Namjoon Perfect Happiness

289 50 7
                                    

Namjoon x Seokjin
Mpreg
Yaoi jelas
Parents AU
COMPLETE. Emang sependek ini.









Suasana ruangan rawat Seokjin sungguh cantik. Berbagai bouquet bunga dijajar didekat jendela kaca yang besarnya seukuran tembok. Di nakas sampingnya ada seikat baby breath putih dengan krisan putih ditengahnya.

Namjoon duduk disamping ranjang istrinya. Menggenggam tangan Seokjin yamg sedikit kasar karena banyaknya pekerjaan rumah yang ia lakukan.

"Sekarang aku sudah punya alasan untuk merekrut asisten rumah tangga. Dan kau tak bisa mengelak." Ia tersenyum manis sekali. Dimple nya melesak dalam. Pemandangan favorit Seokjin, obat bagi segala lelahnya.

"Tapi harus aku yang tetap memasak, Joon." Bibirnya mengerucut. Ia benar- benar tidak mau suami dan anak- anaknya sering- sering makan masakan orang lain.

"Iya. Tetap kau yang memasak. Tapi setidaknya sampai jahitanmu kering dulu, Sayang." Tangan Namjoon yang terpaut pada tangan istrinya itu bergerak lembut. Mengusap punggung tangannya yang lembut dan putih bersih.

"Tapi..."

"Alasanmu?"

"Hah?"

"Apa sih alasanmu tidak mau dimasakkan asisten rumah tangga?"

Seokjin menghela napas lalu meletakkan tangannya di dada Namjoon "aku hanya ingin terlibat sepenuhnya dalam menjaga kalian tetap sehat. Makanan yang kalian makan akan menjadi daging yang membentuk tubuh, aku ingin akulah yang banyak memasakkan makanan lezat itu. Agar diriku ini selalu tersimpan dalam darah dan dagingmu. Terlebih untuk anak- anak kita nanti." Dan diakhiri dengan senyuman Seokjin.

Namjoon tidak habis pikir. Darimana datangnya pemikiran macam ini. Ia jadi mengerti, mengapa Seokjin senang sekali membuatkan bekal untuknya dibawa ke kantor. Bahkan jika ia harus berangkat pagi- pagi sekali untuk mengejar pesawat pertamanya di pagi buta, Seokjin akan bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapannya.

Namjoon mengangkat tangan Seokjin dan menciumnya khidmat.

"Terimakasih..."

"Untuk apa?"

"Untuk segalanya. Kau menyempurnakan hidupku, Jin. Aku tak tau bagaimana hidupku jika tak ada kau disampingku."

Seokjin terkekeh geli "lalu?"

"Hm?" Namjoon mengerutkan keningnya.

"Dimana jagoan kecil kita? Apakah sudah kau beri nama?"

"Ah ya. Sebentar lagi dia akan diantar kesini. Hyung nya sudah berangkat menjemputnya."

Lalu tak lama terdengar tawa anak kecil semakin mendekat. Berisik sekali. Anak laki- laki itu masuk beserta seorang perawat yang menggendong bayi kecil yang terbungkus selimut biru muda dalam dekapannya.

"Eommaaa eommaaa lihaattt, Taehyunie membuka matanya!" Bocah itu dengan mata berbinar menunjuk- nunjuk adiknya. Tangannya terulur dan menatap appa nya dengan mata membulat. Gesture ingin digendong.

Dan Namjoon mengangkat lalu mendudukkan anak pertamanya itu keatas ranjang Seokjin.

Perawat itu menyerahkan bayi kecil pada ibunya. Matanya terbuka lebar dan bibirnya sedikit terbuka. Sesekali bergerak seolah mengecap- ngecap.

"Siapa nama adikmu ini, Taehyungie?" Ia menatap anak pertamanya yang duduk manis disisinya.

"Taehyun."

"Kenapa mirip sekali dengan namamu?"

"Kata appa, agar ada dua Tae dalam rumah. Appa ingin rumah yang ramaaaiiiiiii sekali." Ujarnya sambil membuka tangan lebar- lebar.

Lalu pandangan Seokjin terarah pada suaminya yang duduk disamping ranjangnya.

"Tidak kreatif." Katanya singkat lalu mengelus kepala bayinya lembut. Menatapnya penuh cinta.

"Bukan tidak kreatif, sayang. Aku hanya amat menyayangi Taehyung dan segala sifatnya. Aku harap Taehyun akan tumbuh sebaik dan sesehat hyungnya. Benar kan, jagoan?" Namjoon menepuk pucuk kepala putra pertamanya dan dijawab anggukan kelewat semangat oleh bocah tiga tahun itu.

Seokjin hanya mengehela napasnya dalam. Ia kembali menatap bayinya.

Lalu sepasang tangan kecil itu melingkar di lehernya.

"Aku sayang sekali sama eomma. Terimakasih sudah memberi Taetae adik yang manis ya, eomma. Taetae akan bantu eomma jaga Taehyunie. Dan akan mengajaknya main bola bersama Jimin. Nanti tapi ya, jangan sekarang pokoknya."

Demi apapun mata Seokjin mendadak basah dan aliran itu menganak sungai dengan cepat. Bagaimana bisa bocah tiga tahun mengatakan hal semanis itu.

"Eomma juga sayang sekali sama Taetae. Sangat amat sayang, super duper hyper mega giga terra. Tak terhingga pokoknya." Seokjin menyurukkan wajahnya pada perut gembil putranya.

"Berhasil, appa."

Dan Seokjin mendongakkan kepalanya. Menatap Taehyung dan Namjoon bergantian.

"Appa yang menceritakan pada Taetae jika eomma sering kesakitan saat membawa Taehyunie dalam perut. Jadi Taetae harus berterimakasih sama eomma karena sudah kuat."

Seokjin menatap suaminya penuh haru. Lalu tangan besar itu mendekap mereka bertiga dalam pelukan hangatnya.

Namjoon tak mengatakan apapun. Namun itu sudah cukup untuk menunjukkan seberapa besar ia mencintai keluarga kecilnya.

"Terimakasih, appa. We love you." Seokjin berbisik lirih didekat telinganya.

"We wuff you, appa." Taetae menirukan omongan eommanya lalu teergelak saat hidung Namjoon menempel di hidungnya.

Ditengah pelukan hangat itu, tawa Taehyun terkembang.

Ia tahu bahwa ia lahir di keluarga yang tepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Namjin Super Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang