Kontrak

221 61 111
                                    

-Komitmen yang baik dibentuk dengan kemauan bukan atas paksaan.

Dagunya bertumpu diatas meja komputer, matanya mengisyaratkan lelah karena belum sempat tidur sejak tadi siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dagunya bertumpu diatas meja komputer, matanya mengisyaratkan lelah karena belum sempat tidur sejak tadi siang. Abe mendapat bagian dalam hal editing film, bukan suruhan melainkan inisiatif diri. Abe betul merasa bersalah ketika tidak bisa ikut andil dalam take dua minggu terakhir.

Teman-temannya bilang, Abe ini budak cinta tingkat akut. Predikat itu bukan semata-mata tanpa alasan. Karena kalau sudah yang namanya berurusan dengan cinta, Abe nggak bakal setengah-setengah. Mbak mantan ini termasuk yang butuh perjuangan ekstra untuk didapatkan. Berawal dari Abe yang selalu kena omel sampai mulai antar jemput bahkan nongkrong bareng pun sudah dilalui.

Abe bukan tipikal yang gampang naksir cewek, meskipun dia tau yang naksir dia itu buanyak nggak keitung. Baru satu prodi, belum lagi satu UKM. Coba deh Abe dibuatkan acara take me out. Podium-podium nggak bakal ada yang kosong satupun.

Handphone Abe berdering karena panggilan masuk. Baru ingat kalau ada janji temu dengan salah satu teman SMA. Kemarin Abe mendapat tawaran project untuk jadi fotografer dari brand yang baru dibuka Dikta temannya. Yah itung-itung sambil cari tambahan pemasukan, sekalian bantu sohib bolos bareng masa SMA. Abe lantas meraih jaket, dompet serta kunci dengan gesit. Hanya lima belas menit bagi Abe untuk sampai di cafe persetujuan. Dikta telah tiba duluan duduk di salah satu meja, gayanya sudah macam bos besar yang bakal bertemu calon investor baru. Abe dan Dikta saling menyapa ala cowok pada umumnya, meskipun sama-sama satu fakultas tapi keduanya mengambil program studi yang berbeda. Abe dengan Ilmu Komunikasi dan Dikta dengan Hubungan Internasional.

Jaman SMA, Abe dan Dikta merupakan mantan patner sebagai ketua dan wakil osis. Mereka memenangkan voting karena dianggap yang memiliki kemistri paling kuat. Visi misi yang disampaikan sangat realistis dan dapat dijalankan dengan baik selama masa jabatan. Namun semenjak kuliah, Abe dan Dikta sama-sama susah dihubungi. Paling hanya bertemu dikantin atau parkiran fakuktas saja.

Dikta mulai menyalakan laptopnya. Menjelaskan pada Abe bagaimana tentang konsep yang akan digunakan. "Jadi brand gue memang pasang target buat teenagers. Gue pengen nanti konsepnya yang mencerminkan anak muda macam kita. Lo tau kan? Bebas, ekspresif, penuh ide dan lain-lain. Kira-kira lo ada masukan?"

"Menurut gue ide lo udah bagus. Kita bisa terapin dengan suasana yang santai nantinya."

"Dan untuk modelnya ada dari temen gue, cuman dia belum bisa dateng sekarang."

"Nggakpapa. Lo tentuin aja waktunya. Minggu ini gue sedikit lenggang. Mumpung editan udah hampir kelar. Lo kabarin ke gue aja kapan waktunya," Abe meneguk jus pesanannya kemudian melihat sekeliling. Letaknya yang strategis dengan kampus membuat kafe ini ramai dikunjungi mahasiswa dengan dompet minimalis macam dirinya.

*
Abe tiba dirumah pukul tujuh malam. Rumahnya masih sepi karena Ayah dan Ibunya masih ada keperluan diluar. Sedang si adik sudah pasti berada dikamar dan berkutat dengan series Netflix yang dinanti. Abe lapar, tapi terlalu malas memesan makanan. Cowok itu mengambil sebungkus mie instan kemudian memasaknya. Hening, hanya suara garpu dan pinggiran piring beradu.

Brak!

Abe hampir terjungkal karena terkejut adiknya membuka pintu kamar secara barbar.

"Bang ini mantan lo kan?!" Cowok itu menyipitkan mata karena resolusi handphone yang terlalu cerah. Sebuah postingan instagram dari yang ia kenal betul pemilik username itu. Dikta. Mata Abe membulat ketika melihat siapa yang ada disamping temannya. Betul yang dikatakan si adik. Setelah diteliti, suasana dalam foto itu mirip dengan cafe yang baru saja ia kunjungi tadi.

"Gile. Baru seminggu putus, sudah ada gandengan baru. Waduh kasian sekali ini yang disampingku masih melajang dari seminggu lalu."

Abe mencoba mengingat kalau yang disampingnya ini masih satu KK dengan dirinya, kalau tidak. Sudah Abe uleg campur terasi ditambah ikan asin enak ini.

"Jadi ceritanya ditikung sama temen sendiri nih?"

"Dikta nggak ada sangkut-pautnya sama hubungan gue. Gue aja baru tau kalau mereka saling kenal."

"Nah itu. Si teteh selalu ngelarang lo deket sama cewek lain karena pasti cemburu. Tapi lo? Pernah nggak marah kalau dia deket cowok lain. Apalagi gue perhatiin teteh emang gampang akrab sama siapapun, kan?"

Abe mendengus kasar "Gue emang pacarnya beberapa waktu lalu, tapi gue nggak berhak membatasi dia mau temenan sama siapapun selagi mereka memang orang baik. Lagian wajar aja kalau dia cemburu gue deket, nggak. Lebih tepatnya dideketin banyak cewek. Kan im original visual," katanya sambil menaik turunkan alis.

Sejak kapan mereka dekat? Lebih tepatnya sejak kapan mereka kenal?

Abe ditampar oleh realita secara tiba-tiba, lupa kalau mereka itu berada dijurusan yang sama. Tapi itu bukan urusannya sih, dan nggak seharusnya Abe memikirkan hal itu sekarang.

Ya kan?

*

diktasa

to be continued*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continued
*


Wah udah ketahuan nih siapa visualisasi mantannya Abe. Tapi dicerita ini kalian bebas kok mau pakai visualisasi siapapun senyaman kalian eheheh. Konfliknya masih jauh kok( • ̀ω•́  ).

Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu dan jangan lupa untuk senyum karna senyum adalah ibadah. apaan dah.

Kalau kepo, Yuk kenalan lebih jauh sama kisah Abe dan mbak mantan~
Vote, Komen dan jangan lupa tambahin ke library kamu supaya tau kapan aku update ♡

see ya

Adeknya Abe yang ceriwis, 16 Mei 2020

Adeknya Abe yang ceriwis, 16 Mei 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RETISALYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang