3

18 3 0
                                    

Setelah keluar dari rumah sakit, Adelita istirahat dirumahnya. Benar-benar istirahat. Bagaimana tidak dia bahkan disuruh untuk berhenti bekerja.
Memang sih uang yang dia hasilkan belum seberapa dengan pendapatan orangtuanya.
Tapi Adel ingin belajar mandiri. Dia tidak mau menjadi anak orang kaya yang manja dan bahkan masak saja mungkin tidak tau.

Banyak anak muda jaman sekarang yang kaya memakai jabatan kekayaan mereka untuk hal hal yang kurang baik, seperti menindas dan sebagainya.

Tapi tidak dengan Adelita. Dia bahkan bersahabat dengan orang miskin yang dekil  dan mengubah mereka menjadi orang yang sukses.

Buktinya Clara. Clara yang dulunya anak jalanan bertemu dengan Adelita saat dia tersesat di jalan karena dikerjai temannya saat SD.

Waktu itu Adelita sedang berjalan sepulang sekolah dengan temannya. Mereka mengerjai Adelita saat bermain petak umpet di jalan lalu meninggalkannya. Adelita yang tidak pernah berjalan kaki sebelumnya, akhirnya tersesat. Dia menangis berharap orangtuanya bisa menemukannya. Saat dia sedang menangis  seseorang yang tidak iya kenali datang menghampirinya.

"Kamu kenapa menangis?" Sapa anak tersebut yang tidak lain adalah Clara dengan pakaian dekil layaknya pemulung.

"Adel mau mama" jawabnya sambil menangis.

"Mama kamu dimana?"

"Mamaku dirumah. Huhuhu..."

"Jangan menangis, kita tunggu mama kamu disini ya. Nanti aku temanin kamu" hibur Clara dengan tampang polosnya.

Sejak saat itu Adelita selalu pulang jalan kaki dan bermain dengan Clara. Karena Clara adalah anak yang baik, orangtua Adel berencana untuk membiayai pendidikan Clara. Sesama manusia itu harus saling membantu. Begitulah perinsip mereka. Hingga saat SMP Clara dan Adel satu sekolah hingga SMA. Persahabatan mereka terus terjalin bahkan selalu saling mendukung.

Seperti saat Clara ditawari pertama kali untuk menjadi model. Memang diakui bahwa Clara sangat cocok untuk itu. Dari wajah hingga posturnya yang proporsional membuat dia begitu sempurna.

Apa yang mereka lakukan selalu bersama dan saling mendukung. Tapi satu yang tidak akan pernah mereka lakukan berdua. Dan ini memang sudah ditetapkan dari awal semenjak kejadian itu.
Akhhh.... Mengingat itu Adel tersenyum sendiri.
Bagaimana tidak, mereka tidak saling berbicara karena terlibat cinta segitiga. CINTA. Itu sudah seperti larangan maut. (Berlebihan sekali ya Thor😂).
Jika kalian sudah nonton film "Hutan Larangan" dimana yang melanggar mati didalam dan terjebak. Maka larangan untuk jatuh cinta dengan satu pria pun demikian bagi Adelita dan Clara.

Flashback
Clara berlari di koridor kelas VII menuju kelasnya dari kantin. Dengan wajah lelahnya Clara menghampiri meja Adelita, yang merupakan tempat duduk Clara juga.

"Kamu kenapa ngos ngosan gitu. Kata habis lihat Park Chanyeol aja" tanya Adel heran dengan keadaan Clara yang bisa dibilang luar biadab dari penampilan seorang siswa.

"Gue lihat Suho bukan Chanyeol" jawab Clara antusias seperti anak burung yang pengen dilatih terbang oleh induknya.

"Emangnya kita ada pertukaran pelajar yah Cla?" Sahut Tania yang dari tadi duduk di samping Adel. "Ko gue ketinggalan informasi yah" lanjut Tania dengan wajah sedihnya.

"Ihhh Tania bego. Bukan itu" jeda Clara ambil nafas. "Kamu tau gak, anak band yang main piano itu? Dia minta nomor handphone gua. Oh My God, gue seneng banget." Lanjut Clara bersorak gembira ria membayangkan pertemuan mereka di kantin tadi.

"Ohh, bukannya itu ka Rizky yah" sahut Tania.

"Elo kenal Tan" tanya Clara penasaran.

"Dia tetangga gue"

What Should It Be?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang