Penyemangat

97 3 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*********

"Iya Mah, kaka makannya teratur ko"

"Beneran loh ka, jangan bohongin Mamah. Mamah gak mau kamu sakit, kalo sakit nanti gak ada yang ngurusin kan kamu jauh dari Mamah"

" Siapa ndan, laksanakan"

"Kalo Mamah ngomong jawabnya yang bener ka!"

"Iya Mah, siap. Udah dulu mah Atha mau berangkat ngampus dulu. Assalamualaikum" Atha buru-buru menutup telfon dari sang mamah dan berlari untuk memasuki ruangan kelasnya.

Buru-buru Atha mendaratkan tubuhnya di bangku paling depan karna memang hanya itu yang tersisa. Nafasnya masih belum teratur karna kegiatan larinya barusan.

"heh, tha benerin dulu noh jilbab lo, miring gitu. Kayak yang make" Sahabatnya Alfi langsung mendudukan badannya di samping Atha

"okeh thanks, udah ngingetin gue"

Ting

Notifikasi whatsapp menyadarkan Atha dan langsung melihat notif di benda berbentuk pipih, ekspresi yang tadi begitu muram karna berlari seketika berubah menjadi kebahagiaan dan senyum tercetak jelas di wajah Atha.

From : My Support

Pagi dek, udah di kampus?

Ternyata notif whatsapp berasal dari sang pujaan hati. Bagi Atha, Widodo bukan hanya sekedar pacar, tetapi juga bisa menjadi sahabat, teman, ataupun kaka karna memang umurnya 2 tahun diatas atha , bahkan kadang Widodo bisa seperti mamahnya karna begitu cerewet. Atha selalu berkomunikasi dengan sang pujaan hati karena memang mereka LDR. Semarang-Surabaya.

Tanpa komando jari-jari atha telah lihai menari di atas benda pipih itu

To : My Support

Udah Mas, barusan Atha sampe kampus. Barusan bangeet hehe. Mas gak apel pagi?

From : My Support

10 menit lagi Mas apel dek, ini baru selesai sarapan. Kamu pasti belum sarapan kan?

To : My Support

Hehe. Ko tau ? mamah pasti yang bilang yah? Tadi Atha kesiangan Mas. Jadi buru-buru langsung ngampus. Sarapan nanti aja di kantin

From : My Support

Gak ko, kebiasaan kamu kalo pagi gak sarapan. Jangan lupain sarapan Athayaaa.

To : My Support

Siappp ndan, habis ini sarapann.

Semangaaat Apelnyaa. Cepet pulang yah Athaaa kangen bangeet nihh . wlee :p

Widodo tersenyum melihat balasan dari Atha tanpa berniat membalasnya. Buru-buru dia ke lapangan untuk melaksanakan Apel pagi. Baginya Atha bukan hanya penyemangat tetapi juga pengobat lelah dengan segala aktifitasnya yang begitu padat di kawah candra dimuka ini. Masih teringat jelas masa-masa ketika begitu perhatiannya Atha memberi semangat dan mendukungnya untuk mencapai mimpinya. Mendampinginya menjalani serangkaian seleksi untuk masuk di dunia pertahanan negara lebih tepatnya TNI AL. Kini dirinya sedang menjalani masa pendidikan di Surabaya dan harus menjalani LDR karna Atha yang sedang kuliah di Semarang. Dulu Atha begitu sulit didekati tetapi berkat perjuangannya untuk mendapatkan Atha akhirnya Atha menerimanya bahkan keluarga hendra pun sudah memberikan lampu hijau untuknya.

****

Sepulang kuliah Atha melakukan rutnitasnya untuk mengajar di Bimbel dan bergabung dengan anak-anak. Walaupun atha berasal dari keluarga yang berkecukupan tapi dia tak pernah sedikitpun untuk bersikap sombong dan selalu mengandalkan harta orang tuanya. Dia ingin menjadi perempuan mandiri. Bukan hanya mengajar di Bimbel, Atha juga dikenal sebagai aktivis kampus dan bergabung dengan UKM Korps Suka Rela yang berada di bawah naungan Palang Merah Indonesia. Bukan hanya itu saja kadang dia juga ikut freelance Tour leader di biro perjalanan wisata. Baginya kuliah tidak melulu tentang kampus kos.

"Mba, sorry yah atha telat dateng nih" buru-buru atha meletakan ranselnya dan menuju kumpulan anak-anak SD yang sedang tertawa riang

"kamu tuh, udah mba bilangin dateng jam 4 sore, setengah 5 baru dateng"

"hehe, tadi Atha ada tambahn kuliah. Harap maklum "

"yaya, bukan mba namanya kalo gak pemaaf" Mba Wahyu berdiri dan langsung mencubit ppiku.

Ya beginilah aku adalah tentor di salah satu Bimbel di Semarang. Aku tentor paling muda diantara yang lain. Aku merasa sangat bersyukur memiliki banyak kaka perempuan disini. Mereka yang begitu baik dan penyayang.

Setelah selesai dari bimbel aku langsung bergegas menuju rumah Ibu, iya beliau adalah ibu keduaku di Semarang. Aku kerap memanggilnya Ibu Naufal. Beliau sudah memanggap aku anaknya bahkan aku sering menginap di rumahnya. Aku mengenal beliau sejak satu tahun yang lalu ketika aku menjadi tentor anak bontotnya yang bernama Abi. Bahkan sampai sekarang aku masih menjadi tentornya.

"Assalamualaikum Ibu" aku berdiri di depan pintu sambil menunggu sang empunya memberikan titah untuk masuk

"Waalaikumsalam" sesosok anak laki-laki dengan kaos putih berdiri didepanku. Ajahnya yang tidak begitu putih begitu kontras dengan arna baju yang dia pakai. Yuph benar sekali. Dialah Abi salah satu anak didiku bisa dikatakan adiku juga. Dia anak dari Ibu Naufal

"Mba gak disuruh masuk nih" kataku sambil tertawaa

"hahaha, Mba Athaa masuk sekarang" katanya memerintah

"Ibu mana bi?" aku celingukan , karna rumah terlihat sepi

"Bu, Mba Atha udah dateng nihh" ingin rasanya aku menutup telinga mendengarkan teriakan abi. Bukan abi namanya kalo gak teriak

"iyaa, suruh Mba Atha duduk dek" aku mendengar suara ibu yang berjalan ke arahku segera kusalami

"udah dari tadi Mba?"

"Baru dateng ko Bu, "

"Katanya Abi ada PR, kasih liat mba Atha PR.nya"

"iya mba, ada PR Matematika"

"Ibu tinggal, kamu nurut sama Mba Atha. Kalo Abi nakal jewer aja mba"

"Siaap laksanakan" kataku dengan semangaat

Mulailah aku menemani abi mengerjakan PR.nya. terkadang aku jengkel dengan tingkahnya yang seenak jidatnya. PR.nya apa yang dikerjain apa.

"Abi , 100 dibagi 2 berapa?"

"50 mba"

"pinter"

"2 dikali 50 berapa?"

"10 mba"

ingin segera aku menengelamkan seleruh tubuhku ke samudera pasifik.


jangan lupa vote dan komen yahh,  terima kasiih. maafkan saya yang masih belajar hehe

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 14, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Menyambut RasaWhere stories live. Discover now