Prolog

48 13 19
                                    

Saat aku hampir menemukan arti kata rumah dengan definisi yang sempurna. Semesta bilang, kapan kamu mau pulang? Dia sudah terlalu kerepotan mengurusmu sebagai tamunya.

Semesta benar-benar tak mau berpihak kepadaku. Orang yang selama ini aku anggap rumah. Ternyata, dia hanya menganggapku seorang gadis kecil yang kehilangan tempat untuk berteduh. Dan dengan baik hatinya dia mempersilahkan diriku untuk berlindung.

Semesta berulang kali mengingatkan, aku tak akan pernah pantas untuknya. Dicintai oleh seorang pria dengan komposisi paling apik yang pernah Tuhan ciptakan adalah kemustahilan. Berulang kali juga aku menampiknya "masa bodo" yang penting aku mencintainya.

Iya, aku sadar. Aku memang tidak tau diri. Tidak tau diuntung. Sudah diberi kesempatan untuk singgah malah ingin tingal sebagai tuan rumah. Sudah mendapatkan cintanya sebagai seorang kakak, malah ingin dicintai sebagai hawa.

Bagaimana aku tidak menganggapnya sebagai rumah. Jika setiap pagi dia suguhkan sepiring kasih sayang dan segelas perhatian manis, yang mampu membuatku bertahan dari dunia yang kejam ini. Dia juga memberikanku tempat tidur paling nyaman, dengan mimpi-mimpi paling indah setiap malamnya. Yang jika bukan karenanya, aku tak pernah ingin bangun untuk menyambut hari esok.

Tapi belakangan ini aku sedikit bosan. Benar, sesuatu yang tak kunjung mendapatkan balasan memang selalu menyakitkan.

Jika wanita adalah makhluk paling perasa. Maka harusnya pria menjadi makhluk paling pengertian. Cobalah sedikit mengerti, kode-kode yang aku berikan tak serumit itu buka? Aku pikir kamu tak akan sebodoh itu. Atau mungkin kamu memang mengerti tapi kamu pura-pura tak mengerti.

Mereka benar, menaruh harap pada raga yang bernyawa namun seolah tak bernyawa itu sia-sia. Bungkamnya bibirmu cukup bagiku. Kamu tak memiliki perasaan yang sama denganku.

Saking bosannya aku berharap padamu. Akhir-akhir ini pikiranku lebih sering berlarian kesana kemari. Pertanyaannya bukan lagi apakah kamu mencintaiku atau tidak. Aku bosan menerka-nerka tentang itu. Sekarang aku lebih sering berfikir apakah ada yang mencintaiku diam-diam. Sama halnya denganku, yang menginginkan dirimu dengan mulut bungkam.

Kamu keterlaluan, jika saja kamu tau perasaanku dan kamu mengabaikannya. Untung saja aku tak memberi tahu kamu tentang itu. Iya, aku memang pengecut. Aku juga mungkin akan sedikit egois.
Aku berharap akan ada yang mencintaiku dengan tulus. Tapi di lain sisi aku hanya ingin dicintai oleh kamu. Hanya kamu. Narendra Mahameru.

Guys, terus baca kelanjutam cerita Xa_Bian ini ya. Dalam setiap episode akan ada pict quote lucu dari masing-masing karakter yang ada di cerita Xa_bian untuk kalian. Happy reading guys, semoga harimu menyenangkan 😉

Xa-Bian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang