Awal pertemuanku dengan seorang gadis lucu dan seru. Bisa dibilang menghibur namun tidak selucu badut yang sering kita jumpai di pasar malem atau di mall-mall, karena dia hanya lucu dalam tutur bicara dan gerak fisik yang cuek dalam menyampaikan kata perkata. Ok kita mulai!
Berawal dari saudaraku yang mengajak main kerumahnya untuk sebuah bisnis bersama ibunya. Aku tidak tahu kala itu siapa yang di maksut saudaraku, namun aku hanya bisa mengantarkan saudaraku yang berbisnis serta menemui sang pujaan hatinya. Aku yang saat itu mau pulang ke jakarta, aku menyempatkan diri untuk menemani saudaraku berbisnis dengan orang lain. Sebelumnya dia sudah bilang dan merencanakan, " mas mau gak tak kenalin sama sinta, tapi nanti aku sekalian ketemu si mawar." Seketika aku berfikir dalam benakku " cantikkah, serukah orangnya?" Setelah saudaraku menjemputku, aku siap-siap untuk berangkat ke rumah sinta dengan memakai sweeter merah dan celana jens hitam. Di sepanjang perjalanan kita berdua membahas soal sinta dan mawar hingga perjalanan kita sampai ke rumah sinta.
Sesampai depan rumahnya, kita ucapkan salam "Assalamu'alaikum..." seketika dijawab oleh sinta "Wa'alaikumsalam.." dengan segera dia membuka pintu. Sebelumnya saudaraku dan sinta sudah merencanakan untuk ketemu di rumahnya, agar saudaraku bisa ketemu si mawar, agar dia bias mengenang masa-masa pacaran walaupun tanpa ada kejelasan dalam hubungan mereka. Namun kalau di lihat dari mata mereka berdua ada rasa saling memiliki disalah satu mereka dengan tatapan mata berbinar-binar dikeduanya. Dan akhirnya kita berbincang-bincang dengan sinta berbagai hal, tiba-tiba sinta dapet pesan dari mawar "Jemput aku ya?" sehingga dia menjemput si mawar agar menemui saudaraku. Oiya sebelumnya aku tidak begitu mengenal dengan sinta, saudaraku mengenalkan aku dengannya "kenalin nih saudaraku" katanya. Aku pun inisiatif menjulurkan tangan kananku untuk kenalan dengan sinta, dan aku pandangi dari atas hingga ujung kaki dengan kedua mata sehingga mata tak mau di ajak berkedip dengan genggaman tangan yang begitu lembut. Aku bergunam " Oh ini yang namanya sinta, menarik." Tanpa aku sadari ternyata aku terhpnotis lama dihadapan wajah paras nan begitu cantik yang natural yang hanya sedikit di bumbuin lipstick berwarna merah muda.
Dia langsung mempersilahkan masuk selayaknya tamu dan tuan rumah. Pandanganku seketika memenuhi setiap dinding yang ada di sekitar rumah tersebut dengan beberapa foto keluarga dan juga lukisan-lukisan yang terpampang disetiap sudut. Tiba-tiba dia terasa sibuk sendiri untuk mengeluarkan semua makanan yang ada di belakang, entah itu berisi biscuit atau cuma kalengnya yang isinya tetap rengginang, entahlah. Hehehe
Saat dia menuangkan sebuah teh hangat dicangkir atas meja benakku berkata lagi "cantik", tiba-tiba aku tersadarkan suara cangkir yang sengaja dibantingkan sedikit oleh sinta, karena dia sadar kalau aku memerhatikannya. Aku mulai membuka percakapan dengannya untuk bertanya masalah temen sekolah yang sama-sama kita kenal di saat pesantren dulu. Diapun menjawab, aku terhipnotis dengan cara bicaranya sehingga aku perhatikan bibir yang diselimuti lipstick merah muda itu hingga aku berfikir lagi "menarik juga". Tak sadar aku di sentuh saudaraku. "Woy malah nglamun" katanya sambil ketawa. Saat ini aku kecolongan kedua kalinya untuk melihatnya. Sebelumnya saudaraku yang bernama Izul dan sinta bias bertemu dulu ketika Sinta diajakin Mawar buat ketemu dengan Izul di taman dekta rumah Mawar. singkat cerita dia dikenalinlah sama si Mawar hingga di manfaatin Izul buat nanya keadaan Mawar, mirip makcomplanglah kira-kira. Dan ternyata ketika Izul nanya sekolahnya Sinta, malahan satu alumni di MA (Madrsah Aliyah) Ternama di Pati Jawa Tengah, sehingga Izul memanfaatkan semuanya demi bisa bertemu dengan Mawar dengan pelantara Sinta.
Beberapa pertanyaan aku lontarkan ke Sinta masalah apa saja yang mungkin dia biasa mengerti, dan pastinya tidak jauh dari teman-teman dekta dulu yang sekelas sama dia ataupun temen seniornya yang beberapa dia kenal si A, B dan C dll. Ternyata Sinta juniorku yang tidak begitu jauh tingkatan jurusan maupun sekolah denganku, sehingga tidak susah untuk menanyakan guru-guru yang cukup mengenang dimasa sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Hari Bertemu
Short StoryAku dan dia akhirnya menjalin percintaan yang sebelumnya hanya bisa chat dan telfon, sekarang bisa ketemu langsung, ngobrol sana sini dengan waktu yang sangat singkat.