Di Senayan

866 101 18
                                    

Bisa jadi, bukan hanya aku yang merasakan.
Bisa jadi, kita mempunyai ketertarikan yang sama.
Bisa jadi, yang tidak mungkin adalah yang sebenarnya mungkin.

Untukmu yang menghilang bagai rintik.
Dan untukku yang tak mempunyai cukup keberanian untuk menyelisik.

–NNRSLNTY, DI SENAYAN, 2019.

_________

Sudut Pandang Aku 1

Aku baru saja selesai menggambar ilustrasi kurang lebih 40 orang untuk 1 jam acara launching tas edisi spesial yang diadakan oleh salah satu brand yang kalian semua pasti tahu apa, namun butuh pemahaman yang lebih untuk dapat membaca brand tersebut dengan benar. Pekerjaanku sebagai ilustrator memang membuatku sering diundang ke private event highend brand yang biasanya dihadiri oleh para sosialita---yang percayalah dari kepala hingga ujung kaki, kalau dihitung nominal barang yang mereka pakai bisa melebihi harga satu mobil keluaran Jepang, bahkan mungkin Eropa.

Oh iya, daripada diundang lebih tepatnya dipekerjakan karena memang tugasku di sana biasanya adalah membuat berbagai ilustrasi, bisa tumbuhan, hewan, atau tidak jarang wajah para tamu yang datang. Sepertinya popularitasku di salah satu media sosial yang membuat brand-brand besar seperti ini sering mengajakku berkolaborasi di private event mereka. Aku memang sering kali mengunggah hasil karyaku di media sosial tersebut, awalnya iseng tapi ternyata banyak yang suka.

Keputusanku untuk selalu berada di belakang layar juga membuat para netizen dengan tingkat ingin tahu yang sangat besar itu menjadi semakin bertanya-tanya, siapakah sosok di balik akun tersebut. Jujur saja, aku memang tidak bermaksud untuk sok misterius tapi awal mula aku membuat akun tersebut memang pure hanya untuk mengunggah karya-karya yang aku buat untuk aku jadikan portofolio, tapi ternyata malah banyak yang suka. Dan semakin lama demand mereka semakin tinggi hingga kadang aku kewalahan juga mengikuti keinginan para netizen budiman yang mempunyai hobi untuk 'sekedar mengingatkan' itu.

Untung saja aku cepat sadar bahwa visiku dari awal adalah aku menggambar bukan untuk menyenangkan hati orang lain, melainkan untuk menumpahkan emosi yang ada di dalam diriku. Sebenarnya ini adalah saran dari dokter yang menanganiku sekitar lima belas tahun yang lalu, perceraian orang tuaku yang terjadi saat aku berusia dua belas tahun ternyata mempunyai efek negatif untuk kesehatan mentalku, bayangkan saja orang tuaku yang---aku pikir---sangat harmonis mendadak bercerai tanpa sebab yang jelas. Singkat cerita efek negatif yang ditimbulkan saat itu adalah aku sama sekali tidak bisa tidur karena aku mempunyai sejuta pertanyaan dan perasaan yang aku pendam dalam diriku.

Aku memang bukan tipe anak yang selalu ceria dan terbuka, tapi bukan yang sependiam dan setertutup seperti pasca perceraian orang tuaku dulu. Hingga akhirnya, Mama membawaku ke dokter Cindy yang merupakan salah satu psikiater ternama di Indonesia yang kebetulan berteman dengan Omaku dari Mama.

Dokter Cindy yang memintaku untuk meluapkan segala emosiku melalui guratan-guratan di selembar kertas yang beliau berikan dan waktu itu guratan-guratan tersebut dievaluasi setiap Jumat sore persis seperti hari ini. Kalian tahu kenapa? Karena sekarang aku dapat melihat senja yang sama seperti belasan tahun lalu dari jendela ruang kerja dokter Cindy setiap kali aku bertamu. Ya, bertamu, kata itu yang mereka pakai; bukan terapi, pengobatan, ataupun istilah medis lainnya.

Long story short, aku jatuh cinta dengan seni rupa dua dimensi ini. Siapa sangka aktivitas ini yang 'menolongku' saat aku berusia dua belas tahun dan aktivitas ini juga yang sekarang memberiku kehidupan, baik secara material maupun non-material.

Usai menyelesaikan kuliah S-1 ku sekitar empat tahun lalu di Fakultas Seni Rupa dan Desain di salah satu universitas negeri di Bandung, aku memutuskan untuk freelance di beberapa tempat, tak bisa kutampik beberapa klien memang kudapat dari koneksi Mama. Aku sangat senang dengan bekerja seperti ini daripada harus menggantungkan nasibku di satu perusahaan, lebih baik aku freelance dan mendapatkan berbagai pengalaman yang berbeda setiap kalinya.

Di SenayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang