Third Memory

249 18 11
                                    

Jangan lupa votes dan komentarnya ya 😄

Jangan lupa votes dan komentarnya ya 😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ❤️

***

Kurang lebih satu minggu semenjak kedatangan mereka, suasana di kediaman Kasugano semakin terasa hidup. Terlebih jika Kiseki dan Haruka sedang malas keluar dan menetap di rumah. Dua remaja lelaki itu terkadang menghabiskan waktu berleha-leha di ruang tamu tempat si kembar Kozakura biasa tidur, atau bercakap-cakap seru ketika kebetulan mendapat tontonan yang sama-sama mereka sukai.

Ada juga kala di mana rumah terasa begitu sunyi. Kizuna memanfaatkan kesempatan ini sebagai waktu 'menyegarkan pikiran', sedangkan Kiseki tentunya sedang berkelana bersama Haruka mengelilingi alam Okokuzome yang luas dan masih terjaga. Tak jarang mereka pulang dengan pakaian sangat kotor, membawa beberapa ekor serangga yang belum pernah Kizuna lihat di Tokyo.

'Seperti anak kecil saja', batin Kizuna tiap kali menyambut mereka pulang. Tapi tak apa, Kiseki terlihat bahagia sekali ..., timpal hati kecilnya tulus. Sulit baginya untuk bisa mendapatkan senyuman selebar itu di wajah Kiseki setiap hari. Di Tokyo, kehadiran Mami selalu memperburuk suasana hati kakaknya itu. Dia pun bersyukur Haruka yang berusia tiga tahun di atas mereka dengan senang hati meladeni Kiseki untuk bermain-main di sekitar desa.

Hari mulai gelap. Seperti biasa, Kiseki dan Haruka kembali sebelum matahari terbenam. Mereka segera mandi lalu menyiapkan makan malam, menyantapnya bertiga di dapur sementara Haruka mengantarkan jatah milik Sora ke kamarnya.

"Haaah ..., hari ini benar-benar melelahkan!" Kiseki mengelap keringat yang mengucur di keningnya seraya berbaring di teras ruang tamu. Alih-alih mengeluh, dia malah terlihat begitu puas. Pagi hingga menjelang sore bersama Haruka dan Ryouhei, salah seorang teman Haruka di sekolahnya, mereka bertiga pergi ke sungai menghabiskan waktu untuk memancing ikan. Hasil tangkapannya luar biasa. Mungkin untuk beberapa hari ke depan mereka akan terus memasak ikan-ikan air tawar yang kini disimpan di freezer itu.

"Kiseki, sepertinya harimu menyenangkan sekali, ya ...," celetuk Kizuna, tangannya menggenggam gelas berisi cola. Kakak kembarnya itu menyunggingkan cengiran lebar.

"Tentu saja! Aku merasa seperti punya kakak laki-laki!" selorohnya. Kizuna meliriknya sesaat, lalu berkata.

"Begitu, ya. Syukurlah."

Kiseki mengerjap, memperhatikan wajah Kizuna dari sisi. Gadis itu menyesap cola dari gelas di tangannya pelan-pelan, menikmati rasa dingin yang mengaliri kerongkongannya. Ekspresinya tidaklah muram, tapi Kiseki merasakan ada sesuatu yang membuatnya terlihat sedih. Kiseki duduk bersila. Apa dia terlalu asyik sendiri belakangan ini?

"Hey, Kizuna ..., kau kesepian?"

Gadis berambut hitam itu menoleh padanya, menatap Kiseki dengan sorot mata seakan terkesiap. Kiseki tersenyum pias, ada sedikit penyesalan di sana.

The Distant Memory of That SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang