Balikan

818 140 23
                                    

Joy ngikutin Sehun masuk ke kamarnya, dan langsung ngucap istigfar saat melihat keadaan kamar anak cowok itu.

Kasur berantakan, baju-baju kotor berserakan, alat makan yang nggak langsung dibereskan, paper-paper tugas juga, wuah pokoknya—

Joy langsung badmood saat melihat keadaan kamar pacarnya yang berantakan itu.

"Ah, tau gitu aku nggak mau diajak ke sini!" kata Joy sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

Sehun yang lagi nyopot jam tangannya, nengok.

"Ih kenapa sih? Biasanya kesini juga," balas Sehun.

Joy agak tersinggung dengan kata 'biasanya', karena ia baru ke sini lagi setelah beberapa bulan ia putus dengan Sehun. Bahasanya, mereka sekarang ini sudah balikan. Aelah kalo mau balikan mah ngapain putus.

"Aku males beresin kamar kamu, noh! Sejak kapan kamu jadi berantakan gini?" sungut Joy sambil tetap berkacak pinggang.

"Sejak putus sama kamu."

BuChEeeEEEnNnn.

Pipi Joy memerah.

Mau tak mau, ia masuk ke kamar cowoknya itu lalu mulai memberesi barang-barang yang berceceran.

"Aku mau mandi dulu, kamu di sini aja—"

"Nggak mau, kamar kamu berantakan—"

"Yaudah ih kalo ngga mau beresin biar nanti aku aja, sana ke dapur aja!" Sehun nyolot.

Memang, saat sebelum putus waktu itupun mereka suka mendebatkan hal-hal kecil.

Joy akhirnya pasrah.

"Hmm.. sebagai pacar yang baik, aku mau beresin kamar kamu aja deh hehehe..."

Sebenernya karena takutnya nanti kalo ketemu Mamanya Sehun, dia bakal canggung. Soalnya lama nggak ke sini...

"Yaudah. Oh ya, baju kotor taroh bak cucian aja, biar Embak yang nyuci," ucap Sehun sebelum keluar untuk menuju ke kamar mandi.

"Ya aku sih juga males nyuciin baju-baju kamu," gumam Joy setelah Sehun keluar.

Lalu ia mulai membereskan kamar Sehun.

Kira-kira apa yang dilakukan oleh anak itu selama 4 bulan ini sehingga kamarnya mirip dengan kapal pecah ini. Lagi, apakah tidakkah Sehun merasa risih dengan kamar yang super berantakan ini?

Ni anak tidurnya ngilerin paper-paper tugas kali, ya.

Setelah ia membereskan kasur dan meja belajar, ia membawa baju-baju kotor ke laundry room dan alat makan kotor ke dapur untuk dicuci.

Di dapur, ia bertemu dengan mamanya Sehun. Tentunya mamanya Sehun kaget karena tiba-tiba Joy main ke sini setelah sekian lamanya.

Mamanya Sehun yang sedang menata piring di rak itu pun langsung menghampiri Joy.

"Eh? Nak Joy?"

Joy udah deg-degan. Nggak tau kenapa, sewaktu dia bertemu dengan mamanya Sehun pertama kali juga deg-degan.

Joy segera meletakkan alat makan kotor di wastafel lalu menyambut pelukan si tante.

"Hehe halo, Tante," sambut Joy balik.

"Kok lama baru keliatan, sih? Tante kangen sama kamu,"

Joy salah tingkah.

"Hehe iya, Tante. Aku... kemarin-kemarin sibuk ngurus buat masuk kuliah..hehe..."

"Oh iya, ya, kamu tahun ini masuk. Eh kuliah di mana kamu?"

"Di univ yang sama kayak Sehun kok, Tan." Joy tetap mengembangkan senyumnya.

"Oh, lumayan deh kalo gitu. Eh gimana kabar kamu?"

Dan ya begitulah percakapan mereka berlanjut, sampai Sehun selesai mandi dan merasa kehilangan pacarnya karena tadinya cewek itu masih berada di kamarnya, kok tau-tau sudah tidak ada jejaknya.

Suka posesif sendiri, emang.

"Neng?" dia keluar dari kamar sambil berteriak.

Dua orang perempuan yang lagi di dapur mendengar teriakan Sehun, tapi mamanya yang menjawab.

"Di sini, Hun, sama mama!"

Tak lama kemudian, cowok itu sudah sampai di dapur.

"Kamu gimana, sih, kok baru bawa Joy lagi ke sini? Mama pikir kamu selingkuh karena nggak bawa siapa-siapa lagi," celetuk mamanya.

"Hus, Mama ah! Ada Joy di sini ngomongnya jangan kayak gitu!"

"Ya abisnya...,"

"Ma abis ini aku mau basketan sama temen-temen, Joynya mau aku bawa."

Mamanya langsung menunjukkan ekspresi sedih.

"Yah, padahal Mama masih kangen tau sama Joy, ya Nak? Kamu sendiri aja gih, Joynya biar di sini dulu?"

"Tante—"

"Nggak bisa, dia mau ada kelas lagi abis ini."

Joy ngangguk. "Iya tante, nanti Joy besok-besok masih ke sini, kok."

"Yaudah deh, hati-hati ya."

Ya gitu deh, Joy aja jadi rebutan Sehun sama mamanya.

***

Sekarang mereka udah di mobil, otw ke tempat buat basketan gitu.

"Mau makan dulu nggak kamu?" tanya Sehun.

"Kamu juga belom makan, kan?"

Sehun ngangguk.

"Beli mcd aja, ya."

"Boleh."

"Atau kfc?"

"Terserah deh, dua-duanya sama-sama junkfood."

"Bungkus aja, ya."

Bungkus. Bahasa lu bungkus, dikira beli bakso.

***

"Eeey, balikan dia ternyata," celetuk salah satu teman Sehun, Hansol, ketika mereka berdua sudah sampai tempat basket.

Ucapan Hansol itu membuat yang lain memusatkan perhatiannya pada Sehun. Dan tentunya Joy.

Sorakan-sorakan langsung terdengar, tentu saja Joy merasa awkward. Sedangkan Sehun masih setia menggandeng tangan Joy.

"Dasar gamon," kalau ini Chanyeol yang berkata.

"Hahaha gimana bisa sih, Hun? Tau gitu gua ajak Jessie ke sini biar nemenin si Joy," sambung Kris.

"Jessie siape?" tanya Minhyun.

"Pacar gue, masa lo gatau. Udah go internasional."

"Couple tonggos, hahaha..." seloroh Kai.

"Wah bang, kurang ajar nih body shamming!" adu Minhyun ke Kris.

"Biarin, kaya nggak nyadar aja dirinya udah secakep apa."

Sehun ikut ketawa-ketawa aja, Joy nya masih malu ketemu sama temen-temen Sehun. Ya soalnya lama nggak ketemu, lama nggak nemenin Sehun main basket bareng mereka.

Akhirnya Sehun cuma nyuruh Joy duduk di pinggir lapangan, bukan tribun sih tapi kayak ada beberapa tempat duduk gitu.

"Gausah kemana-mana ya, tuh mcd nya dimakan." kata Sehun.

"Lah kamu nggak makan?"

"Entar aja,"

Sehun mah susah banget dibilangin. Terserah aja lah ya.

"Jangan bandel matanya, liatin aku aja. Nggak usah mupeng, temen-temen aku emang ganteng, tapi aku lebih ganteng."

yA BAGI JOY MAH MANA BISA DIA BERPALING, ORANG PAS PUTUS AJA BEGITU DITEMBAK LAGI MALAH DITERIMA.

Joy mendecak, "iya udah sanaaa. Gak usah capek-capek biar nanti malem nggak ketiduran, ntar lupa ngerjain tugas."

"Hehehe siap ndoro, seneng deh diperhatiin—"

"WOY AYO CEPET KEBURU SORE, PACARAN MULU!"

Sehun kaget, trus langsung nyamperin temen-temennya.

Balikan | OSH ; PSY (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang