Pagi itu langit mendung, namun tidak dengan hati Reina yang sedang cerah. Sepertinya matahari saat itu sedang diculik olehnya.
"Reinaa cepet turun.. sarapan dulu sayang" Teriak bunda dari dapur.
"Iya bun bentar.." jawab Reina dari kamarnya.
Setelah rapi dan siap untuk sekolah ia pun beranjak dari kamar dan turun untuk sarapan seperti biasanya, tapi yang berbeda adalah penampilannya hari ini. Biasanya Reina paling cuek soal penampilan, Ia selalu menguncir kuda rambutnya, gak pernah poles mukanya sedikitpun dengan bedak, atau liptint ataupun embel-embel lainnya lah. Tapi hari ini, ia sedikit berdandan, rambutnya digerai ditambah bandana untuk poninya, baju yang sangat rapi, parfum yang semerbak, dan sedikit sentuhan warna pink dibibir yang membuatnya terlihat berbeda (tapi gak menor ya sis! Natural gitulah). Bunda pun menyadarinya.
"Sebentar..sebentar... Ada apa nih anak bunda? Hari ini cantik banget kaya bidadari" Puji bunda sambil memperhatikan tampilan Reina dari atas sampai bawah.
"Apasi bunn... Aku emang udah cantik dari lahir, kan turunan bundanya hehehe.." Jawab Reina sambil bercanda dan muka yang berseri-seri.
"Kamu lagi genitin cowok yaa?? Lagi suka sama seseorang yaa?? Iyakan..iyakan??" Ledek bunda sambil mencubit pipi Reina.
"Ngga bunda, ngapain aku tampil cantik buat cowok, aku lagi pengen tampil rapi aja bun.." Reina pun mengelak, padahal memang benar ia tampil cantik karena ia tau pasti disekolah akan ketemu Devan yang sudah mencuri hatinya itu. Biasa lah ya orang lagi dimabuk asmara.
Biasanya Reina ke sekolah di antar-jemput oleh supirnya Pak Yanto, Namun hari ini Pak Yanto izin cuti 3 hari karena orang tua beliau sedang sakit, jadi Reina harus naik ojek online 3 hari kedepan untuk berangkat dan pulang sekolah.
"Aku berangkat ya bun, ojek nya udah dateng" Pamit Reina sambil salim kepada bundanya.
"Iya sayang, baik-baik ya disekolah jangan lamunin cowok mulu hihihihi" Ledek bunda sambil mencium kening Reina.
"Ih bunda mah gitu.." Jawab Reina sambil meninggalkan bunda.
Setelah sampai di sekolah, ia langsung ke kelas dan menghampiri Keisha. Dan bukan hanya Bunda Reina yang sadar akan penampilan Reina yang tidak biasa, Keisha pun jelas menyadarinya.
"Asik Asikkkk... Siapa nihh kaga kenal gua, cakep bener udah kaya badut ancol" Ledek Keisha sambil tertawa.
"Apaansi lo, biasa aja gua perasaan.." Reina mengelak untuk kedua kalinya, setelah itu ia tidak menghiraukan ledekan Keisha lagi dan langsung duduk dikursinya yang sebelahan dengan Keisha sambil menunggu guru datang ia pun baca buku.
Guru mata pelajaran pun datang, Reina pun belajar seperti biasa dan tidak terasa jam pelajaran ketiga sudah usai, artinya ini waktu istirahat.
"Kei, ke perpus yuk, gua mau balikin kamus nih, abis itu kita cuss deh ke kantin" Ajak Reina ke Keisha.
"Duhh males gue Rei ke perpus jauh mager gue. Lu ke perpus aja sendirian ntar pas ke kantin baru ajak gue" Jawab Keisha dengan nada malas akan ajakan Reina.
"Si geblek.. perpus sama kantin juga jauhan kantin" Ketus Reina sebal dengan Keisha.
"Iya apa? hahahaha gak sadar gue selama ini kayanya kalo ke perpus rasanya jauh banget, kalo ke kantin kaya tinggal ngesot" Ucap Keisha sambil tertawa.
"Au ah, itu mah lu nya aja yang laper. Yaudah deh ribet amat, gua ke perpus aja sendiri" Jawab Reina seraya meninggalkan Keisha.
Saat berjalan melewati koridor terlihat dari jauh sosok yang membuat tampilannya hari ini berbeda. Ya, itu Devan yang sedang berjalan kearah Reina dengan seorang temannya.
Dari jauh ia sudah sadar akan papasan nanti dan spontan Reina merapikan bajunya dan rambutnya. Devan pun sudah didepan mata. Tapi ia tak mau menyapa Devan duluan.
"Siang Reina! Jangan lupa bahagia:)" Sapa Devan dengan senyuman pada Reina dan setelah itu ia hanya terus berjalan melewatinya.
Tubuh Reina langsung kaku, tak merespon apa-apa selain senyuman. Pipinya mulai memerah, dan..
BRUK!! Seketika ia melepaskan kamus tebal yang ia bawa sesaat Devan sudah meninggalkannya. "Untunglah dia udah pergi" ucap Reina dalam hati.
Setelah itu ia buru-buru mengembalikan buku dan pergi ke kelas untuk menghampiri Keisha.
"Kei..Kei.. gak bisa gue gak bisa Keishaa!!!!" Teriak Reina gak karuan setelah sampai dikelas tanpa memedulikan teman lain dikelas itu.
"Ih apaan sih loh.. kaya orang kesurupan kaga jelas amat dateng-dateng teriak-teriak" Jawab Keisha sambil bingung dengan sikap Reina.
Reina pun tak kuasa ingin menceritakan semuanya pada Keisha. Ia pun akhirnya membongkar rahasia terdalamnya itu bahwa ia menyukai Devan, dan ia juga menceritakan kejadian barusan.
"Tuh kan apa kata gue, lu suka kan sama Devan. Ketara banget Rei.." Respon Keisha saat setelah Reina menceritakan semuanya. Namun, disisi lain Keisha tambah takut dengan temannya yang satu ini, karena Keisha tidak mau kalau nanti Reina ternyata hanya dijadikan bahan candaan Devan saja, sedangkan Reina sudah benar-benar suka padanya. Intinya ia takut kalau Reina di PHP-in saja.
Setelah bel pulang berbunyi, Reina berencana kerumah Keisha dulu untuk main. Keisha dan Reina pun segera berjalan ke gerbang karena supir Keisha sudah menunggu didepan sekolah. Namun, ketika baru saja masuk ke mobil mereka melihat dari jendela Devan yang sedang memboncengi seorang cewek. Seketika perasaan Reina tak karuan, matanya tak bisa berpaling dari cewek asing itu, dalam hatinya terus berkata "siapa dia? Teman atau pacarnya? Berarti aku cuma ke baperan doang ya.."
_______________Bersambung______________
°°Devan, aku kesal.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Devan
Teen FictionDear Devan, Aku hanya ingin mengingat dan menuliskan cerita kita dulu, saat kita sok tau tentang rasa cinta, hehe.. Aku akan menceritakan seberapa bahagianya aku bertemu kamu, dan seberapa percayanya aku akan kesetiaanmu. Andai kamu tepati janjimu...