1. Pita Dahi

20.7K 1.3K 303
                                    


Disclaimer chara Mo Dao Zu Shi by Mo Xiang Tong Xiu.
Saya hanya mengembangkan imajinasi saya atas cerita yang beliau buat. Maafkan jika ada yang di luar karakter atau tidak sesuai dengan deskripsi di cerita asli.

 Maafkan jika ada yang di luar karakter atau tidak sesuai dengan deskripsi di cerita asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~XXX~

Seorang pemuda bermanik gelap, dengan wajah lembut yang sendu tengah berdiri di atas batu tertinggi tepian sungai. Pria berjubah putih dengan pita dahi motif awan khas Gusu Lan itu terlihat meniup xiao* putih tulang berumbai biru awan miliknya. Jemarinya yang kurus tampak lincah bergerak mencari nada, melantunkan melodi kesedihan yang menyayat hati. Tidak ada senyuman yang biasanya menghiasi wajah itu.

[*Xiao: alat musik tiup seruling vertikal khas China.]

Sebuah peristiwa masih tergambar jelas di ingatan. Tusukan pedang menembus dada orang itu. Ia tidak percaya dengan yang telah terjadi, terlebih ketika orang itu mengatakan hal yang membuatnya menyesal hingga saat ini, mungkin bahkan hingga nanti.

"Er Ge... Lan Xichen... Aku telah membunuh tak terhitung banyaknya. Aku bahkan telah membunuh ayah, adik, istri, guru, teman, juga anakku. Namun... aku tidak pernah sekalipun berniat untuk melukaimu!"

Nada xiao yang bernama Liebing itu menjadi semakin sendu, bergelombang mengikuti suasana hati si pemilik. Semakin kacau Lan Xichen bermain, semakin pias wajahnya tanpa kehidupan. Ia telah membiarkan tangannya melukai orang yang bahkan tidak pernah berniat melukainya, meskipun kejahatan yang dilakukan orang itu tak termaafkan. Namun, apakah orang itu pernah berlaku tidak sopan padanya?

Bahkan orang itu mendorongnya keluar dari genggaman saudara sesumpah pertama yang bangkit dari kematian untuk balas dendam. Dan Lan XiChen masih diijinkan hidup sampai hari ini karena dorongan itu. Bukankah itu sungguh kemuliaan baginya?

Mungkin saja jika Jin GuangYao tidak mendorongnya, mereka bertiga akan tersegel dan mati bersama dalam peti. Entah kenapa Lan XiChen pernah berpikir, mungkin hal itu cukup baik karena membuktikan persaudaraan mereka yang begitu erat. Di sisi lain, hal itu tidak bisa dibenarkan karena Lan XiChen telah menanggung beban seluruh sekte di pundaknya. Jika ia mati bagaimana dengan keberlangsungan sekte Lan?

Dunia ini memang tidak sesuci yang terlihat, bahkan lebih kotor dari yang manusia kira. Lan XiChen tidak mengerti bagaimana harus menghadapi kenyataan yang benar-benar memukul perasaannya, menyedot keluar jiwanya. Ia terpuruk dalam duka yang dalam dan penyesalan tiada akhir. Ia masih menyalahkan dirinya atas kematian sang saudara, ia tidak menemukan cara untuk bangkit dan melanjutkan hidup. Bahkan Lan Wangji sang adik pun tidak berhasil membuatnya merasa lebih baik.

Nada semakin tidak terdeskripsikan. Ia memainkan lagu yang berbeda, bukan gaya Gusu Lan. Hanya melodi yang lebih menyayat dan menggores sanubari, bahkan cenderung menjadi gelap. Ia tidak sadar sedang memainkan 'relikui kematian'. Jika seorang kultivator bisa mengusir dan berbicara dengan makhluk-makhluk tertentu dengan nada, mengendalikan mayat pun bisa, kenapa tidak dengan membunuh diri sendiri? Semua nada itu telah tercatat di seluruh buku melodi gelap di sudut perpustakaan rahasia Sekte Gusu Lan. Semua ada di sana. Bahkan untuk membunuh dirimu sendiri dengan lagu pun ada.

Pasangan KultivasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang