"i don't want to lose you."
Started, Jeon Wonwoo - Be Yourself.
—Happy Reading—
Wonwoo's Pov
Aku menatap dirinya yang tengah bercanda ria dengan salah satu temanku, Hong Jisoo. Ku tatap dirinya yang tertawa lepas akibat candaan dari lelaki tersebut. Tak lepas juga dari tatapan matanya yang mengarah ke lelaki itu. Jujur, aku cemburu. Namun, aku tak ingin mengungkapkan rasa cemburuku itu. Entah mengapa, aku memiliki gengsi yang lebih besar mengalahkan bisikkan dari hatiku.
"(Y/n)!" ucapku sedikit berteriak. Mereka berdua pun menolehkan pandangannya ke arahku.
Ku lihat dirinya tersenyum cerah.
"Wonwoo!" panggilnya. Lalu segera berlari ke arahku dan juga di ikuti oleh Jisoo dibelakangnya.
"Apa yang kau lakukan disini dengannya?" ucapku dingin sembari menatap Jisoo dengan tajam dan dibalas dengan senyum canggung oleh seorang Jisoo.
"Tentu saja Jisoo-oppa sedang menemaniku untuk bertemu denganmu, Won," ucap (y/n) santai.
Sepertinya ia benar-benar tidak peka akan perasaanku. Apa dia tak tahu bahwa sebenarnya aku ini cemburu terhadap dirinya?
"Kenapa?" tanyaku. (Y/n) mengernyitkan dahinya tak mengerti.
"Apanya yang kenapa?" tanyanya bingung.
Aku menghela napasku dengan kasar.
'Benar-benar perempuan tak peka,' pikirku
"Ayo pergi!" ajakku. Aku menarik pergelangan tangannya.
Namun, ia menahan lenganku.
"Maaf, Won. Jisoo-oppa mengajakku untuk pergi ke pasar makanan setelah ini. Jadi, aku akan pergi bersama dengannya saja," ucapnya.
Hatiku merasa sesak begitu saja. Kenapa ia lebih memilih bersama lelaki itu ketimbang diriku yang jelas-jelas adalah kekasihnya sendiri.
Aku berusaha menutupi rasa sesak di hatiku dengan cara bersikap biasa saja.
"Ya sudah. Jadi, untuk apa kau kemari?" ucapku dingin.
Ku lihat dirinya tersenyum kecut sambil melirik-lirik Jisoo.
"Aku ingin meminta izin padamu, agar aku dan Jisoo-oppa per ...." Belum selesai ia menyelesaikan kalimatnya, aku memotong perkataannya itu.
"Ya, aku izinkan," ucapku datar. Lalu, aku pun melangkahkan kaki jenjangku keluar dari tempat ini. Percayalah, aku hanya ingin menghindari mereka yang tengah bermesra ria itu.
Aku pun sampai di mobilku. Ku buka pintu mobil itu dengan kasar. Lalu, segera ku tutup pintu mobil mewah milikku itu dengan kencang.
"Arghhh ...," teriakku. Aku mengacak-acak rambutku sehingga membuat rambut yang sudah berantakan ku buat berantakan lagi.