enam.

133 32 8
                                    

Ketika cahaya mentari masuk melalui kaca jendela dan menerpa wajah Hyunbin, dia menggeliat kecil di antara tumpukkan selimut dan bantal yang menyebar tidak beraturan. Perlu beberapa detik bagi Hyunbin untuk mengedip-ngedipkan mata hingga akhirnya membuka mata sepenuhnya. Dia menegakkan tubuh, lalu menguap sambil meregangkan otot-ototnya.

Ketika sadar dia tidak menemukan Taehyun di manapun, Hyunbin berjalan menuju dapur, lalu ke kamar tidur. Dia kembali tidak lama kemudian ke ruangan tengah dengan perasaan yang mulai campur aduk. Dia tidak menemukan Taehyun di manapun dan semoga saja itu bukan berarti Taehyun meninggalkannya begitu saja setelah pernyataan cintanya tadi malam.

Hyunbin bergegas mengambil dan memakai pakaiannya, lalu pergi keluar rumah. Dengan sedikit panik dia berlari memutari rumah untuk kemudian tidak sama sekali menemukan Taehyun sejauh mata memandang. Hyunbin mulai berjalan tidak tentu arah, sambil berteriak memanggil nama Taehyun dia mempercepat langkah.

Belum terlalu lama mencari, Hyunbin memelankan langkah, dengan deru napas yang masih menyesakkan dada dia tersenyum lega. Taehyun berdiri memunggunginya di antara bebatuan sungai. Tidak lama kemudian peri kecil itu berbalik dan senyumannya melebar ketika melihat Hyunbin.

Hyunbin berlari kecil mendekatinya, "Apa yang kau lakukan? Aku khawatir sekali karena kau tidak ada di rumah."

Taehyun tertawa. "Aku sedang ingin makan buah-buahan," katanya sambil menunjukkan keranjang buah yang  berisi beberapa butir buah beri berbagai warna. "Ngomong-ngomong, aku baru saja melihat rusa yang besar lewat sana tadi," katanya sambil menunjuk ke dalam hutan.

"Serius?" Hyunbin tidak selalu melihat rusa berkeliaran di area ini sebelumnya. Biasanya dia harus pergi lumayan jauh dari rumah untuk melakukan perburuan. "Aku akan mengambil pisau dan alat berburu." Itu akan bagus kalau dia bisa menangkap rusa di sini. Karena tidak terlalu jauh dari perkampungan, dia tidak akan terlalu menguras tenaga hanya untuk membawanya ke pasar untuk dijual.

"Kau harus bergegas, kurasa rusa itu belum terlalu jauh."

Hyunbin mengangguk, lalu berlari kembali ke rumah untuk mengambil beberapa peralatan yang diperlukan.

Ketika keluar dari rumah, Taehyun tiba-tiba berlari mendekat, lalu menarik-narik lengan Hyunbin supaya bergegas mengikutinya. "Aku melihatnya lagi! Ke arah sana, ayo cepat!" katanya.

Hyunbin mengikuti Taehyun berlari menuju hutan, arah yang berlawanan dari sungai tempat mereka biasa mandi dan mencuci pakaian.

Karena tidak memakai jebakan, Hyunbin menyiapkan busur dan anak panah sambil berlari di antara semak belukar. Biasanya dia memakai tombak, tapi karena terburu-buru tadi Hyunbin jadi mengambil peralatan apapun yang terlihat oleh pandangannya. Sudah lama dia tidak memakai anak panah. Semoga saja dia tetap bisa menangkap rusa itu meskipun kemampuannya sudah tidak sebaik dulu waktu pertama kali mempelajari cara menembak dengan panah.

Terlalu sibuk dengan peralatannya, Hyunbin seketika sadar bahwa Taehyun sudah menghilang dari pandangannya. Seperti deja vu, langkahnya mengarah menuju tempat yang sama sekali asing bagi Hyunbin hingga dia tidak tahu harus melakukan apa kecuali tetap berlari lurus menyusuri jalan itu. Tidak sempat memelankan langkah, Hyunbin harus terhenti ketika dia tidak sengaja menabrak seorang wanita yang sedang mencari jamur liar. Keranjang berisi jamurnya jatuh ke tangah hingga isinya jatuh berserakkan.

Dengan panik, Hyunbin membantu wanita itu membereskan barang-barangnya. "Maafkan aku, aku tidak sengaja."

"Tidak apa-apa," wanita itu membalas. Dia mengangkat wajahnya, saat itu pula Hyunbin merasakan detak jantungnya bergemuruh kencang. Dia tahu siapa wanita ini. Dia tahu seharusnya Hyunbin tidak tertipu dengan kebohongan murah Taehyun yang mengatakan bahwa ada rusa yang melewati jalan ini.

early flowering. [taehyunbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang