Weird Situation 1

24 3 1
                                    

Tema: Weird Situation
Karya : YenPhin88

"Gue terlambat!" pekik Luna saat bangun sudah jam 7 pagi. Waduh, terlambat satu jam bagaimana ini.

"Luna! bisa diam nggak sih! Orang mau tidur nyenyak juga susah amat." tegur Mika.

Dianya enak nggak kuliah. Luna? sudah terlambat bangun, apalagi jam kegiatan Orientadi Studi dan Perkenalan Kampus. Rambut belum di ikat warna warni bentuk kepang lagi.

Keperluan untuk Ospek saja belum di persiapin. Aduuhh... Luna ngapain saja sih semalaman.

Sudahlah tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi, yang penting hari ini pura-pura bloon saja dulu. Mana tahu kan seniornya baik sama gue. he he he.

Mudahan saja, sampai di kampus nggak ada namanya hukuman hari pertama. Soalnya itu bakalan ribet banget. Hari pertama saja, Luna sudah terlambat hadir kegiatan Ospek.

_________

Sedangkan di Universitas Kampus Medan Area. Ketua senior telah mulai mengabsensi para mahasiswa - mahasiswi peserta yang hadir dalam kegiatan Ospek ini.

"Luna Aliskha Sanjaya..."

Panggilan dari Senior menyebutkan nama Luna. Tidak ada yang mengangkat tangannya ke udara.

"Luna Aliskha Sanjaya..."

Tetap nihil tidak ada nama dari para peserta ospek yang sudah duduk di lantai aspal berpasir itu dengan seragam putih hitam, berteder berapa macam gantungan di leher mereka.

Senior itu menoleh ke belakang menanyakan peserta terakhir yang ia sebutkan tidak hadir.

"Nama yang bernama Luna Aliskha Sanjaya, benaran daftar sekolah ini?" tanya cowok iris mata coklat, namanya Alrio. Biasa di panggil Rio.

"Benar, dia daftar di kampus kita. Kenapa?" jawab cewek yang ikut serta menjadi senior ospek. Namanya Bhianka, biasa di panggil Bhian.

"Permasalahannya kelompok Kotak band kurang anggota, apa mereka di eliminasi saja?" tanya Rio pada Bhian.

Bhian adalah bagian Kelompok Kotak Band. Kurang satu peserta.

__________

"Maaf, kak! Saya terlambat!" teriak Luna. Tersengal-sengal habis lari dari ujung jalan.

Gara becak sialan pakai acara mogok, terpaksa Luna harus lari. Belum lagi Luna bawa beberapa macam hiasan lagi. Nama karton di leher, tas Luna isi bontot kering singgah beli di warung dekat kost. Kayak odel-odel lah Luna.

Semoga sempat. batin Luna. berjalan menuju tempat itu.

"Berhenti!" Sentak suara mic menendang telinga gue.

Luna berhenti tepatnya. Luna tatap arah panggung, seorang cewek senior. memegang mic di sana. Luna bisa lihat jelas, mukanya garang banget. Haduhh... apa Luna dapat hukuman di hari pertama.Jangan sampai deh, Luna belum sarapan lagi.

"Sekarang, kamu lari lapangan 20 kali. Kemudian teriak, Aku bau pete!" perintah Bhian pada Luna.

"Hah!! Kok..." Luna kaget setengah mati, masa suruh lari sih, haduuh...

"Cepat! tidak ada kata protes atau nama daftar kamu saya coret!!!" teriak nya.

giiiiihhh!!!!

Suara mic nya mendengung memekakan telinga seisi peserta.

___________

Mendapat hukuman dari senior, peserta lain mendengar ceramah dari para senior, dan ada juga permainan yang sangat seru. Sedangkan Luna masih berlari, tiga putaran lagi dia sudah bebas dari hukuman.

Rio yang melihat nya pun merasa kasihan, sungguh tega nya Bhian menghukum peserta yang belum di tugaskan apa-apa. Kalau saja, Rio menjadi bagian kelompok Kotak Band, mungkin tidak akan menghukum seberat gitu.

Satu putaran lagi! harus bisa! teriak Luna dalam hati.

kedua kakinya sudah tidak kuat untuk mengangkat berlari. Luna terjatuh pasir yang ada di telapak tangannya tergores oleh kulitnya. Rio segera membantu dirinya berdiri. Tapi, di halangi oleh Bhian. Peserta lain memperhatikan Rio, sang senior sebagai ketua Ospek ini.

"Jangan di bantu, biarkan saja. Lo sudah tahu kan. Kita jadi panitia Ospek bukan memberi belas kasihan pada junior kita. Kita harus tegas agar mereka tahu bagaimana menjadi mahasiswa yang benar." ucap Bhian tegas pada Rio.

Rio tetap berdiri diam, melihat Luna belum juga bangkit dari jatuhnya. Rio benar tidak tega, Luna seperti meringis sakit tertanam butiran pasir kecil masuk di kulit telapak tangannya. Luna bangkit dengan sisa tenaga nya untuk berlari kembali satu putaran, maka dia terbebas dari hukuman ini.

"Tapi, lo nggak kasian dia. Dua puluh putaran. Dia cewek, bhi. Bukan cowok. Lo juga cewek, seharusnya mengerti perasaan cewek juga. Kalau dia kenapa-napa. Yang bermasalah kita juga!" Terang Rio menegur Bhian.

Luna baru saja berdiri walau setengah, tapi dia harus bisa lari tinggal satu putaran lagi. Apalagi dia belum sarapan sedikit pun saat bangun terlambat. Baru saja akan untuk melangkah kaki untuk berlari lagi.

Pandangannya serasa berkunang-kunang dua bayangan, seperti getaran hebat. Sedangkan Rio masih berdebat dengan Bhian. Luna sempoyongan langsung terjatuh dari pingsannya.

Bruaakk!!!

Terdengar suara jatuh, Rio langsung menoleh ke belakang. Di lihat Luna sudah tidak sadarkan diri lagi dari dunia nya. Dia benar kehilangan nafas. Rio berlari menghampiri Luna pingsan itu. Para peserta lainnya ikut menyaksikan Luna pingsan di bopong oleh Rio langsung.

Bhian mengikuti Rio, karena dia yang bertanggung jawab atas hukuman pada Luna. Rio membaringkan tubuh Luna diatas Brankar yang memang tersedia di kampus ini. Untuk berjaga - jaga apabila ada peserta yang sakit saat mengikuti kegiatan Ospek ini.

"Apa gue bilang, dia tidak akan kuat. Lo sih, jadi cewek kok terlalu keras sesama cewek." tegur Rio sama Bhian. Bhian diam berdiri di sisi samping Luna di tangani oleh dokter khusus.

"Sorry, lo tahu selama kita jadi panitia ospek kejadian nggak sampai kayak begini kan." ucap Bhian pelan jadi merasa bersalah banget sama Luna.

"Dia tidak apa-apa, hanya terlalu lelah. Apalagi dia belum mengisi perutnya saat berlari." ucap Dokter itu.

Rio menatap Bhian seperti benar marah banget. Kalau bukan karena Bhian. Luna tidak akan pingsan seperti ini. Belum lagi luka di tangannya saja membuatnya semakin drop.

________

Luna terbangun dari pingsan nya, dia bangun merasa kepalanya sedikit sakit. Rio masuk ke dalam melihat keadaan Luna apakah sudah lebih baik. Luna baru saja ingin turun dari brankar tidurnya. Rio yang melihatnya langsung memegang Luna agar tidak terjatuh dari tempat tidurnya.
Luna terkejut seseltang memenggang nya langsung.

Rio membantunya duduk di atas brankar. Luna mengangkat sedikit kepalanya melihat siapa. Mata mereka bertemu secara lisan. Luna terpana oleh mata coklat Rio. Rio melihat wajah pucat masih jelas. Rio merasa cemas.

"Kamu itu belum terlihat baik. Jangan bangun dulu. Kalau kamu pingsan lagi, siapa yang bantu kamu masuk ke rumah sakit." tegur Rio.

"Kak senior loh yang bawa aku ke rumah sakit." ceplos Luna mengucapkan langsung pada Rio.

Suasana kembali canggung, terasa sangat aneh.. Kenapa Luna bisa mengatakan itu dari mulutnya. Padahal Rio baru kenal sekarang. Luna lagi nggak kenal siapa Rio. Yang pastinya Luna tahu yang tolongin dirinya adalah Rio. Mereka terdiam dalam keheningan.

[TAMAT]

ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang