Happy Reading!Sang Surya yang mulai menampakan dirinya dari arah timur. Cahaya yang bersinar mulai menggelitik mata yang terpejam. Suara yang membuatku terbangun dari tidurku, mengumpulkan nyawa yang telah kembali kedalam raga. Kutatap bagian sebelah ranjang milikku, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Seseorang yang biasanya berada disamping diriku saat tidur, sebagai pelukan tidurku, sekarang telah tiada. Kutatap lagi sekeliling kamarku, dan membuatku terpaku pada satu hal. Sebuah benda yang besar, letaknya tepat di depan ranjang menggambarkan luka hatiku. Foto prewedding diriku dengan istriku yang telah tiada. Kutatap kembali wajah manisnya yang menemaniku tiap waktu, tetapi tidak untuk masa ini.
Aku menghela napas panjang lalu menghempaskan tubuhku dari ranjang untuk menuju ke toilet. Hari baruku akan dimulai saat ini. Statusku yang sekarang telah berubah menjadi seorang 'duda' satu anak. Aku mulai mendiamkan diriku didalam bathtub, kutarik nafasku dalam dalam dengan tenang sambil menenangkan hati dan pikiranku. Tak butuh waktu lama untuk menenangkan diriku, aku pun langsung membersihkan diriku. Setelah rapi, aku mengarahkan langkahku menuju sebuah kamar berwarna soft pink, letak kamar buah hatiku yang sedang tertidur pulas di ranjangnya. Aku memperhatikan wajah malaikat kecilku yang pulas dan damai. Tak lama kemudian, suara tangisannya yang membuat tersadar atas lamunanku. Aku pun menggendong tubuh kecilnya, ku berusaha menenangkannya, tetapi nihil. Malaikat kecilku terus menangis tanpa jeda. Suara tangisan tersebut, membuat seseorang terbangun dan menghampiri kami.
"Aduh, cucu Oma udah bangun ternyata," ucap ibuku yang baru saja terbangun dari tidurnya.
"Maaf mom, jadi ganggu tidurnya," ujarku yang merasa bersalah karena telah membangunkan tidur ibuku.
"Apaan sih kamu kaya sama siapa aja, kan mommy udah bilang sayang, mommy bakal bantuin kamu ngerawat malaikat kecil ini," ujar mommy ku sambil menggendong malaikatku dan mencium pipi malaikat kecilku.
"Udah sana kamu berangkat, kamu harus bisa buktiin diri kamu ke Daddy! Semangat sayang!" Ujar mommy ku sambil sedikit teriak yang membuat malaikat kecilku menangis.
Oek..oek..
"Cup, cup, sayang, duh..cucu Oma kenapa nangis lagi huh?" Ujar mommyku kepada malaikat kecilku.
Aku pun hanya bisa menggeleng-geleng kepala karena apa sifat dan kelakuan mommy.
"Oke mom. Aku berangkat kerja ya mom," ujarku sambil mendekati mommyku, ku kecup pipi gembul malaikat kecilku dan mencium punggung telapak tangan mommyku. Aku pun melangkahkan diriku kearah pintu keluar kamar apartemen. Saat didepan pintu, tiba-tiba..
"Jangan lupa sarapan!!!" Ujar mommy ku sambil berteriak, lalu kudengar suara malaikat kecilku yang menangis kembali.
Aku hanya bisa menggeleng-geleng kepalaku kembali lalu menuju ke ruang makan.Di kantor
Disinilah tempatku bekerja yaitu Verlion Corp. Perusahaan yang dibangun tepat pada saat ku meminang istriku yang telah tiada. Perusahaan ini memang belum terkenal dan masih belum memenuhi standar nasional. Usaha-usaha bahan sandang, pangan dan papan yang dulu kecil, sekarang lumayan berkembang.
Tok tok tok
"Masuk,"
"Permisi pak, saya hanya mengingatkan bahwa siang jam 13.00 nanti akan ada meeting dengan Harunai Crop, setelah itu tidak ada jadwal yang penting," ujar sekretaris laki-laki bernama Danes Setya Budi sekretaris sekaligus kakak ipar dari istriku yang telah tiada.
"Baiklah, kau bisa keluar sekarang," ucapku kepada kakak ipar.
Beginilah kami, ditempat kerja, kami tidak bersikap sebagai atasan dan bawahan. Sedangkan ketika diluar jam kerja bersikap layaknya keluarga. Profesional dalam bekerja, itulah yang aku terapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A S H K A L A N A
Teen FictionKehidupan. Aku mengartikan kehidupan ini kejam dan sempit. Masalah dan cobaan pasti akan datang. Dimanapun aku berada, kapanpun waktunya, dan bagaimanapun keadaanku, masalah dan cobaan akan datang tanpa diundang terlebih dahulu. ...