08-rumah sakit

26 8 2
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit arnel tak henti henti nya berdoa kini pikiran nya sedang di penuhi oleh shiyla sampai dia tidak menghiraukan sumpah serapah yang orang lain lontarkan karna arnel membawa mobil dengan kecepatan di atas rata rata

"Please bertahan shiy" ucap arnel lirih

Flashback.
Tubuh arnel membeku saat melihat shiyla yang terbaring di lantai tak sadar kan diri

"Astaga shiyla" ucap vina dengan air mata yang mengalir dengan cekatan vina mengecek denyut nadi shiyla dan seketika itu juga vina membeku

"Vin shiyla kenapa dia gak apa apa kan hiks" ucap lily yang kini di tenangkan oleh feno

"Kit-kita harus cepet bawa shiyla kerumah sakit denyut nadi nya melemah" ucap vina dengan suara lirih dan bergetar tanpa ba bi bu lagi arnel segera mengendong shiyla ala bridal style dan bergegas membawa nya ke rumah sakit

saat di koridor sekolah teriakan histeris dan cibiran terdengar saat arnel lewat dengan menggendong shiyla yang di belakang nya terdapat vivi, vina dan lily yang berderai air mata

'Itu shiyla kenapa'
'Eehh itu masa depan gw kenapa'
'Ko vivi,vina lily nangis sih'
'Cari sensasi banget sih'
'Aaaa arnel gw mau juga di gendong'

Dan bla bla bla semua itu tidak di hiraukan sama sekali oleh delapan orang murid tersebut

'Please bertahan gw tau lo cewek yang kuat'
'Tuhan tolong selametin shiyla'
'Lo bukan cewek lemah shiy lo pasti bisa'
'Tolong shiyla Tuhan'

Flasbackend

"Aarrggghh gw gak bakalan lepasin lo kalo samoe terjadi sesuatu yang buruk sama shiyla" geram arnel

Saat mereka tiba di rumah sakit pelita arnel segera membawa shiyla masuk
"Dokterr suster tolong pacar saya" teriak arnel kencang membuat beberapa suster datang berbondong bondong dengan brankar tentunya

Dengan pelan arnel meletakan shiyla di brankar dan langsung di bawa ke ruang UGD

Tak berselang lama arba datang dengan yang lain nya

"Gimana keadaan shiyla ar" tanya vivi

"Gw belum tahu dokter masih meriksa shiyla"jawab arnel lirih kondisi arnel kini sungguh berantakan baju yang keluar dan rambut yang acak acakan namun semua itu tak membuat kadar ketampanan nya berkurang

Saat mereka sibuk berdoa demi keselamatan shiyla seorang dokter keluar dengan raut wajah sulit diartikan

"Keluarga pasien"tanya dokter tersebut

" say- ucapan vina terpotong oleh arnel

"Saya pacar nya dok,gimana keadaan shiyla" ucap arnel dengan nada khawatir yang tidak bisa di sembunyikan

Jawaban yang terlontar dari sang dokter membuat semua nya menegang"maaf, kami kehilangan detak jantung dan denyut nadi nya,karna pasien seperti nya sempat tidak bisa bernafas sehingga denyut nadi nya melemah drastis,pasien di nyatakan meninggal"ucapan dokter tersebut membuat mereka membeku

Sadar dengan perubahan raut wajah mereka dokter tersebut langsung kembali menjelaskan
"Kalian gak usah khawatir" ucapan tersebut entah mengapa membuat arnel marah

"MAKSUD DOKTER APA,KITA GAK USAH KHAWATIR SETELAH DOKTER NYATAIN PACAR SAYA MENINGGAL" bentak arnel

"Tenang dulu mas,maksud saya kalian tidak usah khawatir karna sekarang pasien baik baik saja" ucapan itu membuat vivi,vina dan lily berhenti menangis"memang tadi kami kehilangan detak jantung dan denyut nadi pasien dan kami hampir menyatakan pasien meninggal namun ini sunguh keajaiban detak jantung dan denyut nadi pasien kembali lagi,dan kini kondisi pasien sudah bisa di bilang baik"penjelasan dokter tersebut membuat mereka menghembus kan nafas lega

"Kalo gitu saya permisi dulu" setelah dokter itu pamit arnel segera masuk di ikuti oleh yang lain nya

Arnel duduk di kursi samping brankar shiyla hati nya seperti tercabik cabik saat melihat kondisi shiyla,wajah yang selalu ceria itu kini berganti dengan wajah pucat,mulut yang tak henti henti nya mengoceh kini terdiam dan raga yang biasa nya bertingkah kini terbaring lemah ditambah dengan alat bantu pernafasan yang ada di tubuh nya

"Heh kecebong anyut bangun dong kebo banget sih,sepi tau lo gak ada" ucap vina

"Tau shiy bangun dong lo jangan ngebo mulu" ucap vivi

"Shiy bangun dong,ntar kalo shiyla bangun gw gak ngomel lagi deh kalo lo panggil gw sumanti bukan lily" dan kalian tahu setelah itu

"Beneran li lo gak marah lagi gw panggil sumanti" ucapan seseorang tersebut membuat mereka mengalihkan tatapan mereka pada shiyla yang kini sudah membuka mata nya. Semua nya melotot kaget saat shiyla berusaha melepas alat bantu pernafasan nya

"Goblin jangan di buka pinter" omel vivi

"Bosen idup lo berani lepas itu alat" omel vina

"Ck.ini alat apaan sih gw susah mau ngoceh nya" omel shiyla sambil tetap berusaha melepas alat bantu pernafasan nya saat alat itu sudah terlepas shiyla terpekik senang dan yang lain berteriak

"Yeayy"

"SHIYLAA"

"Ap- saat shiyla ingin mendumel tiba tiba saja nafas nya tercekat kembali shiyla langsung memegang dadanya

" hoohh hohhh to-tolong hooohh hoooh"ucap shiyla terbata dan dengan sigap arnel kembali memasang alat tersebut dan ziel yang dengan sigap memencet tombol darurat

Tak lama dokter datang dan mengecek kondisi shiyla

"Maaf kalian bisa tunggu di luar sebentar" ucap suster itu ramah yang di angguki oleh mereka semua

Tak berselang lama dokter yang memeriksa shiyla keluar dan tersenyum ramah"pasien tidak apa apa,hanya saja tolong jangan melepas alat bantu pernafasan nya karna pernafasan pasien belum sepenuh nya normal dan pasien juga harus dirawat beberapa hari sampai pernafasan nya bisa kembali normal"penjelasan dokter tersebut membuat semua nya lega

"Tolong pindahkan pasien ke ruang vvip dok" ucap arnel yang di angguki oleh dokter tersebut

Kini hanya tinggal arnel saja di dalam kamar rawat shiyla karna tadi teman teman nya sudah kembali lagi kesekolah karna ada ulangan harian yang mengharuskan mereka kembali ke sekolah

"Ar gw susah mau ngoceh nya ini" adu shiyla

"Bodoamat" jawb arnel singkat lalu sibuk dengan ponsel nya

"DASAR NYEBELIN"

∆∆∆∆

Bersambung
Maaf banyak typo:'(

shiylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang