BTS Fanfiction. Fantasy/Drama. Kim Taehyung x Park Jimin. Enjoy.
.
"I don't think, there's any comparison between the present hardtimes and the coming good times,―Roman 8:18"
Rad Musem – Dancing in The Rain
.
Summer, 1994.
.
Hampir semua manusia yang ia ketahui namanya tak suka hujan. Ayahnya akan mengeluh hujan membuatnya pulang lebih larut karena jalan sangat licin dan ia takut ban-ban mobil tuanya yang sudah kandas kulitnya tergelincir. Ibunya tak akan suka saat pakaian yang dijemur tak kunjung kering karena matahari yang ditunggu tak juga datang, yang ada hanya si awan kelabu yang merintik-rintikkan hujan.
Seokjin Hyung juga tak suka bila lapangan hijau kesukaannya berubah menjadi tanah berlumpur yang becek dan mencipratkan air keruh saat ia berlari mengejar bola. Sama dengan Jungkook, yang akan mendesah panjang sambil melindungi kameranya di balik jaket kumal yang sudah dua minggu tak dicuci, berlari menghindari hujaman air yang siap menyerang kamera barunya.
Hanya Taehyung, yang akan tersenyum menunggu hujan turun selebat-lebatnya, mengguyur kota Seoul yang kusam warnanya dan menghempaskan debu-debu yang bergelinding di jalan. Hanya Taehyung, yang akan menyimpan payungnya, dan menari di dalam hujan.
.
Hari itu hari Sabtu, dengan tas olahraga besar di sampingnya dan pemutar musik dengan kabel putih tersambung ke telinganya. Jaket olahraga bertuliskan klub bola voli kebanggan SMA-nya ia kenakan untuk melawan angin dingin yang menghembus meski musim panas masih enggan untuk pergi. Entah kenapa belum ada satu pun bis yang melintasi kawasan rumahnya menarik pedal rem dan mengeluarkan suara khas yang disukai orang-orang ingin pulang.
Hitungan detik sampai menit, kendaraan itu belum tampak juga, malah rintikan air yang kian bersemangat seolah ingin merubuhkan atap halte yang rapuh dan berisik itu. Di jalanan yang sepi, Taehyung tak ingat pasti apa yang terjadi karena semuanya terjadi dengan sangat cepat. Seorang laki-laki, tak berpayung berdiri di seberang jalan dengan kemeja putihnya yang terlalu besar. Jika Taehyung ingin sok pintar, mungkin umur mereka sama karena kelihatannya ukuruan tubuh mereka tak seperti penggaris dan penghapus.
Hati-hati, pria itu melangkah menapaki aspal hitam yang pekat karena air hujan. Baru sadar, tak ada alas yang menyelimuti telapak kaki yang tengah girang melompat di atas genangan air. Taehyung tertawa, siapa yang masih suka bermain air di usianya? Tapi pria itu terlihat bahagia sekali, senyumnya cantik dengan wajah yang menghadap ke langit, meminta awan untuk menurunkan hujannya lebih. Bertanya-tanya, kapan terakhir kali Taehyung tersenyum seperti itu? Tak tahu, rumah dan sekolah sama-sama menyiksa untuk sekadar bernapas.
Hening menjemput saat pria dengan helai rambut brunette itu menoleh dan tersenyum ke arah Taehyung. Mungkin saat itu pipi Taehyung bersemu, seperti anak gadis yang malu-malu saat ditanya siapa orang yang disukainya. Ingin ikut tersenyum, tapi mobil cepat dengan suara klakson nyaring menyambar tubuh pria itu begitu saja. Dengan cepat Taehyung berdiri dan berlari ke tengah jalan aspal, berharap menemukan tubuh yang berlumur darah tapi masih sanggup berdenyut nadi.
Hilang, pria itu tak ada di sana.
.
Hantu, itu yang teman-temannya bilang soal pria yang suka berjalan-jalan di bawah hujan dan membuat pengendara kecelakaan. Ingin tertawa, mobil saja belum banyak tapi hantu kecelakaan sudah ada. Ingin menyanggah, karena Taehyung yakin ia bukan anak indigo atau semacamnya dan ia pun bersumpah belum pernah melihat hantu secantik itu. Bukan hanya cantik, tapi setidaknya pria itu mampu mengangkat sudut ujung bibirnya untuk melengkungkan senyuman.
YOU ARE READING
Dancing in The Rain [BTS Fanfiction - VMIN]
RomantikHanya Taehyung, yang akan tersenyum menunggu hujan turun selebat-lebatnya, mengguyur kota Seoul yang kusam warnanya dan menghempaskan debu-debu yang bergelinding di jalan. Hanya Taehyung, yang akan menyimpan payungnya, dan menari di dalam hujan. A B...