Prolog

44 2 0
                                    

Hari ke 158 || Menara terakhir || 30 maret 2029.

"Alissya, cepat menghindar!" Teriakan Brian menyentaknya.

Sebuah pukulan dari perisai yang di ayunkan Prof. Niko melayang ke arahnya, menghempaskan tubuh Alissya ke tembok hingga Ia tak sadarkan diri.

Brian yang melihat itu di depan mata kepalanya sendiri, langsung naik pitam dan mengangkat pedang. Dia berlari secepat kilat dengan di penuhi amarah yang membara, kepada Prof. Niko setelah  melukai Alissya dan teman-temannya.

"Matilah dan terjun ke nereka atas semua perbuatan Mu!!" Teriak Brian yang kini semakin mendekati Prof. Niko.

"Kau yang akan ku kirimkan ke nereka terlebih dahulu." Ujar Prof. Niko yang kini berlari ke arah Brian yang semakin mendekatinya.

Brian mulai mengayunkan pedang itu yang kini di aliri sebuah aura berwarna merah, bagaikan api yang menyala di atasnya. Dia memposisikan mata pedannya lurus ke depan dan mencoba untuk menghunuskan pedang itu ke jatung Prof. Niko.

Prof. Niko dengan cepat menggerakan perisainya.

'Tang-' Brian terhempas, pedangnya terlempar bersamaan dengan tubuhnya. Perisai Prof. Niko terlalu kuat untuk di tembusnya, walau dia sudah mencoba sekuat tenaganya, Prof. Niko tak bergeming.
Badannya yang besar seperti Orc membuatnya seperti tak memiliki celah untuk di kalahkan.

'Krek' Bagian atas dari perisai Prof. Niko tampak retak, setelah menangkis serangan dari Brian.

"Sial!" Gumam Prof. Niko saat menyadari dampak kerusakan dari serangan Brian.

Sedangkan Brian terkulai lemas setelah menghempas tembok, padangannya kabur, tapi Ia mencoba untuk fokus walau pada akhirnya gagal, karena benturan yang sangat kuat pada kepalanya saat dia terhempas tadi.

"Kau tak akan mampu melawan ku, makhluk rendahan," Umpat Prof. Niko.

"Kau akan berakhir disini bersama teman perempuan mu itu, dan teman-teman mu yang akan ku bunuh setelah kalian berdua." Sambungnya sambil menatap ke arah segorombolan orang yang kini terpatung karena efek racun dari serangan yang dia berikan.

Mereka adalah tim Raid Boss yang selalu membantu Brian dan Alissya, sampai Akhirnya mereka bisa mencapai titik akhir ini. Walaupun pada akhirnya tak bisa membantu mereka berdua untuk mengalahkan Prof. Niko yang memiliki kekuatan jauh lebih besar dari musuh yang mereka lawan sebelumnya.

Prof. Niko adalah pembuat permainan mematikan ini yang akhirnya menjebak mereka semua di permainan ini dan membunuh semua orang yang terjebak satu persatu karena tantangan yang mustahil untuk di selesaikan.

"Kau tak akan bisa menghentikan langkah Ku untuk mengakhiri semua ini, Prof." Brian mencoba untuk kembali berdiri, tangannya berusaha sekuat tenaga untuk menopang badannya yang di penuhi baju zirah besi yang tebal.

"Baiklah kalau kau bilang begitu, Aku akan membuktikannya padamu, bahwa kau hanya akan mati dengan di penuhi penyesalan, karena tak bisa melindungi orang-orang yang kamu sayangi." Ujar Prof. Niko sambil berlari kencang ke arahnya.

Langkah kakinya mengguncangkan lantai luas tempat mereka semua berdiri. Prof. Niko semakin mendekati Brian dan mengayunkan pedangnya, bersiap untuk mengakhiri Brian yang masih mencoba untuk berdiri.

"MATI LAH BERSAMA RASA PENYESALAN MU ITU!!" Teriak Prof. Niko yang kini sudah berada di depan Brian.

Tanganya mengangkat tinggi, mengayunkan Pedang yang membelah angin dan kini mengarah tepat ke leher lawannya yang bahkan tak berdaya di depannya.

'Czzz-' Pedang Prof. Niko terpental bersamaan dengan tangannya yang masih menggenggam pedang itu.

"Kau yang akan berakhir disini Profesor." Ucap Alis yang kini sudah sadarkan diri dan mengarahkan busurnya pada Prof. Niko.

"Sial! Akan Ku kuliti tubuh indah mu itu, atas perbuatan mu ini!!" Prof. Niko menggeram kesakitan, menahan cucuran darah dari tangannya yang terputus, oleh anak panah yang di lepaskan Alissya.

Tanpa di sadari, Brian kini sudah kembali pulih dan menggenggam pedang di tangannya. Tanpa menunggu lagi dia langsung mengayunkan pedang itu.

Prof. Niko yang masih terfokus pada tangannya, ternyata dapat menghindari serangan itu yang hampir saja membelah kedua kakinya.

"Kesempatan dalam kesempitan ya, hahahaha." Prof. Niko masih sempat tertawa dan membuat mereka berdua terintimidasi, walau dia dalam kondisi yang terpojok.

"Tapi Aku tak akan membiarkan kalian berdua menyelesaikan permainan ini dan Aku akan mengakhiri kalian semua disini." Ujar Prof. Niko dengan sesumbar.

Setelah mengintimidasi dan memecah fokus mereka berdua, Prof. Niko berlari ke arah pedangnya, tapi Alis tidak membiarkan Dia mendapatkan pedangnya kembali.

"Tak akan ku biarkan." Alis menarik busurnya bertubi-tubi ke arah Prof. Niko, tapi dia berhasil menangkis semua serangan itu.

"Cuih, kalian semua adalah makhluk lemah yang bahkan tak bisa mengalahkan ku, walau hanya bertarung menggunakan satu tangan" Ucap Niko sambil menabuh perisai yang kini disatukan dengan tangannya yang terputus, sedangkan pedang yang kini sudah kembali ia dapatkan, Dia genggam menggunakan tangan kanannya yang masih utuh.

"Kita lihat saja siapa yang akan berakhir setelah semua ini selesai Profesor." Ucap Alissya balik mengintimidasi karena tak ingin terus terintimidasi.

Dia mulai memfokuskan diri pada busurnya yang kini dan mengalirkan seluruh energinya pada sebuah senjatanya itu.

Menciptakan sebuah Aura berwarna biru yang menyala dengan terang, bagai pijaran Api dari bintang kejora.

"Aku akan menyerangnya dari dekat dan kau lindungi Aku dari belakang." Ucap Brian yang kini sudah kembali berdiri dan bersiap melakukan serangan terakhirnya.

"Baiklah, Aku akan melindungi mu sampai akhir!" Jawab Alis.

Mereka berdua berlari beriringan, Alis memposisikan diri di belakang Brian yang mengangkat pedangnya yang kembalidi aliri Aura merah.

Brian bersiap untuk mengayukan pedangnya kembali dan menghunuskan pedang itu pada Prof. Niko, agar dapat mengakhiri permainan yang melelahkan ini.

Sedangkan Alissya yang berlari di belakangnya, kini sudah menarik satu anak panah dari belakang punggungnya dan membidik ke arah Prof. Niko.

"Ayo kita Akhiri semua ini." Ucap Prof. Niko dengan ke-angkuhan yang masih sama dan kini berlari ke arah mereka berdua.

"Hiyaaaaa!!" ucap mereka bertiga bersamaan.

Menciptakan pertarungan yang sesungguhnya terjadi. Pertarungan terakhir untuk mereka bertiga.

Anak panah yang di bidikan Alissya sudah melesat bersamaan ayunan pedang Brian bersiap menerjang.

Tak tinggal diam, Prof. Niko juga mengayunkan perisainya dan menerjang ke arah mereka.

Menghasilkan cahaya putih yang menyilaukan mata, membuat silau pandangan semua orang yang berada di situ.

Bersambung...


*

Di publikasikan pada sabtu 9 maret 2019.

Game Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang