Saat Bahagia itu datang (1)

29 4 1
                                    

"Semua siswa dan siswi kelas sembilan berkumpul di lapangan segera, karena ada pengumuman penting yang akan disampaikan oleh Pak Gozi, jika dalam waktu sepuluh menit ada yang masih dikelas, akan dihukum didepan lapangan"

Suara tersebut terdengar dari speaker yang ada didalam tiap kelas, entah siapa yang berbicara tapi sudah dipastikan itu guru piket. Perlu kalian ketahui Pak Gozi adalah guru olahraga sekaligus bagian kedisiplinan di sekolah, jelas seluruh murid kelas sembilan tidak ada yang tidak menurut kecuali geng-geng anak bandel.

Kalian pasti belum tau gue kan? Hai, kenalin gue Reina, siswi kelas 9 anak baik-baik, rajin, tapi kadang ikut-ikutan Keisha kalau mau cabut ke kantin sesekali. Gue belum pernah pacaran, bukan karena gaboleh, tapi karena gue anak yang biasa-biasa aja, jarang keluar kelas, bahkan mungkin temen angkatan gue sendiri banyak yg gatau tentang keberadaan seorang Reina. Jadi urusan cinta gatau apa-apaan dah. Tapi inget gue bukan cewek culun yang sering dibully ok!

Kita lanjutin cerita dulu ya, kenalannya seiring cerita ini berjalan ya ga? Hehe:)

"Duh.. apaansi nih lagi jam istirahat juga" keluh keisha pada dirinya sendiri saat mendengar pengumuman.

"Heettt.. udahlahh kita nurut aja siapa tau emang penting" Reina berusaha memadamkan kekesalan keisha.

Keisha si cewek tomboy adalah sahabat Reina dari kecil karena rumah mereka berdekatan, dulu orangtua Keisha sering menitipkan Keisha di rumah Reina karena kedua orangtuanya bekerja. Ya bisa dibilang mereka sudah seperti saudara.

Semua murid kelas 9 sudah berkumpul di lapangan. Ternyata pengumuman yang akan disampaikan terkait acara kelulusan kelas 9 dan buku tahunan sekolah.

Namun saat itu entah kenapa mata Reina terus tertuju pada  cowok yang sedang dihukum depan lapangan.

"Hehh, liatin siapa si dari tadi" ucap Keisha sambil menyenggol siku Reina.

"Hah? Kagaa.. itu ada yang lagi dihukum penasaran gue siapa orangnya"

"Ohh itu, dia mah biasa dihukum cabut mulu kerjaannya bosen gue liat yang dihukum dia lagi.. dia lagi.." jawab Keisha.

"Lo tau dia siapa?" Tanya Reina penasaran.

"Dia itu Devan, masa lo ga tau sih, anak baru kelas 9-A yang bandel, soalnya gua sering liat dia dihukum padahal belom setaun disini"

"Lah kan anak kelas A, biasanya isinya anak baik baik kok dia bisa masuk kelas itu?" Reina makin penasaran.

"Makanya lo jangan dikelas mulu, ikut gosip sekali-sekali napa jadi kan lo ga ketinggalan jaman" balas Keisha sambil memonyongkan mulutnya tanda meledek.

"Dia itu pinter" tambah Keisha.

Reina hanya diam dan matanya kembali lagi fokus pada Devan, dia sama sekali tidak memperhatikan Pak Gozi yang sedang bicara.

Asal tau saja, sebenarnya saat itu Reina menyukai Devan pada pandangan pertama. Tapi ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia hanya tertarik sesaat karena ketampanannya yang diatas standar, jadi menurutnya itu wajar.

Reina memang tidak suka mencampuri urusan orang lain, entah penampilan, sifat atau apapun. Dia cenderung cuek akan gosip, bahkan hampir tidak pernah menggosip, jadi ya maklum dia gatau Devan yang saat itu masih tergolong murid baru.

Devan adalah anak pindahan dari Bogor, orangtuanya seorang hakim yang sedang menjalankan tugas di Jakarta, namun sudah memutuskan untuk menetap di Jakarta. Devan itu cowok yang lumayan ganteng, tinggi, tidak terlalu putih karena dia anak basket. Ia juga pintar dalam bidang biologi, jadi ya dia masuk kelas 9-A. Kalau bicara kepribadiannya dia tergolong orang yang cuek, berani, dan tidak takut dihukum.

Saat Reina masih memandangnya, seketika Devan menyadari dari kejauhan bahwa ia sedang diperhatikan lalu mata Devan dan Reina bertemu sepersekian detik, lalu Devan tersenyum padanya. Saat itu pula Reina langsung menundukkan kepala karena malu, jantungnya berdegup kecang, wajahnya memerah mungkin ia kesenengan atau kepanasan? Entahlah.. hanya Reina yang tau.

Mungkin Devan menganggapnya hal sepele, tapi Reina? Ia yang sebelumnya belum pernah di notice sama cowok ganteng langsung salah tingkah.

Keisha sebenarnya menyadari bahwa Reina dari tadi memperhatikan Devan sambil senyum2 sendiri, tapi ia mengabaikannya, karena banyak cewek-cewek yang suka pada Devan, jadi ya wajar saja Reina terpincut juga.

Perkumpulan dilapangan pun berakhir, semua masuk lagi kedalam kelas begitu pula Devan yang tadi dihukum entah ngapain langsung kembali lagi ke kelas.

Setelah kejadian hari itu, Reina tak berani lagi memandangnya, ia hanya diam, dan pikirannya campur aduk antara senang, malu, takut, dll.

Reina tak banyak bicara saat itu, sampai Keisha pun bingung apa yang terjadi padanya. Mungkin sedang galau? Pms? Atau apalah, sangkanya.

Sampai bel pulang sekolah berbunyi, dan Reina masih saja melamun, ia terus memikirkan tatapan dan senyuman Devan, tapi dia terlalu gengsi untuk menceritakannya pada Keisha karena sebelumnya ia sama sekali belum pernah cerita tentang cowok kepadanya.

Tak disangka saat Reina dan Keisha sedang jalan bersama keluar kelas tiba-tiba ada yang berteriak dari belakang mereka.

"Heyy, itu yang pakai tas pink"

Saat Reina sadar bahwa ia pakai tas pink, Reina pun menoleh ke belakang. Seketika tubuh Reina kaku, lebih tepatnya gemeteran, suhu tubuhnya naik seketika, dan spontan menjawab dengan ragu

"I..iya.. hm..gue?" Jawab Reina

Ya, siapa lagi yang membuatnya gugup seperti itu selain cowok yang berhasil membuat dia melamun sepanjang hari ini. Dia adalah Devan.

______________bersambung________________

°°Devan, aku deg-degan..

Untuk DevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang