hari ini cuaca cukup bagus, namun tidak dengan keadaannya. changbin masih merasa aneh, sesuatu yang jauh dalam lubuk hatinya sakit dan kosong. hal yang cukup menyiksa karena ia pun tidak tahu penyebabnya.
changbin tiba dikelas, disambut dengan muka masam dari hyunjin yang masih marah akibat perkara kemarin sore. tetapi changbin sama sekali tidak memperdulikannya.
ia masih memiliki waktu sekitar dua puluh menit sebelum kelas dimulai. kedua lengannya ia lipat untuk menjadi tumpuan kepalanya. sementara ingatannya mengelana pada pemuda manis yang ia temui di minimarket kala itu.
bahkan hanya dengan mengingatnya saja, jantungnya kembali berdebar. otaknya menggila, hasratnya mengatakan bahwa ia ingin bertemu kembali.
namun beberapa detik setelahnya, ia menggeleng kencang. mencoba mengenyahkan segala macam pikiran aneh yang menghantuinya terus menerus.
kursi yang ia duduki berderit kencang, membuat hyunjin disampingnya terlonjak kaget.
"lo mau kemana? kelas bentar lagi mulai." tegur hyunjin ketika dilihatnya changbin berjalan menjauh dari posisinya.
"uks, gue pusing."
belum sempat hyunjin membalas, changbin berlari kecil keluar dari kelas. langkahnya kian melambat ketika ruangan tujuannya sudah berada didepan mata.
ruangan kesehatan di pagi hari akan selalu sepi. meskipun dokter penjaga baru tiba pukul sembilan, changbin tetap datang kesana untuk memulihkan diri.
tanpa melihat keadaan, ia langsung melempar tubuhnya ke salah satu ranjang yang ada disana. tertidur terlentang dengan telapak tangan yang menutupi mata, menghalanginya dari sinar lampu ruangan.
suara berisik dari ranjang sebelahnya membuat matanya yang tertutup, kini kembali terbuka. ia baru menyadari bahwa bukan hanya dia yang berada disana.
dan jantungnya kembali berdebar.
pemuda pirang itu ada disana, memandang balik changbin dengan tatapan seperti kemarin.
"h-hai," suara serak milik changbin memecah keheningan di ruangan itu.
tidak ada jawaban, dan changbin memutuskan untuk mengatakan sesuatu dari dalam pikirannya yang membuat perutnya merasa tergelitik.
"aku gak tau kamu, tapi kamu cantik. aku boleh minta id line-nya?"
efek panah eros di zaman milenial ternyata bisa semenggelikan ini. felix―yang tengah berbaring di ranjang sebelah, mengerutkan dahinya dengan pandangan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
fortress of fate ; changlix [discontinued]
Fanfictionchangbin mendapat balasan dari apa yang ia ucapkan.