Sore itu kita duduk di serambi rumahmu,
Langitnya indah, namun jelas tak seindah dirimu,
Kudengarkan ceritamu soal mimpi tentang sang penjaga gerbang istana."Aku kira dia adalah sang raja, jadi berkatalah aku 'wahai yang mulia' kemudian ia menertawaiku,"
Kamu tertawa dan aku juga tertawa.
Saat itu.
Saat aku dan kamu masih menjadi kita.
Sebelum kamu dan dia kini jadi kalian.
Kamu tau mengapa si penjaga gerbang tak marah?
Karena tidak ada seorangpun mampu marah padamu, malah mereka akan memujimu.
Pun demikian diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Pujaan
PoetryKumpulan kisah-kisah dari mereka, yang bisa bahagia atau menyedihkan, bahkan bisa bahagia bercampur menyedihkan. Ada kan yang seperti itu?