1. Patah Hati

221 24 1
                                    

Jika semua pertemuaan berakhir dengan perpisahan lantas untuk apa pertemuan itu ada? Jika mencintai pada akhirnya patah hati lantas untuk apa cinta itu ada?

Aku tak pernah mengerti dengan semua alasan itu, mengapa takdir seolah mempermainkan.

Aku masih berdiri di deras hujan mencerna kata-kata yang telah diucapkan pria dihadapanku itu beberapa menit yang lalu.

Baju ku telah basah begitu pula baju pria yang amat aku cintai itu, Uchiha Sasuke.

"Kenapa?" Guman ku pelan namun nampaknya ia masih bisa mendengarnya.

"Kita berbeda, aku tak bisa bersama mu lagi" Jawabnya dengan ekspresi yang tak bisa aku pahami.

Tubuhku bergetar bukan karena aku merasa dingin tapi karena aku ingin menangis.

Yang dia katakan benar, aku dan dia berbeda. Aku hanya gadis biasa yang tak sepadan dengan dia yang punya segalanya.

Dia pria yang baik meskipun sangat dingin, dia kaya, tampan, cerdas dan berasal dari keluarga terpandang sedangkan aku hanya gadis miskin dan yatim piatu.

Harusnya aku sadar jika suatu saat nanti dia akan meninggalkan agar aku bisa mempersiapkan diri tapi sayangnya aku terbuai dengan segala kebahagiaan yang ia berikan.

Seharusnya aku tak mencintai nya sedalam ini agar aku bisa merelakannya bersama gadis pilihan orang tuanya.

Ya aku tahu, ia dijodohkan oleh orang tuanya dan aku mengerti itu. Orang tuanya tak mungkin setuju jika Sasuke bersamaku yang hanya akan membuat Sasuke kesusahan.

"T-tak apa, terima kasih" Aku berusaha tersenyum meskipun akan terlihat aneh di mata nya.

Sasuke menatapku sangat dalam entah apa arti dari tatapan itu sementara aku sudah mulai meneteskan air mata dan beruntungnya hujan menutupi air mata ku hingga Sasuke tak akan tahu jika aku menangis.

"Maaf" Aku mendengarnya mengumankan kata maaf dengan pelan namun tersirat perasaan bersalah disana.

Aku terdiam, seharusnya bukan kau yang minta maaf Sasuke tapi seharusnya aku. Kau tak salah sama sekali, kau sudah melakukan hal yang benar.

Aku menarik cincin yang pernah Sasuke berikan kepadaku dulu lalu meletakkan nya di telapak tangan Sasuke.

Ku genggam sejenak tangan dingin milik Sasuke yah setidaknya mungkin ini adalah kali terakhir aku bisa mengenggam tangannya.

Genggam tanganku terlepas ketika ia berlalu pergi, aku terdiam menatap punggung tegapnya yang mulai menjauh.

Aku terduduk dalam derasnya hujan sambil memegang dadaku yang berdenyut sakit menerima kenyataan bahwa hubungan ku dengan nya benar-benar berakhir.

Aku menangis, meraung bahkan berteriak di jalanan yang sepi malam itu meratapi takdir yang tak pernah berpihak kepada ku.

Lama aku terdiam disana hingga hujan benar-benar telah berhenti, aku kedinginan lantaran bajuku yang basah, aku juga dapat merasakan bahwa kantung mataku membengkak.

Aku berusaha bangkit walau kakiku terasa sangat lemas beruntung ada taksi yang lewat hingga aku bisa pulang kerumah ku yang terbilang kecil.

Setibanya disana aku segera membayar taksi tersebut lalu masuk kedalam rumahku yang masih gelap.

Ku hidupkan lampu lalu berjalan menuju kamar mandi, dan mulai membersihkan diri.

Aku duduk didekat jendela sambil menatap langit malam setelah membersihkan diri.

Hari sudah mulai larut namun nampaknya mata ku masih terjaga seolah tak lelah dan menuntut ku untuk tetap terjaga.

Sekelebat bayangan ketika Sasuke mengakhiri hubungan dengan aku pun kembali terbayang membuat aku kembali menangis pilu.

Kenapa dia begitu kejam padaku? Aku sudah kehilangan segalanya, orang tua ku telah tiada ketika aku masih bayi dan aku tinggal di panti asuhan sampai aku lulus Junior High School.

Aku menjalani hidup yang keras beruntung ada seorang nenek tua yang berbaik hati memberikan rumah kecil yang aku tempati kini kepadaku.

Aku terbiasa melakukan semuanya sendiri hingga aku mulai menutup diri, Aku masuk ke sebuah sekolah ternama berkat otak cerdas ku yah aku mendapatkan beasiswa disana.

Dan disana aku bertemu dengan dia yang terlampau sempurna, bulan ku Uchiha Sasuke.

Dia adalah satu-satunya orang yang menganggapku ada dan itu membuat ku merasa sangat bersyukur.

Awalnya bagi ku sudah cukup, bagiku dia tahu bahwa ada seseorang bernama Haruno Sakura didunia ini sudah lebih dari cukup tapi semuanya berubah ketika aku jatuh cinta padanya.

Aku menutup diriku agar ia tak tahu bahwa aku mencintainya tapi lambat laun pada akhirnya hari membahagaikan itu tiba.

Ketika kami kelas 11, Sasuke menyatakan perasaannya padaku dan memintaku untuk menjadi kekasihnya.

Hari itu aku benar-benar bahagia rasanya seperti aku ada dipuncak kebahagiaanku karena akhirnya Sasuke membalas perasaanku.

Hari-hari berikutnya kami lalui bersama-sama aku senang bersamanya, aku mulai punya teman meskipun masih menutup diri.

Namun segalanya terasa sirna dalam satu malam, malam ini ketika ia memintaku untuk mengakhiri hubungan kami yang baru berjalan satu tahun.

Aku mengerti, aku mendengar bahwa ia akan dijodohkan dengan seorang gadis bangsawan dari klan Hyuga kalau tidak salah namanya Hinata.

Ku pikir Sasuke akan bersih keras mempertahankan hubungan kami tapi nyatanya ia menyerah dan mengakhiri segalanya.

Rasanya teramat sakit, untuk apa ada pertemuan jika berakhir dengan perpisahan? Untuk apa ada cinta jika hanya akan berakhir patah hati?

Malam ini aku menangis meratapi segala yang hilang dalam hidupku.

Seharusnya Sasuke tak perlu datang dihidupku agar aku tak kembali merasakan kehilangan, tak akan ada orang yang baik-baik saja jika kehilangan orang yang ia sayangi.

Apakah aku benar-benar tak pantas untuk bahagia? mengapa setiap kali aku bahagia segalanya harus hilang?

Apakah akubpunya kesalahan dimasa lalu hingga aku harus mendapatkan hukuman berucap takdir yang sangat kejam ini?

Aku memeluk kakiku, menggelamkan kepada ku disana dengan tangis yang belum juga berhenti entah sampai kapan aku tak tahu, air mata sialan ini terus saja mengalir padahal aku sudah tak ingin menangis seperti orang bodoh.

Entahlah, aku benar-benar sudah lelah aku tak sanggup lagi. Bisakah aku pulang saja ke pangkuan tuhan? Aku benar-benar sudah tak sanggup lagi.

Rasa kantuk mulai menyerang ku membuatku mulai tertidur dengan harapan esok dan seterusnya aku tak perlu bangun lagi untuk melihat matahari atau setidaknya aku ingin untuk terus bermimpi indah dan tak pernah bangun-bangun lagi, ku rasa itu jauh lebih baik.

Lagipula siapa yang peduli padaku? yang ku punya hanyalah Sasuke namun sekarang ia juga pergi meninggalkan aku.

Teman? Aku tahu tak ada orang yang benar-benar tulus berteman denganku, aku tahu mereka semua berteman denganku hanya karena aku kekasih Sasuke dulu.

Yah pada dasarnya aku ini bukan lah siapa-siapa.

My Life [Sakura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang