First Time

7 3 0
                                    

     Hari ini tepat sudah sebulan aku bersekolah di SMA ini.
Namun aku tak mengerti mengapa aku belum memiliki keberanian untuk mendekati siswa yang aku kagumi itu.

Komunikasi ku dengan nya juga masih sangat minim, tak lebih dari bertegur sapa dan hanya saling melemparkan senyuman.
Meski begitu aku sudah terlanjur bahagia kala melihat seutas garis senyum dari bibir Candra yang kurasa ditujukan kepada ku.

     Kini seluruh siswa tengah berlari ke bangku nya masing-masing ketika mendengar teriakan dari temanku bahwa pak Wandi sedang berjalan melangkah ke kelas kami.
Pak Wandi merupakan seorang kesiswaan di sekolah ini yang terkenal tegas dan lumayan galak.

"Selamat pagi anak-anak."
Sahut pak Wandi sembari masuk dan menuju kedalam kelas.

"Pagi pak." Jawab kami hampir kompak.

"Hari ini saya minta kalian untuk menulis nama kalian di formulir ini agar kalian mengikuti ekstrakurikuler yang ada disekolah ini." Ucap pak Wandi sembari menunjukan kertas formulir yang ia pegang di tangan nya.

"Baiklah sebelum kertas formulir ini saya bagi, ada yang ingin bertanya?". Sambung pak Wandi.

Seketika suasana kelas menjadi hening sejenak, namun tiba-tiba saja Doni mengangkat tangan nya untuk bertanya.

"Iya Doni, kenapa?"
Tanya pak Wandi ketika melihat Doni mengangkat tangan nya.

"Pak, boleh tidak jika saya tidak berminat mengikuti satu pun ekstrakurikuler itu?"
Tanya Doni dengan perasaan sedikit ragu dan canggung.

"Tidak boleh, saya tidak mau tau apa pun alasan kalian, yang penting kalian harus mengikuti ekstrakurikuler minimal satu."
Ucap pak Wandi menegaskan dengan nada yang agak meninggi.

Lalu pak Wandi langsung membagikan kertas formulir tersebut, karena ia rasa tidak ada lagi yang perlu dipertanyakan.
Semua sudah jelas baginya.

"Anak-anak saya kasih waktu 5 menit untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler disekolah ini. Yang sudah selesai boleh langsung kasih kembali kepada saya." Ucap pak Wandi menjelaskan.

Semua siswa sedang fokus pada lembar formulirnya masing-masing.
Tak sengaja aku melihat isi formulir Liana, dan ternyata ia memilih ekstrakurikuler tari.

Aku sendiri masih bingung, tapi akhirnya aku memilih untuk mengikuti ekstrakurikuler literasi, karena aku pikir aku sangat hobi dan sangat menyukai berliterasi.

"Anak-anak silahkan kumpulkan kembali formulir itu ke saya, dan nanti sehabis pulang sekolah kalian pergi ke ruangan ekstrakurikuler yang kalian pilih ya!".
Perintah pak Wandi kepada kami.

Seluruh siswa pun mengumpulkan kembali formulir itu dan kami pun mengiyakan perintah pak Wandi tersebut.

------•------

     Ketika itu waktu menunjukkan pukul 12:50 WIB dan pembelajaran telah diakhiri.
Semua siswa tengah sibuk membereskan alat tulis mereka masing masing.

"Eh Sandra, kamu tadi pilih ekstrakurikuler apa?"
Tanya Liana kepadaku.

"Aku tadi pilih literasi li."
Ucapku kepada Liana.

"Yah gak sama dong kita, yaudah deh aku duluan ke sanggar tari sekolah ya, soalnya aku pilih ekstrakurikuler tari san."
Kata Liana sambil berjalan menjauh dariku.

     Aku juga sudah meninggalkan kelas dan berjalan kearah pojok sekolah.
Ya, ruang literasi di sekolah ku ini terletak di sudut sekolah dan sedikit jauh dari keramaian.
Mungkin aku tau apa alasan nya ruang literasi di buat di sudut sekolah dan jauh dari keramaian,  mungkin karena berliterasi itu harus didukung oleh suasana yang nyaman dan jauh dari keributan.

Kini aku telah sampai di ruang literasi, tetapi aku tak melihat seorang pun teman sekelasku di ruangan ini.
Namun tiba-tiba saja ada seorang di ruangan ini yang memanggil nama ku.
Dan ternyata dia adalah Candra.
Aku bingung, antara gugup dan tak menyangka ketika Candra memanggil nama ku dan meminta ku untuk duduk di bangku sebelahnya.

"Sandra, sini duduk."
Katanya sambil memukul pelan bangku di sebelahnya itu.

Aku menghela napas sejenak untuk menenangkan diriku agar terlihat biasa biasa aja nantinya.
Saat kurasa sudah tenang, aku melangkah kearahnya dan mengguratkan segaris senyuman kepadanya.

"San, kamu ikut literasi ternyata, dari tadi aku cari-cari teman sekelas ku disini tapi gak jumpa jumpa, eh akhirnya ada kamu."
Ucap Candra menjelaskan sembari menyiratkan senyuman di bibirnya yang tipis.

"Ii-iya. Aku pikir kamu bakalan ikut Paskibra atau Pramuka."
Tanya ku kepada Candra sembari mengalihkan dari senyuman manis nya itu.

"Heheheh aku tuh Enggak terlalu minat di ekstrakurikuler itu, lebih suka berpuisi. Makanya aku pilih ekstrakurikuler literasi."
Kata Candra kepadaku.

Ditengah asyik nya perbincangan ku dengan Candra, yang juga merupakan first time bagiku bisa mengobrol dengan nya.

Ibu pembina kelas literasi ini masuk kedalam ruangan.

"Selamat siang anak-anak."
Sapa ibu pembina kepada kami semua.

"Siang bu." Sapa kami semua.

"Kenalin nama ibu Siska Pradita, panggil aja ibu Bu sis.
Anak-anak pada pertemuan pertama kita, kali ini ibu hanya ingin melihat karya puisi kalian. Dan tugas ini tidak kalian kerjaan sendiri, melainkan berkelompok. Kelompok nya merupakan teman sebangku nya masing-masing, dan tugas bisa dikumpulkan hari Sabtu nanti, paham anak-anak?". Ujar Bu Siska.

"Paham Bu." Ucap kami semua

"Baiklah, saya rasa untuk pertemuan pertama kita sampai sini saja dahulu, dan sampai jumpa hari Sabtu, terimakasih." Ucap Bu sis dan meninggalkan ruangan ini.

Kami semua pun bergegas untuk beranjak pulang kerumah masing-masing.
Dan aku masih tak menduga kalau aku akan menjadi teman sekelompok nya Candra kali ini.
Aku dan Candra pun memutuskan untuk membicarakan ini esok hari di kelas.

Author note:
Haii gaess, bagaimana part yg kali ini?
Tulis kritik dan saran kalian di kolom komentar ya, dan jangan lupa vote agar aku semangat untuk upload part selanjutnya🌟.
See you❣.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sandra & CandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang