Hari akan segera berganti malam dengan senja di ufuk barat, membersihkan halaman rumah sambil memerhatikan anak kecil yang bermain menjadi hiburan tersendiri. Bermain dengan dua robot kecil dan satu pistol mainan cukup melahirkan imajinasi luar biasa dari anak perempuanku.
Suara pedagang mainan yang senantiasa lewat depan rumah berhasil memecahkan imajinasi itu, imajinasi mengenai perang di suatu kota dengan pahlawannya adalah robot. "Aku mau boneka," pintanya memeluk kakiku erat.
Anak perempuan berusia tiga tahun ini sangat pandai, dapat memohon dan merayu tanpa perlu menangis saat permintaannya tidak dikabulkan. Uang yang masih menyukupi untuk hari selanjutnya sambil menunggu upah kerja suami segera aku belikan satu boneka perempuan, boneka plastik yang biasa disebut Barbie.
"Terimakasih, Bunda!" serunya berteriak gembira sembari berlari ke dalam rumah. Awalnya aku kira dia telah berubah dan siap menjadi anak perempuan sebagaimana mestinya.
Namun, semua pemikiran itu musnah saat aku melihatnya kembali dengan kepala boneka berada di tangan kirinya dan sisa badan boneka yang terpisah berada di atas kertas. "Bonekanya mati dan tidak berguna, sekarang ayo kita beli tanah biar kita banyak harta."
Sontak, aku berpikir bahwa anakku memiliki darah turunanku yang sangat erat. Dan aku harus segera memusnahkan anak ini sebelum dia mengungkap kenyataan mengenai kakaknya yang tewas dengan cara seperti boneka itu.
Tamat~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side [Never End]
Short StoryFlashfiction adalah cerita fiksi yang memiliki cakupan kata antara 250 hingga 1000 kata. Di The Dark Side ini memiliki berbagai cerita flashfiction milikku. Selamat membaca!