Jalan Angker

3 0 0
                                    

Masih ingat ketika orang bilang bahwa anak kecil itu bisa melihat hantu?
Atau mungkin kamu menganggap kalau itu gurauan? Karena kadang anak kecil mengatakan hal-hal tak kasat mata seolah itu hanya bualan semata...

Ketika itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Aku tinggal dilingkungan keluarga yang mempercayai hal-hal semacam 'memanggil roh leluhur' yang sudah tentu berhubungan dengan hal mistis. Untuk apa? Kuda lumping... Dari pertunjukan tersebut, roh dari alam lain kabarnya 'panggil' untuk mengisi raga para pemain pertunjukkan, itu fenomena yang biasa disebut 'kesurupan'. Seperti pertunjukkan pada umumnya, saat kesurupan para pemain bisa melakukan hal extreme diluar kebiasaan manusia normal. Seperti memakan bara api, pecahan beling, dan lain sebagainya. Dan berlaku seperti kuda, memakan rumput...

Kala itu 17 Agustus 2005, seperti perayaan Proklamasi Kemerdekaan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini juga disemarakkan dengan berbagai macam perlombaan. Akupun turut serta... Namun nahas, ketika lomba balap karung, kakiku terkilir ketika aku hendak berbalik, jari kaki kelingkingku berdarah, alhasil aku yang masih anak-anak (pasti dan selalu) menangis histeris ketika terluka dan berdarah meskipun nggak sakit-sakit amat. Rasanya sekarang kesal sendiri jika ingat dulu aku cengeng sekali untuk hal remeh seperti itu, dasar manja. 😑

Katanya cerita hantu kok jadi curhat gini? Apa hubungannya sama hantu?

Selepas Maghrib, teman-temanku biasanya ngumpul diwarung untuk jajan atau bermain petak umpet malam-malam. Karena jaman itu belum ada smartphone, jadi kegiatan masa kecil kami lebih banyak bermain permainan tradisional diluar rumah meski sudah malam layaknya anak zaman now yang tetap main ponsel meski sudah malam.

Warung yang hendak aku tuju berada di selatan dusun, sebenarnya tidak jauh, dusun juga tidak luas, cukup melewati jalan beberapa meter saja.

Sisi mencekamnya adalah melewati jalan pinggir pekarangan kosong dan empang. Jadi jalan ini gelap... Meskipun ini jalan utama, tidak ada lampu disini. Gak ada gunanya mungkin menerangi jalan pinggir pekarangan. Toh sehabis jama'ah pulang dari Mushola sehabis Isya jarang ada yg lewat sini.

Dari rumor yg beredar, pohon asem di pekarangan ini ada penunggunya, katanya sih pocong. Mungkin bohong, soalnya itu teman-temanku yg bilang. Katanya anak kecil kan tukang bohong.

Perjalanan ke warung malam itu, aku hanya berdua dengan sodara perempuanku, dia menggandengku yang jalannya masih pincang ini, meski kepayahan aku bisa menyamai langkahnya. Kami berjalan lumayan tergesa karena takut ketika melewati pekarangan pertama tempat tumbuhnya pohon asem itu.

Lega rasanya, benarkan itu cuma bohong. Gak ada pocong tuh disana.

Tapi, kami masih harus melewati 1 pekarangan lagi.
Rasanya masih sangat panjang menembus jalan gelap tanpa penerangan ketika melewati pekarangan kedua...

Aku makin deg-degan.

Sosok itu, berdiri membelakangi kami, sosok dibungkus kain putih yang ujung atasnya dikuncung bisa terlihat cukup jelas berdiri diantara batang pisang itu. Sosoknya hanya terlihat setengah badan...

"Balik aja, yuk," mohonku sambil berbisik. Rasanya kakiku semakin sakit.
"Jangan. Aku baca Ayat Kursi. Kamu baca apa kek yang kamu bisa." Katanya.

Rasanya makin mencekam membuat kami semakin merinding. Kami rasanya kehabisan oksigen. Langkah kami rasanya sangat pelan sekali.

Sodaraku bahkan sudah membaca ayat kursi tapi sosok itu belum hilang.
Kami terus berjalan dengan langkah berat ini hingga sampai diwarung.

Alhamdulillah, rasanya seperti selamat setelah kabur dari penculik...

Kami menetralkan perasaan takut kami seolah tak ada yg terjadi dan bercengkrama dengan teman yang lain.

Setelah cukup lama, Adzan Isya berkumandang. Kami bersiap ke Mushola, melewati jalan tadi... Sodaraku memberi kode untuk tidak menceritakan hal yg kami alami tadi.

Kami masih anak-anak, jadi yang kami lakukan ketika berjalan di jalan gelap adalah berjalan berhimpitan gak ada yang mau jalan dipinggir.

Ketika melewati pekarangan itu, aku gak melihat ada sosok putih itu, semuanya benar-benar batang pohon pisang...

Jadi sosok putih tadi itu apa?
Apa tadi itu pertama kali aku melihat hantu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang