malam itu

5 3 0
                                        

Malam sudah menunjukan kuasanya sesil yang kini tengah termenung di atas meja belajarnya yang sekarang hanya berisikan buku novel yang tadi di belinya.

"Malam yang sunyi tapi tak apalah setidaknya ada bintang yang terlihat indah" tapi entah ada apa bayangan raka melintas di otak sesil.

"Kenapa saya bisa kepikiran ka raka ya aneh rasanya"

Di tempat yang berbeda tetapi masih dengan langit yang sama raka yang sedang duduk di halaman rumah yang hanya di temani gitar dan sebuah diary book. Raka selalu bisa lega ketika ia mencurahkan isi hatinya kedalam buku diary miliknya.

"Emh malam ini terlihat berbeda, cukup banyak bintang di langit" ucapnya lirih

"Eh iya gue belum ngekontak sesil, kira kira tuh anak lagi ngapain sekarang,apa salahnya gue coba hubungin"

Short message

"Sil ini gue raka masih inget kan?"
Send to sesil cantik

"Eh ka raka iya masih lah ka wkwk"
Send to ka raka

"Btw lagi ngapain nih?liat langit dong bintangnya lagi cantik beud kek kamu awokawk"
Send to sesil cantik

"Em cuman lagi duduk aja ka sambil baca novel yang tadi di beliin kaka"
Send to ka raka

"Oh gue ga ganggu lo kan?takutnya lo lagi belajar"
Send to sesil cantik

"Hehe ngga kok ka"

"Yaudah sana tidur udah ngantuk kan lo"

"Iya ka ini mau tidur"

"Okey selamat malam putri :)"
Degg jantung sesil langsung tak terkontrol

"Em iya ka malam juga"

Jantung dan pikiran sesil mulai ngga karuan karena perlakuan raka yang menurut sesil seperti memanjakanya, tapi dia terlihat senang melihat perlakuan senior gantengnya ituu.

"Sesil sesil kenapa pertama kali gue liat lo perasaan gue langsung beda kayaknya gue nyaman sama lo, tapi kalau di pikir pikir lucu juga sih kalo gini" ucap raka serambi tertawa kecil

Kalau air mata adalah tinta
Maka jalan dan dinding kota
Terpaksa ku jadikan media
Untuk menulis berbagai cerita
Agar tumpah ruah karena resah
Biar orang tau namamu
Dan segala gelisahku
Kalau saja hati adalah rumah
Maka kau telah menjadi pemilik istana
Menampung sejuta perbendaharaan
Rasa dan kata untuk selamanya
Untuknya yang tak akan pernah
Pulang kesinggahsana miliknya

                                               #rakaabimanyu

Matahari telah menunjukan senyum lebarnya ke semua orang yang menyambutnya tak terkecuali sesil dan raka.

"Non bangun sudah pagi" suara yang cukup mengagetkan sesil dari tidur lelapnya

"Eemmh udah pagi ya bi,bentar sesil ngumpulin nyawa dulu hehe"

"Iya non sudah bibi siapkan air dan baju seragamnya"

"Makasih bi, sesil mandi dulu"

Setelah selesai bersiap di pagi hari sesil pergi menuju sekolahny seperti biasa diantar oleh sopir pribadinya.

"Bi sesil berangkat dulu"

"Iya non hati hati"

"Selamat pagi kang adi,"

"Eh non sesil sudah siap non?"

"Siap dong kan hehe"

Mobil melaju agak sedikit kencang karena jam sudah menunjukan cukup siang,

Sesampainya di sekolah sesil bertemu sonia yang sudah duduk dengan tangan di ponselnya.

"Selamat pagi son,udah sibuk nih?"

"Eh kamu sil engga kok cuman iseng ajaa"

Bel sekolah pun berbunyi semua siswa masuk ke kelas masing masing untuk mengikuti pelajaran.

Jam sudah menunjukan pukul 15.00 itu berarti jam sekolah pulang. Sesil bersama sonia berjalan melewati koridor sekolah tanpa di sangka datanglah sosok raka yang terlihat akrab dengan sesil.

"Hai sil lo pulang naik apa?"

"Biasa ka di jemput"

"Jemputan lo udah dateng?kalo belum biar gue yang anterin"

"Ngga usah ka biar nanti saya nunggu jemputan aja"

"Jangan gitu mumpung gue lagi baik nihh"

"Emm iyaudah ka sesil ikut"

"Okey siapp"


call him ensteinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang