Bagaimana aku bisa membayar semua kesenangan yang telah kau berikan ini? Tapi, bagaimana pula aku bisa membalas semua kesedihan yang telah kau perbuat itu? Atau, anggap saja kita impas? Adil kah?
***
Aku senang karena kau selalu memberikan kebahagiaan yang sebelumnya aku sendiri belum merasakannya. Kau selalu memberikan kesenangan yang bahkan aku sendiri tak bisa mengungkapkannya.
Tapi, kau terlalu egois. Kau tidak pernah memikirkan ku. Kau terlalu naif. Kau bahkan tak pernah memberikan waktu luang mu untuk ku.
Hanya karena kau jantan, bukan berarti kau seenaknya sendiri. Hanya karena kau populer di kalangan kaum hawa, bukan berarti kau seenaknya memainkan perasaan ku.
Adil kah? Kurasa tidak.
***
Aku beruntung memiliki mu. Kau selalu memberikan senyuman bahagia yang kau sihir menjadi kebahagiaan ku. Aku beruntung bisa mendekap mu. Kau selalu memberikan kehangatan yang kau sihir menjadi kehangatan dalam kehidupan ku.
Tapi, kau terlalu manja. Kau terlalu berisik ingin ini ingin itu. Kau selalu mencari perhatian. Agar kau terus diperhatikan. Kau juga tak pernah mengertikan ku. Kau tak tau seberapa lelah aku habiskan waktu ku untuk mu dan kau masih mempermasalahkan bahwa aku tak pernah ada untuk mu. Aku sendiri masih mempunyai hak untuk memenuhi kehidupan ku sendiri.
Hanya karena kau feminim, bukan berarti kau selalu meminta bantuan yang kau sendiri pun bisa melakukannya. Hanya karena kau memiliki kecantikan yang melebihi siapapun di kalangan mu, bukan berarti kau seenaknya mencari perhatian kaum adam lainnya.
Adil kah? Kurasa tidak.
YOU ARE READING
Kau Ini Gimana Atau Aku Yang Bagaimana
RandomMembayar atau membayar? Perspektif orang terhadap orang lain selalu berbeda-beda. Termasuk perspektif wanita dan pria.