Damai

0 1 0
                                    

Terik pagi dan bunyi alarm yang benar-benar berisik , membuat telinga siapa saja malas untuk mendengar.

" Buset! Berisik banget si Lo alarm"
"Jam brp sih?"
"Oh jam 6.45, what the??!"
Teriak Chintya yang langsung berlari menuju ke kamar mandi, setelah itu ia turun sambil berlari untuk berangkat sekolah.

"Bang, buruan ni Tya kesiangan" ucap Chintya kepada sopirnya , ini benar-benar sudah telat. Liat saja jam sudah menunjukkan pukul 7.

"Eh iya neng" balas bang Dio sopir keluarga Chintya. Bang Dio pun menginjakkan gas dan melaju cepat menuju sekolah.

**

"Yahhh gue telat, pake pagar di kunci lagi, nasib gue gini amat yak" omel Chintya yang sekarang terlambat masuk sekolah. Bukan Chitya namanya kalo dia masuk selalu tepat waktu, apalagi Ini ke-2 kalinya ia terlambat sebelum terakhir kali kelas 10 dulu.

"Ah iya, sekolah ini kan dibelakang gaada guru " guman Chintya yang langsung berlari menuju tembok belakang.

Bughh, Chintya melempar tasnya masuk ke dalam sekolah. Sedangkan ia masih berusaha melewati tembok tinggi itu.

"Akhirnya bisa juga" ucap Chintya yang langsung mengambil tasnya dan hendak pergi ke kelasnya.

"Wah, Lo telat ya! Gue laporin guru BK Lo!" Ucap Digra dengan muka mengancam.

"Eh Lo kok ngancem sih,  Mau Lo apaan coba! Gue juga ga sering-sering amat telat!" Bentak Chintya. Memang Digra hanya bisa membuatnya kesal setiap saat.

"Gini deh, sebagai wakil osis gue tuh tau peraturan kalo misalnya telat dan ngehindar dari guru BK ditambah sembunyi masuk dengan ngelewatin tembok ini, bakal kena surat peringatan "
Ucap Digra menjelaskan dan melebih-lebihkan tentu saja.

"Boong Lo! Jan muna deh!" Balas Chintya, Chintya lalu berpikir sejenak. Surat peringatan hanya diberi jika anaknya sering telat dan menerobos, Apa yang Digra rencanakan? Mencurigakan.

"Gue gasuka bohong, dan asal lo tau gue nawarin kesepakatan" tantang Digra.

Benar-benar, terlalu licik kau Digra. Ingin bermain-main denganku? Okey.
"Apa?" Ucap Chintya dengan nada menantang.

"Lo ikutin kemauan gue" balas Digra sambil melipat tangannya di dada.

"Gue gamau jadi babu lo! Okay?" Ucap Chintya yang sudah menahan amarahnya, apa-apaan ini.

"Bukan itu" balas Digra yang membuat Chintya mengangkat sebelah alisnya.

Digra prov sebelumnya

"Eh gra, kita-kita mau bikin taruhan ni, lo ikut ga!" Tantang teman-teman Digra.
"Apa taruhannya?"
"Lo harus deketin tu si Chintya, kalo Lo gabisa dalam sebulan Mobil Lo kita ambil" ucap dkk lantang.

"Gila lo? Kalian kan tau sendiri gue musuhan sama dia" balas Digra kesal, berbaikan dengan Chintya? Hell!.

"Setuju atau tidak?" Tanya Ando teman Digra.

"Hanya 30hari kan? " Tanya Digra.
"Dihari ke 30, lo tembak dia" Ucap Ryan dengan nada tinggi, benar-benar menantang Digra .
"Secepat itu?" Tanya Digra yang tidak tau jalur pikiran teman-temannya.

"Setuju?"tanya Ando kembali.
"Okay" balas Digra dan pergi meninggalkan teman-temannya.

Chintya prov
"Kesepakatan apa ni, hello? Kok lo bengong sih ??" Tanya Chintya yang melihat Digra hanya melamun. Apakah dia secantik itu? Eh? Harus Fokus Chintya.

"Eh iya, Lo harus baikan sama gue, ga boleh musuh-musuhan" perintah Digra yang membuat Chintya hanya menganga.
"Lo kesambet apaan?" Tanya Chintya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang