Tring...tring...tring
Terdengar suara deringan jam weker yang berbunyi nyaring untuk membangunkan gadis yang akrab disapa Anin.
Perlahan kelopak matanya yang tadinya setia terpejam mulai terbuka. Gadis itu mulai membuka mata dan mengerjap-ngerjap memandang jam wekernya. Sontak gadis itu melotot. Begitu matanya menangkap posisi jarum jam weker. Anin langsung bangkit dari tidurnya saat sadar melihat jam weker yang menunjukkan pukul tujuh pagi."Sial, kesiangan aku" gerutu Anin lalu segera mempersiapkan diri.
Setelah mandi dan berbaju sekolah, Anin pun segera menuju ke bawah dan mendekati ayah dan bundanya yang berada di dapur. Gadis itu menuruni anak tangga satu persatu dan sedikit berlari.
"Selamat pagi sayang". Itulah perkataan yang pertama kali Anin dengar dari Hana, Bunda Anin yang tengah sibuk menyiapkan sarapan dimeja makan.
"Pagi juga Bunda." Balas Anin lalu mencium pipi Bundanya.
"Bun, aku berangkat dulu ya" ucap Anin berpamitan.
"Lhoh..nggak sarapan dulu?"
"Haduh Bun, aku buru-buru ini. Udah kesiangan." Jawab Anin tergesa-gesa lalu segera berpamitan dengan ayahnya yang sedang sibuk membaca koran di ruang makan. Setelah itu, Anin langsung berangkat ke sekolah
***
Anin POV.
"Hisst apes banget sih hari ini! Coba aja tadi gak bangun kesiangan, gak bakal telat kayak gini deh." Gumamku sambil menunggu angkot di depan rumahku.
"Aduh kok gak ada angkot lewat sih!!" Gumamku lagi sambil melirik jam di tanganku.
Aku terus menggerutu tidak jelas akibat ketelodoranku yang bangun kesiangan di hari MOS pertama di sekolah.
Karena ini udah lebih dari 10 menit tidak ada angkot yang lewat. Aku pun memutuskan untuk berlari menuju jalan utama untuk mencari ojol.
Aku mengulurkan tangan saat melihat ada tukang ojol di pengkolan seberang jalan utama.
"SMA gemilang pak" ucapku menaiki ojol.
Perjalanan ke sekolah lumayan lama karena macet. Namanya saja kota metropolitan, jelas terkenal macet karna banyaknya kendaraan yang berlalu lalang.
20 menit dalam perjalanan membuatku panas dingin, pasalnya ini sudah kelewat telat untuk kesekolah. Gak kebayang deh hukuman yang bakal kudapat dari para senior galak nanti >.<"Ini pak, makasih" ucapku pada tukang ojol dan langsung berlari menuju ke lapangan sekolah. Aku terus berlari tanpa peduli sekitar hingga aku melihat sosok pria yang kutebak sebagai kakak OSIS. Pria itu berdiri tegap dengan kedua tangannya dilipat di dada dengan ekspresi tatapan wajah sinis. Seakan mengintimidasi.
"Kenapa telat?" Tanya kakak osis yang kini sudah berada didepanku. Kulihat nametag yang ada di blezer hitamnya, bertuliskan nama Prayoga Dinata.
"A-anu kk-kak" ucapku terbata-bata."Ta-tadi a-aku-."
"Halah gak usah banyak alasan kamu!. Sekarang cepat ikut baris ke tengah lapangan." Belum sempat aku memberi penjelasan, kakak OSIS yang bernama Prayoga itu langsung menghukumku.
"Ba-baik kak."
Aku pun menurutinya dan langsung menuju ke tengah lapangan.
TBC__________
Terima kasih yang sudah mau membaca ^-^
Tunggu kelanjutannya ^^
Jangan lupa vote dan komennya hehe
#Gansdiensa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionOrang bilang, masa "putih abu-abu adalah masa paling terindah dalam hidup. Masa penuh romansa kisah cinta remaja. Tapi, Tidak bagi seorang gadis pendiam bernama Anindy Frananda. Bagaimana bisa terasa indah? Karena selama ini, dia adalah korban "PHP...