ㅡ 11 . Cerita

113 30 16
                                    

Tak terasa sudah sebulan ga up :')

Akhirnya kambek setelah berkali kali revisi part ini.

Sebelum baca jangan lupa vote dan comment ^^

Enjooy~







Riri kembali lagi dengan kasurnya, dengan  keadaan yang terlihat jauh lebih buruk dibanding sebelumnya

Ia tidak mau mendengar sedikit penjelasan pun dari Raka, mood-nya susah di kontrol karena selalu terbesir Chaeryoung dipikirannya.

Ia merogoh sakunya mengeluarkan benda pipih tersebut dan mencari kontak Damar.

"Dam?" Panggil Riri saat Damar mengangkat telpon darinya

"Kenapa ri?"

"Udah balik ke cafe belom?"

"Udah, kenapa?"

Di sebrang sana Riri menghela napasnya memikirkan apa dia harus cerita atau engga

"Gue mau kesana Dam, gabut di rumah"

"Sini aja, sekalian bawa tugas Kimia kerjain aja sekalian"


Riri tertawa pelan, Damar emang murid yang kelewat rajin bahkan tugas Kimia dikumpulin masih minggu depannya lagi.

"Iya iya"

"Mau gue jemput ga?"

"Ga usah tambah ga enak gue ngerepotin mulu"

"Gapapa, lo siap siap aja ntar gue kerumah"

"Ish gausah gueㅡ"

Tiit


Panggilan diputus oleh Damar sebelum Riri sempet buat nolak tawarannya

Selesai ganti baju dan masukin buku Kimia Suara klakson mobil terdengar dari luar rumah Riri yang bisa dipastikan itu adalah Damar.

Riri bergegas turun tanpa pamit ke siapapun. Setelah mengunci pintu Riri masuk ke dalam mobil Damar dan pemiliknya menyambutnya dengan senyum hangat

"Dam gue kan yang harusnya dateng sendiri gausah dijemput gini" protes Riri.

Masih fokus nyetir Damar senyum kecil sambil sesekali ngelirik Riri yang masih sedikit ga terima Damar jemput dia, "ga papa itung itung gue ketemu sama lo lebih cepet ehe"

Keadaan jadi sedikit canggung sampe Riri ngomong lagi

"Elah, besok besok gue dateng sendiri liat aja lu" bales Riri gamau kalah

"Kalo gitu besok besok gue jemput secara rutin" kata Damar diakhiri senyum kemenangan

Riri menyandarkan badannya ke kursi mobil, menyudahi debatnya dengan Damar.

"Dam, ini mau kemana?" Tanya Riri pas dia sadar jalan yang mereka lewatin bukan jalan yang biasa dia tempuh ke cafe Damar.

"Jalan jalan, kayanya lo juga butuh hiburan masa gue paksa buat ngerjain tugas"











Setelah cukup lama Riri sama Damar jalan sekarang mereka berada di taman kota ditemani matahari yang mulai tenggelam.

Mereka duduk di salah satu bangku sambil ngeliatin orang berlalu lalang

"Kenapa?" Tanya Damar duluan tanpa noleh ke Riri

"Maksudnya?"

Damar ngebuang napasnya pelan sambil megangin tengkuknya, "ada masalah apa lagi?"

Riri terdiam, emang temen barunya satu ini peka kelewatan.

"Lo sadar sejak kapan?"

"Itu ga penting, tapi jangan coba nyimpen semuanya sendiri ada waktunya lo harus cerita sama orang di sekitar. Ke gue misalnya siapa tau gue bisa bantu"

Bener, batin Riri. dia engga tau sejak kapan terbiasa buat ngadepin semua masalahnya sendiri. Sampe lupa kalo masih ada orang yang peduli sama dia.

"Sebenernya.."

Dari sahabatnya kesayangannya Chaeryoung sampe akhirnya kepergian Raka dia cerita semua ke Damar, Riri cerita dengan tenang dia gamau nangis. Setidaknya gaboleh di depan Damar.

"Lo masih marah sama si Raka itu? Dia yang murid baru kan?"

Riri ngangguk buat jawab semua pertanyaan Damar.

"Lo tau alasan dia pergi?" Tanya Damar tapi kali ini Riri menggeleng cepat.

Damar ngehela napas dia tau mungkin ada sedikit kesalahpahaman disini, "dia emang salah tapi bukan berarti lo harus tetep marah sama dia"

"Dam.." lirih Riri pelan noleh ke Damar yang dari tadi ngeliatin dia, dia sedikit nyesel gimanapun juga perasaanya terhadap Raka masih ada.

Perlahan, dalam diam Riri nangis. Dia harus denger kata Damar karena kalo terus begini juga dia bakal kesiksa sendiri.



Tangan Damar meraih pucuk kepala Riri, mengelus pelan rambut cewe itu supaya tenang.

"Kata hati itu bukan sesuatu yang harus selalu diturutin, tapi dia harus tetep diperhatiin walaupun dengan cara yang berbeda dari kemauannya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1] Purple Sky ;ㅡ방예담Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang