Prolog

67 7 0
                                    

Sampai saat ini aku masih ga ngerti kenapa aku bisa memendem rasa yang seperti ininya sekali kepada seorang lelaki. Aku tau mempunyai rasa kepada lawan jenis itu memang sebuah fitrah setiap manusia, tetapi bukankah tidak baik memendam perasaan suka? bukankah itu sama dengan berbuat zinah hati dan pikiran? Aku tau itu. Tetapi aku sangat bingung dengan rasa ini yang sulit sekali untuk aku hapuskan.  -Alesha Zahra Fathiyya

Banyak sekali yang mengatakan bahwa aku merupakan seorang lelaki yang teramat sangat dingin dan acuh ketika berhadapan dengan seorang wanita. Sampai dimana aku mempunyai sahabat baru. Aku mengenalnya sudah lama tetapi tidak tahu kenapa baru saat sekarang aku merasakan lebih dekat dan merasa nyaman nyaman dengan dia. Padahal sebelumnya juga aku sudah pernah merasakan perasaan seperti ini.  -Arkaan Nuriel Shiddiq

Aku masih tidak bisa memahami jalan pikiran dia. Amat sangat membingungkan. Aku yang pertama mengenalnya. Aku yang lebih mengetahui segala tentangnya. Tetapi hanya sebuah harapan semu yang dia tunjukan, tanpa adanya sebuah kepastian. Aku bosan hanya menjadi seorang pendengar setiamu.   -Naura Abdilla

Banyak orang berkata menjadi orang yang selalu terlihat ceria itu sulit. Ya itu benar. Karena memang sangat sulit untuk selalu bisa menutupi apa yang sebenarnya dirasakan.  -Kayla Nadhifa

💢💢💢💢

Seperti biasa, kesibukanku ketika saat pagi hari tiba adalah mencari buku novel yang akan dibawa ketika akan pergi berangkat sekolah. Sering sekali aku tidak mendengar nasihat Ibuku, mungkin terkadang lebih sering kelupaan lebih tepatnya.

"Dek mau berangkat bareng ga sekolahnya?" terdengar suara ketukan dari arah luar kamarku yang diketuk kakak-ku, Faizan Adzin.

"iya bareng a, sebentar Zahra masih nyari novel yang semalem belum selesai dibaca." Balasku membukakan pintu kamar.

Aa Faizan, sapaan akrabku kepada kakak laki-laki kandungku itu. Ibu dan Ayah sering sekali menegurku ketika aku kelupaan tidak memakai embel-embel kata -Aa- untuk memanggil kakak ku itu.

"Aa Faizan, adek Zahra cepat turun sarapan dulu sudah siang nanti kalian terlambat" Ibuku yang sudah memanggilku dan A Faizan dari lantai bawah untuk segera turun dan sarapan.

Ketika dirumah aku memang kerap sangat akrab dengan panggilan Zahra. Hanya orang rumah saja yang selalu memanggilku dengan sebutan nama Zahra.

Alesha-Lesha-Ale- itulah panggilan dari teman-temanku di sekolah.

"Assalamu'alaikum ibu Rabiya sayang" sapaku pada Ibu sambil mengecup sebelah pipinya ketika sudah berada di meja makan.

"Wa'alaikumsakam putri tersayangnya Ayah dan Ibu" balas Ayah ketika itu.

"Kebiasaandeh ibu kalau Zahra ngucapin salam gapernah dijawab, selalu Ayah yang menjawabnya" ambek-ku.

"Ssttt udah masih pagi juga udah marah-marah aja. Cepet tua baru tau rasa" timpal Aa Faizan mencairkan suasana.

"Wa'alaikumsalam Alesha Zahra Fathiyya anak kesayangannya ibu, nih liat ibu udah bikinin sarapan kesukaan adek. Udah yaa jangan ngambek terus dong putrinya ibu" ucap Ibuku sambil mengecup puncak kepalaku.

"Iyaa iyaa Zahra ga ngambek ko bu cuma sedikit kesel aja udah kebiasaan gitusih ibunya"

"Ayo cepat habiskan sarapannya ini sudah terlalu siang, nanti kalian bisa terlambat untuk berangkat sekolah" ucap Ayah, ketika kami sedang menyantap sarapan buatan Ibu.

"Jangan terlalu cepat-cepat juga makannya aa adek. Nanti kalian keselek lagi, udah pelan-pelan aja" ibuku berkata.

"Zahra udah ajadeh bu sarapannya keburu kenyang juga. Tapi Zahra ingin membekal sarapannya ya bu"

"Faizan juga mau membawa bekal bu"

Ketika itu, ibu langsung beranjak kedapur untuk membuat bekal. Aku pikir ibu baru akan membuatnya. Ternyata tidak. Ibu sudah lebih dulu menyiapkannya, pantas saja begitu cepat kembalinya lagi ibu ke meja makan.

"Yaudah Faizan sama Adek berangkat dulu yaa Ibu Ayah. Asslaamu'alaikum" pamit kakak ku kepada kedua orang tua ku.

"Assalamu'alaikum Ayah ibu, daaaahh Zahra berangkat dulu" pamitku juga.

Setelah menerima bekal makanan dari ibu, akhirnya aku dan A Faizan berangkat sekolah.

Kami berangkat sekolah dengan menaiki sepeda motor CBR milik kakak ku.

Sudah dari kelas 2 Sekolah Menengah Pertama hingga saat ini menginjak kelas 3 Sekolah Menengah Atas A Faizan mulai biasa mengendarai kendaraan sendiri untuk berangkat sekolah.

Ketika kakak berhalangan untuk berangkat sekolah, maka Ayah-lah yang akan mengantarku.

💢💢💢

"Ale ke kantin yu"  sahabat baruku dikelas, Kayla.

"Aduh aku bekal makan Kay. Gimana dong?"

"Oh yaudah gapapa, aku cuma ingin meminta antar untuk membeli minum ko. Aku juga sama membawa bekal sepertimu" balas Kayla sambil mengeluarkan kotak makan berwarna hijau miliknya.

"Gausah ke kantin ya Kay, kamu minum air punya aku aja dulu. Kebetulan aku bawa banyak air minum"

"Oh oke. Yaudah ayo makan. Jangan lupa berdoa dulu Ale"

Kami pun berdoa. Membaca doa hendak makan di dalam hati masing-masing.

Di tengah aktifitas makan siangku, tiba-tiba saja Kayla menanyakan perihal Ekstrakulikuler yang wajib di ikut sertakan oleh para siswa.

"Kamu jadinya mau gabung Ekskul apa Le?"

"Gataunih, aku masih bingung milih. Kamu mau ikutan apa?" aku membalikan pertanyaan Kayla.

"Aku mau ikutan Ekskul Pecinta Alam, biar lebih terpacu gitu adrenalin nya untuk mendaki gunung atau menyusuri pantai"

"Wah sepertinya seru"

"Ya tentu, memang seru sekali. Kamu ikutan juga dong biar temenin aku Le"

"Emang gapapa kalo telat gini daftar masuknya?"

"Harusnya sih emang udah dari minggu lalu daftarnya. Cuma gapapa ko kalau emang kita mau ikutan. Masih baru jugakan pembukaannya, belum telat"

"Oke Kayla"

✂💢💢💢💢

Segitu dulu ya percobaannya. Maaf kalau ada bahasa yang kurang pas atau sulit dipahami. Mohon koreksiannya yaa :)

Jangan lupa Vote dan Comment. Karena itu semua sangat membantuku untuk lebih semangat melanjutkan cerita ini.

Terimakasih~

Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang