Give It

549 29 2
                                    

Malam hari ini dingin. Duduk di bar kafe sendirian dengan secangkir kopi pahit yg ditinggalkan ayah pun tidak mempan menghangatkan tubuhku. Badan ini selalu lesu kalau terkena dingin. Capek. Ngantuk. Pengen tidur. Masih jam 8 malam saja sudah membuatku ingin tidur saja.

Tiba-tiba pintu kafe terbuka. Kupikir pelanggan ternyata Sentou baru kembali. Ya tidak mungkin juga kafe sepi ini dikunjungi pelanggan, apalagi jam segini.

“Aku pulang.”

“Selamat datang.” balasku.

Dia terlihat lesu seharian bertarung, ya tentu saja membuatnya capek. Ada yg berbeda dari sebelumnya. Tunggu, dia membawa bunga? Dari siapa? Kutanyakan saja langsung sekaligus mendekati dan menggodanya.

“Darimana kau mendapatkan bunga itu? Jangan-jangan baru ditembak nenek-nenek tua ya.. cieee.” candaku untuk mencairkan suasana.

“Jangan bodoh! Aku mendapatkan gratisan.” balas dia acuh. “Cewek yg kutolong itu kebetulan bawa bunga, diserang Smash, kutolong dia, Smash kabur, dan tiba-tiba dia memberikan bunga ini.” lanjutnya.

Aku hanya mengernyitkan dahi sambil membuka mulutnya lumayan besar. Ah kupikir apa. Ketika aku ingin balik ke kursiku lagi dia menyeletuk.

“Nih, buat kamu aja lah!”

“Eh?” tentu saja aku kaget sampai berbalik badan.

“Gak butuh, lagian gak dapet ekstrak botol smash bikin kesel aja.” gerutu dia.

Bunga. Iya dikasih benda itu ke aku. Sekalipun aku jarang keluar rumah tapi pernah baca di internet kalau cowok kasih bunga ke cewek itu ada sesuatu. Dan sesuatu itu..

“Mau gak? Kubuang lho kalau enggak ma-”

Sergap tanganku mengambil bunga itu dari tangannya, “Mau kok, siapa bilang gak mau!”

Dia sedikit kaget membelalakkan mata melihat tingkahku barusan.

Menghela nafas dia pun berkata, “Ya udah aku mau ke ruang bawah dulu,” sambil berjalan menjauhiku.

“Tunggu dulu!” ah keceplosan. Bodohnya diriku. Karena teriakanku inilah Sentou berbalik melihatku.

“Apa?”

Gugup. Tentu saja. Aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya. Badanku semakin dingin karena keringat bercucuran. Pikiranku semakin tidak dapat mencerna apa yang ingin aku katakan. Mataku menjadi tidak fokus memandangi pria kelinci tersebut. Tanganku terus menggenggam erat bunga pemberian Sentou. Dadaku sesak. Jantungku sungguh berdegup kencang.

“Woi, mau ngomong apa?”

Seketika semua gejala yang kurasakan itu memudar ketika mendengar suara Sentou memanggil.

“Itu-- anu--” suaraku kecil seakan mulutku tidak mau bergerak.

“Kelamaan--”

“Sentou!”

“Apaan sih--”

“Makasih..” tak sengaja aku memotong perkataannya. “..bunganya.. indah.” lanjutku. Garis senyum diwajahku seketika terlukis namun tidak dilihat olehnya.

“Oh.. Itu toh, kirain apa.” Sentou sepertinya tidak peduli dengan apa yang kukatakan langsung meninggalkanku.

Aku terlalu fokus melihat bunga pemberiannya, pikiranku melayang kemana-mana, semua khayalan semu itu terus terbayang sampai-sampai tidak memperhatikannya sudah jauh pergi meninggalkanku. Tapi kudengar langkah kakinya berhenti sesaat.

“Cuma bunga aja kok kamu seneng?” tanya dia kebingungan.

Suaranya sontak membuatku keluar dari seluruh khayalan konyolku.

“Eh.. Ah.. Itu.. Enggak--” lagi-lagi tidak bisa berucap apapun. Ah sial aku memang tidak pandai mengontrol emosiku ini.

“Aneh deh, tidur aja gih kalau lagi capek.” judes Sentou langsung membuka pintu kulkas. Tahu lah yang bikin dia jadi bete apaan.

Tapi aku tak memperdulikan hal itu. Kurasa aku saja yang terlalu berlebihan menanggapi apa yg dia berikan. Khayalanku terlalu tinggi, mana mungkin orang jenius seperti dia memikirkan apa yang aku pikirkan. Bodohnya diriku. Ya ku anggap saja ini bunga biasa. Tidak. Ini bunga yg sangat istimewa. Mungkin biasa baginya. Tapi ini pemberian yang luar biasa darinya..

Untukku.

For You -Kamen Rider Build- [Sentou × Misora] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang