Mungkin terlambat untuk bersyukur, tapi bersyukur itu kewajiban gays.
Di hari terakhir Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama. Ketika gue sudah diputuskan nasib akan lanjut ke Sekolah Menengah Kejuruan, jurusan Administrasi perkantoran. Gue inget waktu itu perlu pertimbangan yang panjang dan perdebatan sengit, hingga akhirnya ketemu jalan tengah ini. Jalan yang entah akan adil untuk siapa, yang jelas ini bukan keinginan gue, dan bukan persis seperti keinginan mereka. Orang tua gue.Di sekolah ini ada beberapa jurusan. Administrasi perkantoran (Adm-per), Akuntansi, Teknik Jaringan Komputer (TKJ), dan Teknik Sepeda Motor (TSM). Dan gue putuskan untuk mengambil jurusan Adm-per karna itu yang paling memungkinkan untuk gue yang gak boleh banyak berhitung (nanti kepala gue berasap), dan TKJ yang dominan cowok ( demu mencegah cinta-cintaan sama temen sekelas), TSM? Itu untuk cowok aja.
Beda dengan sekolah sebrang, SMA negeri yang pernah gue impikan. Mereka diuji untuk akhirnya digolongkan ke kelas IPA, atau IPS.
Mulanya gue kira ini gak akan buruk-buruk banget untuk gue yang KUPER ini. Di kelas gak ada murid cowoknya artinya beberapa masalah termustahilkan dong, masalah menjaga image, misalnya.
Toh mereka sama-sama ceweknya, untuk apa pencitraan.
Hampir setengah dari murid di kelas juga udah gue kenal, beberapa teman sekelas waktu SMP tertakdir satu kelas sama gue kembali, beberapa lagi dari sekolah yang sama cuman beda kelas aja.
Tapi ternyata setelah gue jalanin, gue menyesal.
SANGAT MENYESAL!
Gue seolah masuk sarang psikopat.
Ternyata cewek bisa jauh lebih buruk ke sesama jenisnya.
Topeng-topeng mereka seolah sengaja dibuka disini.
Mereka membully yang berbeda dengan mereka!
Bahkan menusuk temannya sendiri.
Mereka buat konspirasi untuk merugikan orang yang mereka gak suka! Gue salah satunya.
Gak ada rasa kenyang untuk mereka selama gue masih sinis ke mereka.
Selama gue gak mau jadi salah satu dari mereka.
Sat!
Yang terburuk adalah Senia, Ariana, Reggina, dan Nomi.
Satpah banget sih mereka, emang!
Gue juga bertekad untuk gak dekat-dekat dengan kelas TSM yang banyak cowok-cowok kadalnya itu.
Yak meskipun gue sinis dan keras ngadepin para cewek calon ibu tiri kejih di kelas gue. Urusan cinta hati gue ini kayak keju Quick melt, gampang baper.
sad.
Hingga akhirnya cara melindungi hati gue ini ya cuma dengan membatasi dari mereka yang cuma penasaran.
Beberapa kali gue patah hati bahkan sebelum sempat memiliki.
Pernah, gue sebagai anggota osis ditugaskan jagain barisan kelas TSM pas karnafal hari pahlawan.
Huaaaaa, Lebih susah daripada angon bebek!
"Mbak, namanya siapa? Kenalan dong!"
"Mbak PINnya dong mbak,"
"Mbak dari kelas mana? Gak pernah lihat,"
"Namanya Dahlia sombong, di chat gak pernah bales, dia!"Bodoamat, kadal!
Tatapan mereka ke gue ituloh, kek nelanjangin gue secara gak langsung, pengen banget gue congkel tuh mata kalau aja gue berani.
Gue berada di paling belakang barisan mereka, SENDIRIAN DONG! Menjaga mereka untuk tetap baris sampai kembali ke sekolah. Apakah berhasil? Ya gagal lah!
Ya kali gue mau neriakin mereka yang pada bubar barisan atau istirahat sembarangan, gue gak ngompol aja udah bagus banget.
Gue paling gak bisa berinteraksi dengan cowok, malu banget, serius!
"Baris yang bener! Kasian osisnya ntar kena omel guru!" ucap salah satu dari mereka pada teman-temannya. Sok baik gitu.
Sebenarnya itu gak perlu, gue udah siap dimarahi sejak pertama kali ditugasin, bodoamat deh, pokoknya.
"Yaelah sok taat lo, DBim!" bantah salah satu dari mereka yang langsung dijawab dengan bogem oleh,
Dim? Dimas? Dim Apa Bim sih tadi?
"Eh udah-udah, jangan bertengkar!"
Mereka gak menghiraukan teriakan gue, yang membantah tadi langsung membalas bogeman yang ia terima. Untungnya sesi bogem-bogeman gak berlangsung lama, karna segera dipisahkan teman mereka yang lain.
Mereka berdua melayangkan tatapannya ke gue yang hampir menangis. Gue segera merubah expresi jadi sok tegas kembali. Tetep jaim, Dahlia.
Dim atau Bim tadi tiba-tiba menarik lengan gue ke sebuah warung, gila jantung gue mau meledak dong! Di gandeng cowok woi, Dahlia digandeng cowok!
Namun gak berlangsung lama gue jadi muak seketika karna cowok itu melepas gandengannya dengan kasar, setengah ngelempar gitu.
Untung ganteng lo!
"Beliin gue hansaplas!" What?!
"Ngapain gue beliin lo hansaplas? Ogah!"
"Lo gak lihat pelipis gue tadi kejedot batu gara-gara lo, nih muka juga udah lebam gini,"Okelah, gue beliin biar cepet aja. Tapi gue masih kesel dia ngasarin tangan gue tadi. Sengaja gue beliin dia hansaplas pink stabilo, 2 biji. Biar nyala tuh muka.
"Nih, gue lanjut duluan,"
"Eh, eh, eh, enak aja pasangin! Lo disini aja sama gue ntar balik kesekolah sama gue!"
"Gak, ah! Gak mau! Lepasin tangan gue atau gue teriak?"
"Teriak aja,"Gue menatap ke sekitar, gak mungkin teriak, malu. Apalagi dia lagi gandeng tangan gue gini.
"Yaudah sini, gue pasangin!" Ya Allah lindungi jantung Dahlia.
"Beneran ya ntar temenin gue jalan sampai ke sekolah, jangan ditinggal loh!"
"Pengen banget lo?"
"Apaan sih?! Gue gak mau aja jalan sendirian!""Nama lo siapa?"
"Dahlia,"
"Kelas?"
"Adm-per 1,"
"Gue Dimas, TSM 4,"
"Oh,"Gue bersikap super dingin ke Dimas, ya demi menjaga 'keju Quick Melt' alias hati gue ini supaya gak leleh.
"Kok gue jarang lihat lo disekolah?"
"Kalau mau sering-sering lihat ya pindah kelas aja ke Adm-per!"
"Lo aja yang pindah ke TSM ntar gue jagain, mau?"Dimas tertawa geli, astaga garing loh padahal lelucon dia.
Lelucon apa gombal sih tadi? Tau deh!
Dimas sih lumayan ganteng walau penampilannya kelihatan kacau banget. Rahang dan tulang pipi tegas, matanya juga sendu-sendu gimana gitu. Sayang seribu sayang kalau teringat dia orang yang tempramen.
"Bang, offline bang."
Loh, Dimas memanggil ojek online yang kebetulan lewat dan pergi begitu saja ninggalin gue.
Kan! Cowok itu emang begitu kalau udah hilang penasarannya.
Gue menahan diri untuk tidak mengumpati Dimas. Gue gak mau marah dimuka umum dan mengorbankan image gue.
GUE BISA BALIK SENDIRI, TAPI AWAS AJA LOH, DIMAS!
///
Np: kalau kalian kenal saya dan merasa jadi salah satu tokoh, percayalah ini fiksi bukan kisah nyata! Oh ya kalau ada kesamaan mungkin saya cuma terinspirasi
:)
I love u
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Dari Dahlia
Teen FictionOn going, update setiap 1000 tahun. Disini aku mencoba membuat teenlit yang berbeda, bukan kisah sma badboy and nerdgirl, cewek cowok yang jatuh cinta sama teman sekelasnya atau semacamnya. Ini kisah dahlia anak smk jurusan Adm-kantor, yang kelasny...