adalah Membuatmu tertawa."
Ini adalah janji pertamaku, kepadamu.
"Aku akan jadi penggemar pertama mu yang berteriak paling kencang di bawah panggung."
"Aku kuusahakan datang membawa kipas wajahmu yang aneh di sini. Dan berteriak lantang bergabung dengan penggemar lainnya. Tunggu aku!"Haha... ucapan yang sampai saat ini masih terngiang. Juga menjadi pilar ku berdiri di atas panggung ini lagi.
Sampai...
"Maafkan aku, Park Jimin. Aku tidak bisa menepati janjiku."
Aku masih mengingat dengan jelas, satu titik yang menjadi semangat dalam hidupku yang tak berwarna mulai pudar. Bahkan hujan yang menjadi momen favorit kita terabaikan begitu saja.
Semua janji yang kita buat. Di bawah Origami Zenbazuru-- legenda yang kamu percaya, dan atap rumah sakit. Menjadi saksi bisu, bahwa Tuhan lebih menyayangimu.
-o0o-
"Kau mau kemana?"
"Aku akan pergi. Melihat bagaimana Tuhan mengatur sangat indah dunia ini. Bahkan cara ia menciptakan makhluk nya yang membuatku percaya, bahwa kesempatan di dalam kehidupan selalu ada."
"Wah! Kelihatannya indah. Boleh kuikut denganmu?"
Dia tersenyum.
"Tidak."
"Waeyo?"
"Biarkan mereka, yang tidak percaya dengan kehidupan. Akan menyayangi kesempatan yang Tuhan berikan, melalui dirimu. Bersinarlah. Dengan itu, aku bersyukur membuat salah satu bintang temaram cerah kembali."
Dia terdiam. Helaan napas semarak bergabung dengan semilir angin.
"Temuilah aku lagi. Ucapkan dengan lantang bahwa kau berhasil."
Lanjutnya. Setelah itu semilir wangi Vanilla membangunkan semua bunga mimpi yang menjadi aktivitas setiap malam.
Park Jimin
Byun Sora
KAMU SEDANG MEMBACA
How We Meet? ;PJM
FanfictionHanya pertemuan singkat. Dan, Sebuah Janji yang kita buat. Pada Origami burung di atap Rumah Sakit. Akankah kita bertemu lagi? Bagaimana kita bisa bertemu?