U.F 1

156 14 1
                                    

WARN TYPO!

F

E

E

L

.

.

.

.

.

Huang Renjun saat mendengar namanya semua orang langsung mengetahui siapa dia, seorang designer muda dengan fashion gallery Sufi's collection yang cukup terkenal di jantung kota new york. Dan memiliki beberapa cabang di beberapa negara lainnya. Galeri yang menampilkan fashion-fashion modis buatan tangan yang tak kalah bagus dari brand-brand ternama lainnya. Seperti Gucci, Versace, Balenciaga, Dior dll.

Semua orang yang melihatnya untuk pertama kali pasti akan berpikir bahwa dia adalah pria polos dan lugu yang tak mengerti banyak hal dalam tanda kutip 'bodoh', Tapi jangan salah wajah bisa menipu seperti kata pepatah.... 'don't judge the book by it's cover'.

Seperti saat ini di kamar yang temaram dia, renjun. Sedang duduk dipangkuan seorang pria yang tengah menciumnya dengan nafsu yang bergairah, sembari meremas bokongnya sesekali menampar membuatnya memekik kecil.

"Jadi, bisa kau jelaskan kemana kau beberapa hari ini junie? " Geramnya sembari menggigit dan memberi tanda pada lehernya.

"I told you L ... im mhh going to ahkk..." ucapannya terhenti karena tamparan kencang dipipi bokongnya, dia bertaruh bokongnya pasti sudah memerah apalagi saat ini dia tak mengenakan bawahan apa-apa hanya kemeja kebesaran yang menutupi bahkan tak setengah pahanya.

Na jaemin pria berdarah asli korea selatan, sebenarnya L itu nama panggilan dari nama baptisnya yaitu Elliot Na makanya dia memanggilnya hanya dengan satu huruf agar lebih diingat kata renjun. Seorang pengusaha dan ceo di H&G corp perusahaan dibidang properti dan otomotif yang sangat terkenal di new york.

"Eodi? Kau tak punya ponsel untuk menghubungiku? Kurasa aku sudah menggantinya dengan yang baru kan? Apa perlu kuhancurkan lagi? "

Mendengar itu renjun mendorong bahu jaemin, Tanpa berkata apapun walau sempat ditahan tapi dia menghempas tangan jaemin yang hendak menyentuhnya, beranjak menuju nakas disamping tempat tidurnya mengambil ponsel miliknya lalu melemparkannya pada kaca rias hadapannya hingga hancur.

Jaemin menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar, Kaca berserakan dimana-mana dan jangan lupakan ponsel yang sudah hancur sama nasibnya dengan ponsel yang minggu lalu juga dibanting, Bingung sekali dengan perangai lelaki manis dihadapannya ini, sudah hampir sebulan dia 3 kali ponselnya rusak karena dibanting dan ini adalah yang keempat.

Dia tidak masalah dengan harga ponsel itu dia bisa saja membeli sekaligus dengan perusahaan ponsel itu. (Holkay gila;)))

hanya saja, percuma jika ujung-ujungnya rusak karena dibanting, Inilah yang tidak dia sukai jika mereka berdebat pasti ada saja barang yang menjadi sasaran lemparan.

"Opss... tuan Elliot kurasa tak bisa kau hancurkan lagi dia sudah hancur " ucapnya santai melipat tangannya didada dan memandang jaemin dengan tatapan polosnya.

"Sayang aku minta maaf " ujar jaemin menuruni kasur lalu menghampiri renjun dan membawanya kembali ke ranjang hati-hati dan mengukungnya.

Membiarkan kaca teronggok dilantai besok para maid akan membersihkannya, mereka tak akan heran saat datang pasti ada saja barang yang harus mereka buang karena rusak atau membersihkan sisa-sisa pertengkaran mereka.

Unfeel Feeling (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang