Chapter 4 - Terlambat

23.7K 370 0
                                    

Tetangga sebelahku adalah pasangan muda yang menikah sekitar 4 tahun lalu. Mereka adalah Hendro Priyono dan Wijayanti. Mereka sudah dikaruniai seorang anak berusia 3 tahun, anak yang masih lucu-lucunya.

Karena kami tinggal di kampung yang agak padat, wajar dong kalau rumah kami berbatasan dengan tetangga. Kalau rumahku sepenuhnya terbuat dari papan, kalau rumah Mas Hendro dan Mbak Yanti, semi permanen, itu artinya, rumah di bagian depan terbuat dari batu bata yang cantik dan rapi sedangkan untuk bagian dapur dan kamar mandi yang terletak di belakang masih menggunakan papan, sama seperti punya kami.

Dan kebetulan, kamar mandi kami berdua berdempetan. Jadi terkadang kalau pas lagi beruntung, aku bisa mandi bareng berdua Mbak Yanti dengan hanya papan yang membatasi kami. Maklum kan khayalan jomblo STM yang miskin cewek ya gini ini.

Aku menempelkan telingaku ke dinding papan yang membatasi kamar mandiku dengan kamar mandi Mbak Yanti. Dan bisikan-bisikan lirih itu sekarang terdengar seperti suara orang yang sedang bergumam.

Dasar Hendro goblokkk. Ahhhhhhhhh. Semalem kontolnya baru masuk 5 menit udah langsung keluar. Ehmmmmmmmm.

Sekarang juga jarang make memekku lagi. Apa gara-gara kemarin ngelahirin secara alami ya? Memekku jadi nggak sempit lagi? Atau rasanya nggak kaya dulu lagi? Ouuuuhhhhhhhhhh.

Terpaksa deh, pagi-pagi gini aku nyolok memek pake jari sendiri, ehmmmmm. Ahhhhhhhh. Hendro setan, aku dah punya suami tapi kelakuan malah kaya jablai gini, colok memek sendiri di kamar mandi. Ahhhhhhhhh. Ehmmmmmmm.

Ehmmmmm.. Dikit lagiiiiiiiii. Ehmmmmmmm. Ahhhhhhhhhh. Ouuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh.

Hah hah hah hah hah hah..

Bangsat. Emangnya aku ini cewek apaan? Masak sih harus colmek terus tiap pagi? Suami ngasih jatah seminggu sekali, dah gitu sekalinya ngasih jatah kontol masuk cuma 5 menit langsung ngecrottt. Kapan aku puasnya? Masak iya sih aku harus nyari selingkuhan..

Suara gumaman itu terdengar pelan di telingaku, tapi jelas saja seluruh tubuhku merinding horny gara-gara suara itu. Aku tahu itu suara Mbak Yanti, tetangga sebelahku istri Mas Hendro. Tapi kok dia bisa meracau gitu ya di kamar mandi? Masturbasi lagi.

Ternyata pasangan Hendro dan Yanti yang terlihat akur dan sangat harmonis itu kayak gitu to kehidupan seksnya? Asli saat itu kontolku langsung konak habis, ngebayangin body seksi Mbak Yanti. Toketnya gede, pantatnya juga ngangkat dan montok.

Dulu aku sempat mikir kalau sehabis melahirkan pasti Mbak Yanti bakalan seperti cewek-cewek lain. Bodynya langsung mlorot dan gendut nggak karu-karuan gitu, typical emak-emak. Tapi ternyata tebakanku salah besar. 3 tahun habis melahirkan, bukannya turun, pantat Mbak Yanti malah makin ngangkat keatas.

Asli kalau lagi ngelihat Mbak Yanti jalan dari belakang, serasa ingin masukkin kontol ini dari belakang deh. Tetangga beranak satu ini memang pantatnya aduhai banget. Tentu saja Mbak Yanti ini salah satu bahanku saat ngocok di kamar mandi.

Tapi semua yang kudengar pagi ini membuatku seperti tersambar petir. Mbak Yanti lho ternyata jablai. Kalau gitu, aku mungkin nggak ya nyoba ngentot dia? otakku mulai ngeres parah setelah mendengar suara Mbak Yanti barusan.

Tapi tiba-tiba, aku langsung tersadar.

Bangsat!!!!!! Aku memaki sekeras-kerasnya. Aku langsung melirik ke arah jam dinding yang ada di kamar tengah dan ternyata sudah jam 7 lewat 15 menit. Aku terlambat berangkat sekolah.

Dengan panik dan gedubrak gedabruk aku langsung cebok dan memakai seragamku dengan tergesa-gesa. Kemudian secepat kilat aku menyambar tasku dan langsung menyalakan motor Honda GL-100 kesayanganku.

Life of An (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang