Chap 22 - Asli

12.8K 914 48
                                    

Mumpung ada Ide, langsung Update. 😋😋
Dan terima kasih untuk semangatnya.
Maaf, komentar kalian belum saya balas ya, tapi Mamak baca kok 😘
.
Dan, TYPO masih luar biasa ada ya. Belum sempat Edit 🙏
.
.
Happy Reading!!
.
.
.

Hujan telah mengguyur hampir seluruh kota sejak siang tadi. Sudah dua jam berlalu, tapi awan hitam masih menguasai langit tanpa membiarkan sang matahari untuk sedikit saja memberi kan kehangatan.

Sambil bertopang dagu, wanita yang memiliki surai merah mudah itu sesekali menghela napas panjang. Entah apa isi kepalanya sekarang, yang jelas, suasana hatinya sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Why??

Tanyakan itu pada lelaki tampan yang sejak pagi melarangnya ke luar rumah meski Sakura hanya terkena flu ringan karena kehujan kemarin.

Protektif dan posesif

Sangat tipikal seorang Uchiha Sasuke.

Lalu sekarang apa yang bisa Sakura lakukan jika sedikit saja ia melanggar perkataan Sasuke. Maka percayalah, tidak hanya ke dua payudaranya saja yang akan menjadi saksi kemalangan sekaligus kenikmatan yang akan ia dapati, tapi juga sesuatu yang ia jaga rapat-rapat akan segera di terobos oleh Uchiha Sasuke saat itu juga.

"Sialan!" Maki Sakura kesal.

Sakura menghela napas panjang. Ia seperti terpenjara di rumahnya sendiri. Sedangkan ke dua orang tuanya seperti tidak ingin ikut campur atau setidaknya melakukan sesuatu untuk membantu anak perempuannya untuk bisa lepas dari rumah mewah ini.

Pantat ayam sialan!! Maki Sakura kesal.

Lantas ia segera bangkit dari tempat merenungnya. Keluar dari kamar, dan memutuskan untuk membuat minuman untuk menghangatkan tubuhnya.

Namun ketika ia mengijakkan diri di akhir anak tangga miliknya, ia mendengar suara yang tak begitu asing baginya. Pemilik suara yang ingin sekali ia maki karena sudah melarangnya untuk beraktifitas sekecil apapun.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sakura. Sambil bersedekap menatap Sasuke dengan wajah kesal yang menurut Sasuke terlihat menggemaskan di matanya. "Pulang sana," usirnya.

Sasuke tak menyahut. Lelaki itu lebih memfokuskan pendengarannya pada saluran telepone miliknya.

"Ck!!" Melihat itu, Sakura mendengus dan berlalu begitu saja.

Membuat sesuatu yang hangat adalah yang sangat ia butuhkan sekarang. Masa bodo dengan keberadaan lelaki menyebalkan itu. Yang wanita musim semi itu ingin sekarang adalah ketenangan.

Sambil menunggu air mendidih, sebuah lengan sudah menerobos dan mengampit pinggulnya. Menimbulkan kehangatan pada punggung Sakura.

"Lepaskan!" Titah Sakura. Namun membiarkan lengan Sasuke tetap berada di perutnya erat. "Apa yang kau lakukan di rumahku." tanyanya.

Sasuke tak menyahut. Lelaki itu lebih mengeratkan pelukannya dan sedikit mencuri kecupan singkat di leher jenjang Sakura.

"Apa kau tidak bekerja?" tanya Sakura lagi. "Bukankah ini masih belum jam makan siang?"

Kesal karena tak ada jawaban dari semua pertanyaan yang sejak tadi Sakura keluarkan, wanita itu langsung memutar tubuh. Dan menemukan wajah Sasuke yang terlihat tampan dengan mata hitam miliknya yang menghujam.

"Sasuke-kun?"

Panggil Sakura. Namun Sasuke tak bergeming sama sekali. Lelaki itu semakin mengeratkan lengannya di pinggang Sakura, hingga membuat tubuh mereka menempel erat.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang