Bab 5 : Target ke 2

5 1 0
                                    

Ke esokan harinya saat istirahat siang, kusimpan semangkuk bakso di meja kantin paling belakang menjauhi kerumunan orang di meja tengah. Ya tentu saja di meja itu ada si selebritis sekolah, siapa lagi kalau bukan Ken. Sengaja aku duduk jauh-jauh dari nya, karena aku sudah cukup bosan melihat mukanya pagi ini.

Gimana gak bosan, pagi ini tepat jam enam pagi dia udah berdiri di depan rumahku dengan mobil sportnya, dan entah dari mana dia bisa punya nomor Hp ku, dan rusaklah pagi indahku karna telepon dari orang rese satu ini. Jadilah pagi ini mukaku sudah kusut.

Kusantap bakso yang sedari tadi mengepul di hadapanku untuk mengalihkan perhatianku dari rasa kesal yang menghantui gara – gara Ken.

"Hum... bakso di sekolahku memang paling enak."pikirku sambil menikmati semangkuk bakso di hadapanku itu.

Baru saja ku coba untuk menikmati waktu makan siangku yang singkat, Ken datang dan duduk tepat di hadapanku tanpa bertanya apakah aku mengizinkannya untuk membiarkan wajahnya parkir di depan mukaku. Dan yang membuatku makin kesal adalah "buntut" nya yang selalu mengikutinya kemanapun dia berada. Siapa lagi kalau bukan Cerrly Renata Prisilia. Dari namanya saja sudah jelas banget gimana tingkah nya anak ayam satu ini.

Disibakkannya rambut coklat sebahu dengan jepit rambut pink berbentuk pita menempel di poni yang ia tata sedemikian rupa ke arah kanan.

"Ken-chan, kamu mau makan apa? Apa kamu mau pesan makanan kesukaanmu? Aku tau, kamu suka nasi goreng kan? Biar ku pesankan ya."ujarnya sambil melesat ke gerobak penjual nasi goreng tanpa mendengar jawaban dari Ken.

Ku pandangi Ken yang hanya menunduk sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan melihat tingkah Cerrly yang bahkan juga pasti membuatku ilfiil bila aku ada di posisinya.

Tiba – tiba dia menyambar tanganku di atas meja sambil menatapku.

"Ayo ikut gue kabur dari Cerrly. Gue bisa mati kalau terus – terusan ada dia."ucapnya sambil menarik tanganku keluar dari kantin tanpa mendengar persetujuanku.

"Stop!!"ucapku nyaring tepat di depan lapangan basket yang ramai dengan siswa siswi. Sebagian para siswi sedang bergosip dan tertawa palsu karena mendengar lelucon temannya yang sama sekali tak lucu, dan sebagian lagi sibuk memainkan gadget. Kebanyakan para siswa bermain basket dengan masih menggunakan seragam putih abu.

Mendengar teriakanku yang nyaring, dengan spontan mereka semua memandangi kami yang masih dalam posisi berpegangan tangan.

Kulirik Ken dengan wajah bersalah dan panik. Dari wajahnya terlihat jelas bahwa dia juga merasakan kepanikan yang sama denganku. Tak perlu menunggu waktu lama, dalam beberapa detik salah satu dari mereka mulai tersenyum penuh arti sambil mengatakan kata yang membuat wajahku sontak memerah karena menahan malu.

"Cieeeee cieeee.. waah kayaknya ada pasangan baru nih."

Kurasakan mukaku memanas karena malu. Dengan cepat Ken menarik tanganku untuk menjauhi keramaian. 

*****Bersambung***** 

Note:

Thanks buat para pembaca yang udah mau baca ceritaku, >^< 

Aku terharu kalian dah mau nyempetin baca, /^\ 

Maaf ya ceritanya aku stop di sini dulu, jangan lupa nantikan kelanjutan dari bab ini ya, masih belum selesai kok cerita di bab ini, hehe :3 

 by: author Riku 

&quot;Back Side&quot; : Di balik Keindahan yang TenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang